Long time no see

95 34 0
                                    

Gue akan bertingkah sangat egois jika itu menyangkut lo

"Kalau gue mau lo selalu ada di samping gue gimana? "

Rain menghendikkan bahunya tanda tidak tahu, "Gaada yang tahu takdir. " Ucapnya pelan dan langsung menatap Hujan yang juga sedang menatap nya.

"Elusin Rain! "Titah Hujan mengalihkan pembicaraan nya dengan memegang tangan Rain dan diarahkan ke rambutnya.

Rain terkekeh melihatnya. Hujan memang sangat lucu pikirnya.

Tak terasa mereka sudah hampir menghabiskan waktu sekitar tiga jam disana dengan Hujan yang tertidur di paha Rain dan Rain bersandar di pohon tapi lama kelamaan dia ikut terlelap menyusul Hujan kealam mimpi.

"Rain baikkan ngorbanin diri Rain buat Daun? " Tanya seorang anak perempuan dengan memakai bando pink di kepalanya.

"Kamu siapa? "

"Siapapun aku yang pasti aku sangat sayang sama kamu. " Ucapnya dengan tersenyum manis dan setelah itu dia pergi melambaikan tangannya dan perlahan menghilang.

"RAINN! " Teriak Rain memanggil namanya sendiri dan hal itu sukses membangunkan Hujan dan langsung terduduk bangun.

"Lo kenapa? Sakit ? Atau apa? " Tanya Hujan berturut turut dengan wajah yang nampak khawatir.

"Gue..huhhh... Mimpi buruk. "

Hujan langsung mengelap keringat Rain dengan tangannya yang bercucuran di pelipisnya. Dia kemudiam mengusap pelan pipi Rain mencoba menenangkannya.

"Itu cuma bunga tidur Tuan puteri Hujan. " Hujan menangkup kedua pipi Rain. Dan mengecup singkat kening nya. Tapi efeknya bisa membuat seorang Rain mematung ditempatnya.

"Gue mau pulang! " Rain langsung turun meninggalkan Hujan.

"Eh tunggu Rain. Pelan pelan napa! " Susul Hujan khawatir tidak mau Rain nya kenapa kenapa.

~~~~~


Hujan Pov

Gue boleh gak sih egois? Gue mau semuanya kaya dulu lagi,  gue mau rancang sendiri alur yang gue mau.

Daun

Satu nama namun bisa membuat seseorang gutar getir di tempatnya hanya dengan melihat senyumannya yang mengalahkan para bidadari.

Gue cuma minta satu sama tuhan kembaliin dia ke gue dan gue akan sangat hati hati dalam menjaganya. Daun itu ibarat kaca yang mudah pecah jika gue pecahkan hati nya.

Dulu gue bahagia banget sama dia, tapi tiba tiba Angin muncul diantara kita dan dia dengan mudahnya langsung bisa gantiin posisi gue. Seperti namanya Angin akan membawa apapun pergi bersama nya jika dia mau. Sedangkan Hujan dia hanya mampu terjatuh dan terus jatuh.

Tapi setelah beberapa tahun. Daun muncul kembali dengan sosok yang berbeda tetapi hati dan sifatnya tetap sama seperti dulu. Rain dialah tuan putri gue sekarang.

Rain itu gampang gampang susah buat bisa diraih. Soalnya yang gue liat dia tuh gabisa milih diantara kita. Siapa yang mau dijadiin penjaga hatinya. Kadang dia bisa mesra dan perhatian banget sama Angin dan juga dia melakukan hal yang sama ke gue. Entahlah, gue masih belum memahami dia.

Rain sama Daun itu kembaran tapi dulu gue gak pernah tuh liat Rain di rumahnya apalagi fotonya. Di rumah Daun dulu cuma satu foto atau lebih tepatnya foto daun sama Ibunya tante Nara. Eh ada satu lagi lah temen bangsat gue, siapa lagi kalau bukan Bintang kampret.

Tante Nara baik banget sama gue. Bahkan saking baiknya dia manggil gue dengan sebutan calon mantu satu dan Angin calon mantu dua. Mungkin Tante Nara berniat menjodohkan kami berdua kepada sosok Rain dan Daun tentunya.

Gue gak nyangka bakal sahabatan sama si Bintang, dulu dia itu kaya es balok berjalan. Lempeng aja wajahnya gaada ekspresi sama sekali.

Tapi asli gue baru tau kalau Daun itu punya kembaran. Itu juga gue tau dari si Angin kemaren kemaren,  dia gigih banget nyari tau tentang Rain supaya dia cepat sembuh.

Tapi gue berdoa sih Rain gak cepet cepet sembuh soalnya gue mau nikmatin masa masa gue sama Daun yang tertunda dulu.

Egois kan gue?

Emang itu sifat gue yang sebenernya. Dulu gue nyesel banget punya penyakit parah dan mengharuskan gue pergi ke luar negeri untuk berobat panjang. Dan setelah gue pulang gue dapet kabar kalau Daum dan sekeluarga udah meninggal karena kecelakaan.

Gue sempet down saat iti, tapi gue bangkit karena semua itu udah takdir tuhan. Tapi yang gue pertanyakan saat ini Apakah Daun masih mencintai gue? "

Gue pengen banget nanya gitu ke Rain secara kan dia mewarisi sifat Daun banget. Kaya jiplakkan gitu tapi ini beda.

Waktu pertama liat Rain lagi nyayat tangannya tuh gue refleks aja gitu nyium dia meskipun gue merelakan first kiss gue buat dia. Lah dia mah enak kiss nya udah beberapa kali.

Gue sempet ngeri sih sama dia. Tapi semakin gue mau jauh dari dia, gue semakin mau ketemu sama dia. Meskipun sifat nya ya rada bar bar,  tapi gue bisa nerima dia apa adanya bukan ada apanya.

Dan sekarang gue kembali bersaing dengan si Angin buat dapetin hati Rain. Gue juga tau dia nyimpen rasa sama Rain. Emang ya kalo kembar bakal selalu samaan suka?

Gue gatau pasti sih, yang jelas gue sayang Rain dan sekarang gue harus dapetin dia.

DaundrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang