Perdebatan kecil

133 41 0
                                    

Cinta itu banyak varian rasanya dan waktu yang akan menentukkan sebenarnya rasa apa itu

Tin Tin

Rain langsung berlari menubruk segala sesuatu yang menghalangi jalan nya, dia sama sekali tidak mempedulikan Angin yang hanya memutar bola mata malasnya melihat Rain yang terlalu berlebihan.

Memang Angin dan Rain sudah berbaikkan sejak dari semalam mereka sesikit bertengkar tentang Rain yang tidak mengatakan apapun saat dia pergi keluar.

Flashback on

"Darimana lo? " Tanya Angin dengan ekspresi dinginnya tanpa membalikkan badannya yang terus menggonta ganti chanel televisi di hadapannya.

"Ketemu orang! "

"Siapa? "

"Kepo lo. "

Angin langsung mencengkram kuat remot di genggaman nya kemudian dia bantingkan sampai remotnya retak berantakkan.

"Gue tanya sekali lagi lo darimana? " Angin membalikkan badannya dan matanya langsung menyorot tajam masuk ke indera penglihatan Rain.

"Keluar ketemu sahabat gue. PUAS? "Rain langsung membanting kasar pintu kamarnya.

Flashback Off

Cringg

Rain menampilkan cengiran polosnya saat dengan tidak sengaja dia meletakkan susu buatan Angin yang barusaja di minumnya ke pinggir meja. Rain sudah siap menerima segala cacian yang akan dilontarkan Angin kepadanya apalagi dia yang menyiapkan semuanya.

Tetapi lain yang dilakukan Angin dia malah bergegas mengambil tangan Rain dan menanyakan keadaannya.

"Lo gapapa kan? " Tanya Angin dan langsung dibalas gelengan kuat oleh Rain.

"Lain kali hati hati. Si Bintang juga pasti nungguin lo. " Ucap Angin melepaskan tangannya.

"Iya Iya gue pergi dulu bye. Jangan lupa bereain pecahan kaca itu. " Rain berlari keluar dengan wajah berseri seri.

Angin hanya bisa menggeleng geleng kan kepalanya melihat tingkah Rain yang seperti seorang anak kecil takut ditinggalkan oleh kakak nya sendiri.

Rain menghampiri Bintang dengan tersenyum manis di bibirnya, dia membuka pintu mobilnya dan langsung memeluk lengan Bintang.

"Rara kangenn. " Ucapnya menggesek gesekkan hidung nya di baju Bintang.

Bintang hanya terkekeh mendengarnya dan setelah itu dia menjalankan mobilnya. Dia memang tidak mengetahui jika Rain tinggal seatap dengan Angin karena Rain meminta Angin untuk merahasiakan penyakitnya itu. Dia hanya tidak mau Bintang khawatir terhadapnya.

"Sekangen itu ya? " Tanya Bintang karena Rain yang tak mau melepaskan pelukan di tangannya.

Bintang senang? Jangan ditanya lagi dia sangat senang karena gadis yang dicintai nya ternyata membalas perasaan nya meakipun dia belum mengatakkan nya.

Tapi disisi lain Bintang bingung dengan hubungannya dengan Nadira dia sudah berjanji tidak akan meninggalkannya tapi apalah dayanya yang tidak tahan jika gadisnya sendiri yang datang kepadanya dan biarlah seperti ini dulu untuk saat ini mengalir seperi air.

"Iya Kangen Mbinnn. " Rain menganggukkan kepalanya berkali kali membuat Bintang gemas dan sesekali dia mengacak rambut Rain melupakan stir mobil yang harus dikendarainya.

Ckitt

Bintang menyengir kuda, dari tadi perhatiannya aibuk kearah Rain dia tidak ingin menyia nyiakan wajah cantik ini yang mirip sekali dengan seseorang yang dirindukannya.

"Mbinn hati hati. " Ucap Rain dengan lembut. Mana mungkin dia berkata kasar kepada kakak nya sendiri, bisa di cap adik durhaka dia.

"Iya iya Puteri raja ku. " Jawabnya dan setelah itu dia menjalankan kembali mobilnya.

Banyak hal yang Rain bicarakan dengan Bintang dimulai dia sangat membenci Nadira dan Bintang hanya menggelengkan kepala kecil. Dia hanya bilang Nadira itu pacarnya dan Rain adalah kesayangannya. Tentu hal itu membuat Rain sangat senang karena Nadira itu orang jahat pikirnya, entah kenapa dia sangat tidak suka dengan cewek itu.

Karena terlalu banyak berbicara sampai sampai mereka berdua tidak sadar jika sudah sampai di sekolah.

"Udah sampe Mbin. " Rain membuyarkan lamunan Bintang yang sedang menatap kagum pahatan wajah Rain.

"Eh Iya. Yuk turun. " Bintang memutari mobilnya dan membukakan pintu mobil itu untuk Rain dan banyak pasang mata yang mengidolakannnya ataupun yang menghujat Rain karena telah merebut Bintang dari Nadira.

"Silahkan Tuan Puteri! " Rain langsung menggengam erat tangan Bintang dan setelah itu mereka bergandengan tangan menuju kelas Rain.

"BINTANG! " Teriak Nadira yang barusaja datang dan terkejut melihat pacarnya bergandengan tangan dengan musuhnya kemarin.

Bintang melepaskan genggaman tangannya dari Rain dan tersenyum manis kearah Nadira. Rain hanya mendengus kesal karena niatnya ingin menjauhkan Bintang dari cewek jahat itu. Rain menyebutnya cewek jahat!  Lalu apa bedanya dengan dia saat ini.

"Hehh Jalang ngapain lo godain pacar gue. " Nadira menjambak kasar rambut Rain yang terurai panjang.

Rain tak mau kalah dia menghempaskan tangan Nadira sehingga membuat tubuhnya oleng ke belakang.

"Nad lo apa apaan sih? " Tanya Bintang dengan malas dan langsung mendekap erat tubuh Rain.

"Lo yang apa apaan! "

"GUE PACAR LO! " Bentaknya mentap tajam Rain yang sedang memeletkan lidahnya. Dia benci dengan tatapan Rain yang terlihat mengejek nya itu.

"Mbin. Rara mau ke kelas. " Bisiknya dan langsung diangguki oleh Bintang.

Tanpa mengatakkan sepatah kata pun Bintang langsung membawa atau lebih tepatnya mengantarkan Rain sampai ke bangkunya dengan selamat tanpa mempedulikan Nadira yang akan mengelurakan cauran bening di matanya.

"Lo harus percaya sama dia. "Angin yang barusaja datang dan menyaksikkan itu semua langsung menghampiri Nadira menepuknya pelan dan setelah itu memasuki kelasnya diikuti semua siswa yang sebagian tadi ikut menyaksikkan kejadian tadi.

"Lo juga sekarang dukung hubungan mereka?" Tanya Nadira yang berhasil membuat Angin diam di tempatnya.

"Lo gatau sebenarnya hubungan apa yang ada diantara mereka! " Dan setelah itu Angin langsung menghampiri Rain dan Bintang.




DaundrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang