"Aku tidak akan menyakitimu, Ella. Percayalah padaku. Tuanmu."
"Tuan Roy ..." Ella mengiggau dalam tidur. Ella terus mengucapkan nama pria itu sampai suara ramai bercampur bising sebuah lagu pengantar pernikahan datang memecah mimpi.
Ella terbangun dalam kondisi tubuh lemah. Bahkan saat Ella menggerakkan kedua kaki, tiba-tiba rasa perih di area kewanitaannya datang menyerang. Pakaian yang entah bagaimana telah tertanggal seluruh dari tubuhnya. Jari jemari terus meraba ke samping ranjang namun ia tidak menemukan sosok lain selain dirinya sendiri.
Tuan Roy?
Ella berusaha bangun, namun rasa sakit di kepala telah menahan keinginannya untuk bangkit.
"Ngghh ... sakit ..."
Ella memijat pelipis. Mengerjapkan kedua matanya dalam usaha untuk menyesuaikan sinar matahari dengan retina matanya yang baru setengah terbuka.
Ella melihat ke arah jam dinding yang telah menunjukkan pukul delapan pagi.
'Jam 8! Tidak! Bu Tari dan Nyonya pasti marah!'
Ella buru-buru turun dari atas tempat tidur, membiarkan rasa sakit di area intimnya untuk terus berdiri. Ella mencoba memusatkan indera penglihatannya untuk mencari pakaiannya, dan Ella tidak terkejut lagi saat tahu bahwa pakaiannya jatuh layu di bawah sofa.
Ella memungut pakaiannya dengan sedih. Ella tiba-tiba teringat bagaimana pergulatannya dengan Tuan Roy tadi malam.
Tuannya terlalu terburu-buru, memaksa Ella yang belum sepenuhnya siap apalagi terangsang untuk menerima perlakuan keras di area intimnya. Walaupun ini bukan yang pertama kali baginya, tapi Ella masih merasa sakit ketika percintaan itu terjadi.
"Lupakan, Ella! Kamu harus bekerja!" Ella mencoba menyemangati diri sendiri, namun usahanya sia-sia begitu ingat bahwa hari ini adalah hari penting majikannya.
Wajah sedih Ella semakin diselimuti kabut gelap. Hari ini adalah hari pernikahan Tuan-nya.
"Apa yang harus Ella lakukan?" Ella menundukkan kepala. Kedua tangannya mengusap sedih janin di dalam perutnya.
***
Jena tersenyum melihat hasil karya Sania di wajahnya. Riasan pengantin dari wanita itu benar-benar membuat Jena terlihat begitu cantik dan anggun. Perpaduan yang cukup sempurna untuk penampilannya yang dalam beberapa jam lagi akan berubah status menjadi seorang istri. Istri sah dari Roy.
'Roy tidak akan berpaling dariku! Lihat saja!'—Jena membatin dalam hati dengan kepercayaan diri penuh.
"Tari! Lihat! Aku sangat cantik kan?" Pujinya sombong kepada sang kepala pelayan yang sejak tadi hanya menundukkan kepala.
Melihat keterdiaman Tari membuat kening Jena terlipat, "Kamu dengar tidak sih waktu aku ngomong?!"
Tidak mendapat respon dari Tari, membuat Jena naik darah, "Hei! Kamu tuli? Aku memintamu kesini untuk mendengar pendapatmu tentang hasil karya Sania di wajahku, pembantu sialan!" Nilai kesopanannya luntur ketika kalimat bernada kasar itu keluar dari mulut Jena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Majikan (21+) / END | Repost
RomanceBlurb Novel Romantis (21+), DEWASA. Kisah perjuangan gadis cantik yatim piatu (16 tahun) yang harus melayani nafsu majikannya. Inilah kisahnya ....