10. Malam Pertama (18+)

256K 5.4K 99
                                    

"Aku akan tanggung jawab, Ella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan tanggung jawab, Ella. Jadi percayalah padaku."

Ucapan Tuan Roy terus berputar bagai video yang tersimpan rapi di kepala seorang gadis yang tengah bersembunyi di belakang barisan para tamu undangan berpakaian mewah.

Ella tidak pernah membayangkan bahwa ia akan berdiri dan menyaksikan pernikahan sang majikan.

Kedua kaki selangkah lebih dekat dari posisi seharusnya. Ella mengabaikan teriakan yang menggaung kencang, memintanya agar segera pergi meninggalkan tempat sakral itu.

Ella, pergi! Pergi!

Ella tidak bisa pergi. Kakinya berjalan semakin dekat, seolah ada sebuah magnet yang memaksa tubuhnya untuk terus mendekat kepadanya.

"Tuan Roy ..." Ella bergumam kecil. Dipandanginya dengan sedih punggung pria yang telah memberikan kehidupan lain di rahimnya.

Ella melihat tangan Tuan Roy dijabat mantap oleh pria paruh baya yang tak lain adalah ayah kandung Nona Jena.

Dalam hati Ella berdoa kalimat ijab itu tidak dibalas serupa oleh Tuan-nya. Ella berharap semua yang ia saksikan saat ini hanya mimpi ... Ya itu adalah harapannya.

Namun harapan itu pergi dan mengkhianatinya dengan begitu kejam.

Ella merasa jantungnya berhenti dalam sepersekian detik ketika kalimat itu keluar dengan begitu jelas dari mulut Roy.

DEG!

"Saya terima nikah dan kawinnya Jena Marlin binti Jaya Adyaksa Marlin dengan maskawinnya tersebut tunai."
Rasa sakit yang teramat besar itu tiba-tiba datang menghantam hati Ella. Darah telah menghilang dari wajahnya yang kini berubah pucat. Ucapan bernada optimis milik Roy membuat Ella bungkam. Kakinya tiba-tiba terasa kebas untuk melangkah.

"Lihat kan? Kamu tidak sebanding dengan Nona Jena. Kamu itu hanya pembantu, Ella! Pembantu!"
Ella terkesiap mendengar suara bernada hina yang dialamatkan kepadanya.

Tari menarik lengan siku Ella dan mencengkramnya kuat. Matanya menatap rendah pada Ella, seolah Ella hanyalah gadis rendah tidak bernilai di matanya.

"Inilah yang terjadi pada gadis tidak tahu diri sepertimu." Tari menghina Ella tanpa mempedulikan bagaimana perasaannya saat ini. Wanita paruh baya yang telah Ella anggap sebagai walinya itu bahkan tak sedikitpun memikirkannya. Wanita itu selalu membencinya.

"Ibu ..." hari ini Ella benar-benar membutuhkan seseorang sebagai tempat bersandar dan tempat berlindung untuknya.

"Ibu? Aku bukan ibumu, Ella! Aku mengadopsimu karena Tuan sendiri yang memintaku untuk melakukan itu." Tari berkata dingin kepada Ella.

"Setelah ini, siap-siaplah untuk angkat kaki dari rumah ini." Tari menertawai ketidakberdayaan Ella. Tanpa rasa simpati, wanita itu mendorong tubuh mungil Ella hingga menabrak dinding.

Cinta Sang Majikan (21+) / END | RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang