6 tahun kemudian ...
Dua pria beda usia berdiri diam di depan sebuah kelab malam. Sesaat mereka saling bertukar pandang karena kehadiran mereka di tempat hiburan itu adalah menemui seorang pria cukup berpengaruh di Ibukota.
"Menurut Anda, kenapa pria itu ingin bertemu dengan kita?" Pria dengan perawakan lebih muda tampak ragu untuk masuk ke dalam Kelab Malam.
"Aku juga tidak tahu, Don." Pria kedua membalas dengan nada yang kurang lebih sama.
"Tuanku sudah menunggu kalian." Sosok lain datang menyambut. Pria paruh baya berwajah ramah meminta dua pria itu untuk segera masuk.
Mereka kembali bertukar pandang, gelisah. Dengan sedikit menelan saliva yang bersarang di tenggorokan, mereka akhirnya mengikuti langkah kecil pria itu.
Alunan musik keras menyambut dan memekakkan telinga mereka. Aroma alkohol menguar kuat sampai ke indera penciuman. Di setiap sudut berdiri beberapa pria berpakaian hitam, misterius. Ketika melewati salah satu dari mereka, tampak sekali bahwa mereka adalah bawahan dari pria tua yang tengah memandu jalan.
"Tenang, Don." Bisik Fatih seraya menyenggol lengan Doni yang terus saja menyentuh senjata tersembunyi.
"Hanya berjaga-jaga." Doni menyelipkan kembali pistolnya ke balik kemeja sambil mendengus.
Mereka terus berjalan dan mengabaikan liarnya kehidupan di Kelab Malam. Langkah mereka memelan begitu mencapai koridor remang. Mereka baru berhenti setelah menemukan sebuah pintu paling besar yang berada di sudut, bertuliskan 'VVIP Room'.
Pria tua itu kemudian membuka pintu dan mereka terkejut dengan apa yang telah menyambut mata. Ruangan yang begitu luas hanya diisi satu pria yang tengah duduk bagai Raja. Siluet tegap sosok itu menjadi pemandangan tak biasa bagi dua pria itu.
Roy Aditama Wicaksono. Seorang pria dengan tatanan rambut elegan. Sisi maskulin terlihat dari cara duduknya yang dominan. Jemari tangan pria itu tampak asik dengan gelas berisikan alkohol dan sebongkah es padat. Badannya yang bidang tampak jelas dari balik kemeja yang pria itu pakai. Begitu sempurna di mata Fatih dan Doni yang masih setia berdiri di depan pintu.
"Silahkan duduk." Suara berat itu lebih terdengar sebagai perintah daripada ajakan halus.
Mereka akhirnya duduk dengan posisi saling berhadapan. Tidak ada suara selain mata yang saling bertukar pandang satu sama lain, yaitu menatap lurus pada pria dengan ketampanan bak malaikat itu.
Roy Aditama Wicaksono, 32 tahun, pengusaha sukses, begitulah yang Fatih dan Doni tahu tentang pria itu.
"Untuk apa Anda ingin bertemu dengan kami." Fatih, kepala kepolisian cabang Jakarta Pusat memecah sunyi dengan bertanya langsung kepadanya.
Roy menghentikan permainan tangan. Aura dominannya kembali menguasai ruangan hanya dengan tatapan matanya yang tajam. Mata pria itu berkilat dalam kegelapan, membuat Fatih gugup.
"Seperti rumor yang pernah aku dengar, Anda memang tidak pernah basa basi." Roy tersenyum, namun tatapan matanya bertolak belakang dengan apa yang ditampilkan oleh wajahnya.
"Daripada membicarakan topik yang tidak berguna, bukankah lebih baik langsung pada poin penting dari pertemuan ini."
Roy tertawa, membuat suasana menjadi lebih tegang dari sebelumnya. Tawanya baru terhenti saat Fatih dan Doni saling bertukar pandang, cemas.
"Aku ingin kalian melakukan sesuatu untukku."
"Aku tidak paham dengan maksud Anda." Fatih kembali mempertanyakan maksud Roy.
Roy tersenyum tipis, membuat Fatih terlena untuk sesaat.
"Kalian tidak perlu memahaminya. Cukup lakukan perintahku." Roy menjentikkan jari tangannya pada Saka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Majikan (21+) / END | Repost
RomanceBlurb Novel Romantis (21+), DEWASA. Kisah perjuangan gadis cantik yatim piatu (16 tahun) yang harus melayani nafsu majikannya. Inilah kisahnya ....