26. Dimana Putraku?!

151K 4.7K 372
                                    

Ella keluar dari dalam kamar Roy dengan langkah yang nyaris berlari dan telanjang kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ella keluar dari dalam kamar Roy dengan langkah yang nyaris berlari dan telanjang kaki. Ella lupa memakai high heels pemberian Abraham.

Abraham?! Ini semua salah Abraham! Abraham telah memberikan minuman yang membuat Ella merasa sakit dan kehilangan kesadarannya.

"Minumlah. Ini minuman khas pesta, Ella."

Kenapa Abraham melakukan ini? Apa semua ini telah direncanakan oleh Abraham?

Ella berjalan kalut dan akhirnya sampai juga di depan pintu apartemen. Ella terkejut dengan kondisi pintu yang setengah terbuka. Suara tangis tersedu milik Vero menjadi satu-satunya yang menyambut kedatangannya.

Ella membuka pintu. Matanya langsung menatap jatuh pada Vero yang tengah menangis ketakutan di hadapan Abraham. Kedua bahu mungilnya dipegang oleh pria berumur 30 tahun itu. Abraham?

Ella berlari dan mendorong tubuh Abraham agar menjauhi putranya.

"APA YANG KAMU LAKUKAN PADA PUTRAKU!" Ella menjerit dengan air mata yang tanpa sadar ikut berlinang.
Abraham terkejut dengan kedatangan Ella, "Ella kamu salah paham, aku hanya—"

"PERGI!" Ella mendorong tubuh Abraham hingga keluar dari pintu apartemennya, diikuti oleh Nila dibelakangnya.

"Ella ... aku bisa menjelaskan semuanya ..." Abraham mencoba mencari alasan namun yang ada hanya kebuntuan di kepala, "Vero terus saja menangis, dan aku ..."

PLAK—Ella menampar pipi Abraham.
"AKU PIKIR KAMU BERBEDA, TAPI TERNYATA KAMU LEBIH BURUK DARI MEREKA! KAMU MEMBERIKAN MINUMAN ASING ITU AGAR KAMU BISA MEMPERKOSAKU?!" Ella mengeluarkan jerit kecewa kepada Abraham.

Mulut Abraham tiba-tiba terkunci. Abraham terdiam dan itu sudah cukup menjadi jawaban untuk Ella.

"Bajingan!" Ella membanting pintu tepat di hadapan Abraham berdiri, lalu menguncinya dari dalam.

TOK! TOK! TOK!

"Buka pintunya, Ella!"

"Aku tidak akan pergi, Ella! Ini adalah apartemenku!" Abraham mencoba mendobrak pintu apartemen Ella.

TOK! TOK! TOK!

"Ella!"

"Bunda ..." Vero berlari menghampiri Ella yang masih berdiri mematung di depan pintu.

Ella memutar tubuh. Matanya kembali berkaca-kaca saat tubuh kecil Vero memeluknya dari belakang. Ella duduk berjongkok di hadapan Vero, lalu membalasnya dengan pelukan serupa namun lebih erat.

"Kita akan pergi jauh dari tempat ini, Sayang." Ella menciumi puncak kepala Vero dengan kasih sayang yang berkali-kali lipat lebih besar.

"Vello nggak mau pisah sama Bunda ..." Vero mengalungkan kedua tangan ke leher Ella. Membiarkan tangis ketakutan yang bercampur lega membanjiri bahu Ella.

"Tidak akan ada yang bisa memisahkan Vero dari Bunda. Tidak ada." Janji Ella dengan isakan yang sama.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Masih dengan pakaian yang sama sewaktu pesta, Ella mengepak seluruh pakaian Vero ke dalam koper.

"Bunda, apa kita akan pelgi (pergi) jauh?" Tanya Vero.

Ella menghentikan aktivitasnya dan menengok ke belakang agar dapat melihat wajah tampan Vero, "Kita akan pergi ke tempat yang jauh dari orang-orang jahat, Sayang."

"Apa disana Vello bisa sembuh, Bunda?" Tanya Vero sekali lagi.
Ella merasakan hantaman kecil pada Jantungnya.

"Veronya Bunda pasti sembuh." Ella mencium pipi chubby Vero dan dibalas serupa oleh Vero dengan mencium pipi kanan milik Ella.

Setelah itu Vero mundur dan kembali duduk tenang di sofa, menemani Ella yang tengah sibuk mengepak barang-barangnya. Di sela-sela kesibukan itu, tiba-tiba bel berbunyi.

Ting Tong!

Satu hingga tiga kali lebih bunyi bel diabaikan oleh Ella, namun tidak dengan suara bel kali ini.

Ella melihat ke lubang kecil pada pintu dan melihat salah satu petugas kebersihan yang biasa memberikan pelayanan untuknya-lah yang telah membunyikan bel itu.

Ella membuka pintu, "Ratna?"

"Maaf ..." Satu kata maaf itu membuat Ella bingung.

"Kenapa kamu minta maaf?"

"Tuan ..." Mata Ratna tiba-tiba jatuh ke sisi kanan pintu, dan Ella mengikuti arah tatapan mata Ratna dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Saat matanya jatuh di tempat itu, yang Ella lihat adalah pria yang telah membawa derita di hidupnya tengah berdiri disana.

Ella buru-buru mundur dan berniat untuk menutup pintunya lagi, tetapi semuanya terlambat.

Roy menahan pintu dengan satu kaki lalu memberikan uang tips kepada Ratna, "Pergilah."

"Terima kasih, Tuan." Ratna kemudian berlari meninggalkan Ella yang tengah berjuang untuk menutup pintunya, namun berakhir dengan sia-sia.

Roy mendorong pintunya dengan tenaga penuh sampai Ella terdorong ke belakang.

"Ka-kamu mau apa?!" Ella mundur sampai di depan pintu kamar milik Vero. Tubuh Ella gemetar seolah terguncang ketika Roy berhasil menutup pintu dan menguasai seluruh ruangan.

Roy hanya diam dan mengedarkan mata ke seluruh sudut ruangan. Tatapannya kemudian jatuh pada pintu kamar yang saat ini coba ditutupi oleh Ella.

"Dimana anak itu?" Tanpa seulas senyum, Roy bertanya kepada Ella.

"A-anak? Apa maksudmu?" Tubuh Ella gemetar hebat.

Roy melangkah lebih dekat dengan aura gelap yang mengancam, "Sekali lagi aku bertanya, dimana anak itu?"

"Aku tidak mengerti—"

BRAK!—Roy menendang lemari kayu yang berada di samping Ella berdiri.
"DIMANA PUTRAKU?!" Bentakan Roy membuat Ella jatuh ke lantai dan menangis.

Sikap kasar Roy membuat Ella takut.

-----

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Sang Majikan (21+) / END | RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang