6. Ella yang Penurut

191K 4.8K 84
                                    

-Ruang Periksa, Rumah Sakit-

"Tuan, jangan pergi!" Ella menolak melepaskan tangan Roy.

"Aku tidak akan pergi, aku hanya akan menunggumu di luar, Ella." Roy mengusap ringan puncak kepala Ella.

"Tidak mau ... hiks ..." Ella kembali menangis dan kali ini berhasil menarik perhatian dokter Santi yang tengah sibuk menyiapkan peralatan medis.

"Tuan boleh menunggunya disini. Kebutuhan psikologis di usianya yang masih dibawah umur menjadi perhatian utama untuknya saat ini." Santi tersenyum lembut kepada Ella.

Hampir satu jam Santi memeriksa kondisi Ella, sebelum akhirnya desah kecil wanita berusia tiga puluh tahun itu keluar.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Roy.

"Dia positif hamil." Jawab Santi seraya menatap iba pada Ella.

Roy mengerang sambil memijat pelipis. Ella yang dari tadi diam hanya memainkan jari tangan dengan gugup. Ada rasa takut saat Ella melihat wajah tidak senang dari Tuannya.

"Turun." Roy kemudian membalas tatapan takut Ella dengan memerintahkannya turun dari atas ranjang periksa.

Ella patuh mengikuti perintah. Saat kedua kaki berhasil menjejak lantai tiba-tiba Ella kehilangan keseimbangan tubuh. Roy meraih pergelangan tangan Ella dan menariknya kuat meninggalkan ruangan, tetapi sebelum benar-benar pergi, Santi memberikan saran medisnya kepada Roy.

"Tunggu, Tuan!" Santi menahan langkah Roy.

"Apa?" Sikap dingin Roy membuat Ella semakin dilanda rasa takut.

"Gadis kecil ini membutuhkan gizi yang sempurna. Aku lihat hemoglobinnya sangat rendah. Jika itu terus terjadi, gadis ini bisa keguguran dan fatalnya adalah nyawa yang akan menjadi taruhannya." Ucapan Santi membuat kening Roy terlipat semakin dalam.

Roy baru angkat kaki setelah tidak ada topik yang perlu dibicarakan lagi.
Sesampainya di dalam mobil, tidak ada satupun suara yang keluar. Roy memakaikan sabuk pengaman untuk Ella dengan aura asing yang mendominasi wajah tampannya saat ini.

Roy begitu serius dan terlihat menakutkan di mata Ella. Bahkan saat ciuman itu datang di bibirnya, Ella hanya bisa meremas ujung roknya dengan kuat tanpa berani membalas ciuman itu.

"Apa Jena tahu tentang kehamilanmu?" Tanya Roy seraya menjepit dagu Ella.

"I-iya ..." Ella memangguk kecil. Ella ingat dengan ancaman dari Jena, termasuk perlakuan kasar wanita itu kepadanya.

Jawaban Ella bersamaan dengan masuknya pesan teks di ponsel Roy.
Roy tidak terkejut lagi dengan isi pesan itu.

Dari : Jena
'Kamu ada dimana, Sayang? Ibu dan kakakmu baru saja tiba dari Singapura. Mereka ingin melihat persiapan pernikahan kita untuk esok hari.'

Setelah membaca isi pesan itu, Roy melempar ponselnya di jok belakang. Roy menghidupkan mesin dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Roy untuk sampai di rumah mewah yang berada di kawasan Ibukota.

"Ibu dan kakakku sudah pulang. Jika aku tidak ada, jangan sekali-kali melakukan kontak langsung dengan mereka, mengerti?" Perintah Roy dibalas dengan kepatuhan Ella.

Setelah itu Roy keluar dari dalam mobil, diikuti oleh Ella yang berlari kecil di belakang, takut tertinggal dari Tuannya, "Tuan ..."

"Kamu tidak perlu berlari, aku tidak akan meninggalkanmu, Ella." Roy memperingatkan Ella karena kondisi Ella yang tengah hamil muda.

Ella otomatis menunduk seraya mengusap perutnya yang masih rata. Saat itulah Ella merasakan kecupan hangat di puncak kepalanya, "Cukup turuti Tuanmu, maka semuanya akan baik-baik saja, Ella."

Ella menengadahkan kepala dan tersenyum lega saat mendengar nada suara Tuannya telah kembali lembut.

"Kita masuk." Roy masuk lebih dulu, lalu dibuntuti oleh Ella di belakangnya.

Sesampainya di ruang keluarga, seperti yang telah diduga oleh Roy sebelumnya, ia melihat seorang wanita paruh baya duduk anggun di sofa kulit. Kecantikannya tampak begitu abadi. Tidak ada yang menyangka bahwa usia wanita itu telah menginjak setengah abad. Lalu disampingnya ada Jena yang tampak serius dengan topik yang baru saja dibicarakan. Di samping kiri Jena duduk seorang pria yang tahun ini genap berusia 28 tahun. Cukup mencolok karena perawakannya yang berbeda dari keluarga Wicaksono.

Mereka tiba-tiba terdiam setelah Roy datang. Kehadiran Ella di belakang tubuh Roy menjadi daya tarik utama dua wanita yang tengah berbincang serius. Termasuk seorang pria dengan rokok yang terselip di sudut bibir, tampak menikmati kecantikan Ella.

"Tidak ingin memeluk Ibumu, Roy?" Wanita itu bangkit dari duduk dan berjalan menghampiri Roy. Lalu dipeluknya tubuh sang putra dengan cara yang tidak biasa.

Sofia Alegria Volda, wanita berdarah Singapura - Inggris itu memiliki fisik dan kecantikan yang unik. Sekali melihat siapapun akan bersimpati padanya. Hal itu terbukti pada Rodi Aditama Wicaksono, yang langsung jatuh hati kepadanya, dan berakhir dengan menjadikannya sebagai istri. Bahkan tiga puluh persen saham dari keluarga Wicaksono dipegang sepenuhnya oleh wanita itu. Perbandingan yang sama dengan jumlah saham yang dimiliki oleh Roy saat ini.

Satu lagi .... dari Sofia pulalah, Roy mendapatkan fisik sempurna. Tampan dengan kharisma yang membuat semua orang tunduk dan bersimpati kepadanya.

"Adikku semakin tampan saja." Toni, kakak sulung Roy ikut berdiri dan menghampirinya.

Berbeda dengan Roy, fisik Toni didapat dari sang ayah, Rodi. Berkulit sawo matang dengan tinggi yang hampir menyamai tinggi Roy, 184 cm, hanya lebih pendek tujuh centi dari tinggi Roy yang memang memiliki tubuh jangkung, 191 cm.

"Ah, siapa gadis kecil ini?" Toni yang sejak semula lebih tertarik dengan Ella, kemudian berjalan ke arahnya. Saat tangannya terulur hendak menyentuh bahu Ella, tangan lain datang mencegah.

"Ella Sabrina." Roy tersenyum seraya mencengkram pergelangan tangan milik Toni. Senyumnya begitu kontras dengan intensitas cengkramannya yang begitu kuat, sampai kakak beradik itu saling menatap satu sama lain dengan misterius.

----

⚠ Akun lain kami di Wattpad :ErikaDewiPringgoRandomRay_Edo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠ Akun lain kami di Wattpad :
ErikaDewiPringgo
RandomRay_Edo

-------

Usia cast .... :

Ella, 16 tahun ....
Roy, 26 tahun ....
Toni, 28 tahun ...
Jena, 20 tahun ...
Sofia, 50 tahun ....
Tari, 38 tahun ....

Cinta Sang Majikan (21+) / END | RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang