38. Tangis Seorang Ibu

88.6K 1.4K 59
                                    

Versi wattpad beda dengan versi cetak ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Versi wattpad beda dengan versi cetak ya

###

Ella berjalan dengan kedua tangan memeluk dompet milik Roy. Jantungnya berdebar kala jarak mereka hanya terpaut sekian senti.

"Dua permen kapas lima puluh ribu, Tuan." Kata si pedagang sambil menyodorkan dua permen kapas berukuran medium kepada Roy.

"Sebentar," Roy merogoh saku celana, dan terkejut saat mendapati dompetnya hilang.

"Sial." Roy memijat pelipis. Saat memutar badan, mulutnya tampak setengah membuka mendapati Ella berdiri di belakangnya, "Ella?"

Ella menggigit bibir. Ella tidak bisa menghindari tatapan Roy. Suaranya hilang, bersamaan dengan kemampuan verbalnya untuk berbicara tiba-tiba melemah.

Ada apa denganmu, Ella? Hanya karena Roy menyimpan fotomu, bukan berarti pria itu mencintaimu! Roy adalah pria yang jahat! Ingat itu, Ella! Ingat!—pikiran Ella tiba-tiba dipenuhi oleh hal buruk.

"Ada apa, Ella?" Roy menatap Ella tepat dimatanya. Saat kedua tangan Roy mencoba menyentuh bahunya, Ella menepis dan menghindari sentuhan itu.

"Do-dompetmu terjatuh."

Roy mengerutkan kening. Otot-otot mukanya mulai tegang seperti siap ingin melontarkan sesuatu. Namun, setelah sekian lama, tetap tidak ada sepatah kata yang keluar.

Roy menyambut dompet yang diberikan Ella kepadanya. Lagi-lagi tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka sampai Ella memutar tubuh, berniat pergi. Roy meraih pergelangan tangan Ella, dan membawanya dalam genggaman penuh.

"Lepaskan tanganku." Roy mengabaikan keinginan Ella dan berbalik arah menatap si penjual permen. Roy memberikan satu lembar uang warna biru kepadanya.

"Roy! Lepaskan tanganku!" Dada Ella naik turun menahan emosi ketika Roy tidak ada niatan untuk melepas tangannya.

Roy memutar tubuhnya untuk menatap Ella sekali lagi. Sorot matanya dipenuhi oleh kerinduan yang mendalam terhadap sosok kekasih yang telah bersemayam di hatinya.

"Apa yang harus kulakukan agar kamu bisa kembali seperti Ellaku yang dulu lagi?" Roy bertanya tulus. Sorot matanya memburu Ella ke dasar hatinya yang terdalam.

Ella tidak bisa bernafas. Kedua mata mereka terlanjur beradu, dan Ella tidak bisa menghindari tatapan mata itu.
Ella mengepalkan tangan, berharap hatinya tak lagi goyah, "Pergi dari hidupku."

"Ella," Roy berusaha menyela, tetapi Ella tidak memberi kesempatan untuk itu. Ella takut dengan perasaannya. Ella takut untuk luluh dan kembali sakit hati untuk kesekian kali.

"Pergilah dari hidupku dan Vero. Pergilah selama-lamanya, dengan begitu aku bisa kembali seperti Ella yang dulu, hidup damai dan bahagia." Suaranya bergetar. Ella tidak bermaksud mengatakan hal itu. Sungguh. Matanya memanas, berkaca-kaca saat Roy tiba-tiba melepas genggamannya.

Cinta Sang Majikan (21+) / END | RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang