21. Pertemuan yang Menakutkan

215K 4.4K 258
                                    

"Ella?"

Ella mematung mendengar suara khas seseorang di telinganya. Suara yang selama bertahun-tahun lalu telah membuat hidupnya dalam kubangan derita.

"Ella, kamukah itu?" Suara yang diikuti oleh derap langkah kaki itu terdengar semakin dekat menuju ke arahnya.

Tidak! Ella tidak mau melihatnya lagi!—Ella mencengkeram roknya erat.

"Tu-tuan salah orang." kepanikan Ella telah menghilangkan kesabarannya.

Ella bangkit dari posisi berlutut lalu berlari dengan kepala tertunduk, menyembunyikan wajah.

"Tunggu!" Ella mengabaikan panggilan bernada perintah dibelakang dengan mempercepat langkah kaki.

Ella menuruni tangga dengan harapan bahwa pria itu akan menyerah untuk mengejar. Namun harapannya pupus begitu kakinya berhasil menapak jatuh di koridor lengang.

"Aku bilang, tunggu!" Pria itu berhasil meraih lengan siku Ella. Lalu diputarnya tubuh Ella agar berhadapan langsung dengannya.

Ella mempererat cengkraman pada roknya. Hanya itulah satu-satunya yang dapat menghentikan getaran pada tubuhnya saat tatapan tajam sang mantan majikan tertuju penuh ke arahnya.

"Ella?" Cengkraman Roy di lengan Ella berubah longgar, lalu berganti dengan pelukan yang membuat jantung Ella berdebar sekian kali lebih kencang dari sebelumnya, "Akhirnya aku menemukanmu."

Ella diam terpaku menerima pelukan Roy.

"Aku tahu kamu masih hidup, Ella." Roy mengeratkan pelukannya dengan mengusap rambut dan punggung Ella. Bibirnya terus mengeluarkan bisikan lirih bernada posesif dan kasih di telinganya.

Ella yang dalam beberapa detik larut dan tenggelam dalam pelukan dan sikap hangat bertabur rindu dari Roy, tiba-tiba meronta begitu bibir Roy siap melayang di bibirnya.

"Tu-an salah!" Ella mendorong dada Roy agar menjauh, "Saya bukan Ella!"

Ella memberanikan diri untuk menatap langsung iris mata warna hitam milik Roy, lalu menaikan dagunya ke atas dengan sedikit keangkuhan pada sinar mata.

Ella meremas roknya lebih kuat. Penampilan tuannya begitu berbeda dari enam tahun yang lalu. Walaupun Roy hanya mengenakan kaos yang diselimuti jaket warna abu-abu dan celana warna gelap, namun anehnya pakaian yang Roy kenakan malam ini jatuh dengan sempurna pada tubuhnya yang bidang. Entah bagaimana, Tuannya kelihatan jauh lebih tinggi dan besar daripada dulu. Potongan rambutnya pun terlihat lebih dewasa dari yang dapat Ella bayangkan selama ini.

Tuan? Tidak! Ella sekarang bukan pembantunya lagi! Ella sudah bebas! Tidak ada yang berhak untuk memerintahnya lagi! TIDAK ADA!

Seperti yang Ella lakukan, Roy juga melakukan hal yang sama terhadapnya. Roy melarikan matanya ke rambut, mata, bibir, sebelum akhirnya menghabiskan waktu lama pada dada dan pinggul Ella yang berubah lebih sempurna.

"Ck, kamu bukan Ella?" Roy berdecak keras. Sebelah alisnya terangkat ke atas menjadikan ekspresi pada wajahnya yang tampan terlihat semakin dingin.

Ella menelan saliva yang tertahan lama di mulut. Ella bersyukur ketika suasana sepi di koridor mulai sedikit ramai karena setidaknya terdapat satu hingga dua penghuni apartemen yang berlalu lalang melewati.

"Jangan mencoba untuk membohongiku." Mengabaikan tatapan ingin tahu para penghuni apartemen, Roy melangkah lebih dekat, dan otomatis membuat Ella mundur hingga punggungnya menyentuh dinding.

"Untuk apa saya membohongi Tuan?!" Ella mempertahankan gaya angkuh ketika berbicara dengan Roy.

"Berikan kartu identitasmu." Roy mengurung tubuh Ella dengan kedua tangan yang sengaja Roy letakkan pada dinding, samping kanan kiri Ella.

Cinta Sang Majikan (21+) / END | RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang