1.HARI ULANG TAHUNKU ✅(Sudah direvisi)

4.6K 205 6
                                    

Seorang gadis yang terbangun dari tidurnya, ia melihat jam didindingnya yang sudah menujukkan pukul 05:15. Gadis itu bernama Naya, Naya adalah seorang gadis yang kuat. Bagaimana tidak ia sejak kecil sudah ditinggal merantau oleh sang ayah, ia harus melakukan semua dengan mandiri.

Naya masih duduk dibangku SMP. Naya memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Shella dan seorang adek yang bernama Taletha. Naya sangat menyayangi mereka berdua, karna hanya mereka yang Naya punya sekarang. Mamanya pergi keluar negeri untuk membiayai semua kebutuhan keluarga, awalnya naya tidak mau mamanya pergi karna suatu hal ia mengikhlaskan mamanya untuk pergi. Lagi pula untuk bekerja.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 15 tahun. Ia sangat berharap keluarga nya mengingat ulang tahunnya apalagi papanya, slama 4 tahun ini ia sudah tidak berkomunikasi dengan papanya. Lost kontak lebih tepatnya.

Naya kembali melakukan aktivitas rutinnya. Mandi, sarapan lalu berangkat sekolah. Naya berangkat sekolah menggunakam sepeda, yang slalu menemaninya dimanapun dan kapanpun. Naya tidak mau merepotkan kakaknya untuk mengantarkan ia kesekolah.

"Huh sudah siap, sebaiknya aku berangkat sekarang."

Naya mengambil tas dimejanya dan bergegas mengambil sepeda, sebelumnya ia harus berpamitan kepada kakaknya terlebih dahulu.

"Kak Shella, Naya berangkat ya."

"Iya dek hati hati."

"Iya kak."

Naya mengayuh sepeda kesayangannya, tidak terlalu terburu buru lagi pula ini masih sangat pagi sekali. Ia memang suka berangkat pagi pagi katanya supaya santai tidak terburu buru.

Naya melihat toko toko, pemandangan yang ia lalu. Sudut bibirnya terangkat, ia sedang tersenyum. Jika mengingat ini hari ulang tahunnya memang sangat bahagia bagi dirinya, tapi menyakitkan juga. Tidak ada satupun anggota keluarganya yang mengingat ulang tahunnya? kakaknya yang sibuk dengan tugas tugas, adeknya yang masih lumayan masih kecil dan mamanya yang sudah jarang menghubunginya karna kesibukkannya.

Andai saja mereka mengingat ulang tahunnku, ahh lupakan Naya

Tanpa ia sadari sekarang sudah memasuki halaman sekolahnya, Naya turun dari sepeda dan menuntun sepedanya menuju parkiran. Tetap tersenyum!

Naya masuk kedalam kelas, lumayan banyak orang yang sudah datang. Apakah ia telat? tidak jam masih menunjukkan pukul 06:30.

"Happy birthday Naya."

Naya benar benar tidak menyangka ternyata masih ada orang yang mengingat ulang tahunnya, walaupun cuma satu. Ia benar benar bersyukur, sahabatnya masih mengingat ulang tahunnya.

"Makasih ya Fan."

"Sama sama," ucap fanisa sambil tersenyum

Naya langsung memeluk erat sahabatnya itu, ia tidak peduli menjadi pusat perhatian teman teman sekelasnya. Naya sudah tidak kuat menahan bendungan air matanya dan berakhir menangis dibahu Fanisa, Fanisa membawa naya kesuatu tempat ia tidak mau ada orang yang melihat naya menangis. Nanti dikira seperti dulu lagi, Naya Cengeng! sungguh Fanisa tidak terima sahabatnya dibilang seperti itu.

"Fan kita mau kemana?"

"Udah ikut aja, lu mau nangis kan? yaudah ikut aja."

Naya mengikuti kemauan Fanisa saja, memang benar ia ingin menangis sejadi jadinya.

Fanisa membawa naya ketaman belakang sekolahnya, masih pagi tentu masih sepi.
Disitu Naya menangis sederas derasnya, Fanisa tahu apa yang Naya rasakan sakit pastinya. Fanisa sahabat naya sejak SD hingga sekarang.

"Keluarin Nay, keluarin semua kesedihan lo. Gwe slalu inget kok ulang tahun lo, disini ada gwe."

Fanisa mengelus ngelus punggung naya, naya menangis deras hingga membuat baju fanisa basah tapi itu tidak masalah.

"Fan, makasih lu udah inget sama ulang tahun gwe. Gwe beruntung punya sahabat kayak lu, makasih Fan."

Fanisa tersenyum kearah Naya, Fanisa menghapus air mata naya.

"Udah ah jangan nangis terus, mana Naya yang kuat."

"Iya deh gak nangis lagi."

"Bagus, yaudah masuk kekelas yuk keburu masuk nih."

"Yaudah ayuk."

Fanisa dan Naya kembali kekelas,naya juga sudah lumayan agak enak-an. Setidaknya beban dihidupnya sedikit berkurang, berkat Fanisa ia tidak merasa slalu sedih.

Fan makasih lo udah mau jadi sahabat gwe ,batin naya

¤¤¤¤¤¤¤¤

Kringg...
Bel istirahat telah berbunyi, tentu saja membuat sebagian siswa berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang lapar.

"Nay ayo kekantin." Ajak Fanisa

"Ayok."

Naya dan Fanisa berjalan menuju kantin. Kantin terlihat sangat ramai, banyak yang mengantri. Naya hanya membeli minuman dan makanan ringan, tidak seperti temannya yang membeli bakso,mie,nasi bungkus. Meskipun mamanya kerja diluar negeri tetap ia tidak mau boros, kadang ia harus menahan rasa laparnya.

"Nay,cuma beli itu?" Tanya Fanisa

Naya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, Fanisa paham dengan kondisi Faya. Fanisa kembali membeli satu bungkus nasi?

"Nih buat lo nay," ucap fanisa sambil memberi satu bungkus nasi kepada naya. Naya sebetulnya tidak mau membuat repot Fanisa, tapi Fanisa sudah membelikannya makananan mau gak mau ia harus menerimanya. Niat Fanisa juga baik...

"Makasih ya Fan."

"Sama sama yaudah yuk makan dikelas aja, gak mood gwe dikantin rame tuh."

"Yaudah yuk."

Naya mengikuti saja keinginan Fanisa, memang benar dikantin ramai. Naya dan fanisa memutuskan untuk makan dikelas.

"Nay... " Panggil Fanisa

"Kenapa fan?" Tanya Naya

"Lu mau kado apa?"

Naya bingung, benar benar merepotkan. Setiap Naya ulang tahun Fanisa slalu saja membelikan hadiah untuknya, kali ini naya tidak mau merepotkan fanisa lagi.

"Gak usah fan, gwe cuma mau lu slalu jadi sahabat yang slalu ada," Ucap Naya sambil tersenyum.

"Gwe slalu ada buat lu nay, gwe cuma tanya sama lu mau kado apa?" Tanya Fanisa lagi.

"Gak mau apa apa."

"Harus dong, pokoknya kalau gak mau aku marah nih."

Naya bingung dengam ancaman Fanisa, waktu dulu fanisa pernah mengancamnya cuma gara gara hal yang sama akhirnya naya meminta uang. Untuk tambah tambah naya membeli sepeda baru.

"Aku minta es krim aja."

"Kok itu doang yang lain kek, handphone? atau apa gitu."

"Maunya es krim fan."

"Iya sekalian gwe beliin sekulkasnya."

"Eh gak usah."

Fanisa adalah anak tunggal dari anak orang kaya, makannya semua kemauannya slalu dituruti. Naya juga dekat dengan keluarga Fanisa, baginya didekat keluarga Fanisa ia bisa merasakan keluarga harmonis yang sudah lama hilang walaupun hanya sementara.

~~~
Hai jadi ini cerita rapuh tahap REVISI ya:<
Jangan lupa vote

RAPUH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang