Kehidupan ini layaknya seperti roda yang berputar.Jatuh dan bangkit itulah yang kita alami.
-K.N#########
Sekali lagi ini bukan cerita percintaan:)
Jadi gak terlalu kearah percintaan:)#######
"Kak beberapa hari lagi kan ulang tahun, mau dirayain gak?"
Mata naya berbinar binar, karna seumur umur dalam hidupnya tidak ada perayaan apalagi bersama keluarga. Naya tidak menginginkan pesta besar besaran cukup semua keluarga berkumpul itulah yang ia nginkan.
"Pengen mah tapi sederhana saja ya." ucap naya
Dewi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Naya senang akhirnya sedikit demi sedikit kebahagian telah muncul,bia berharap akan slamanya terus seperti ini tidak ada kesedihan dan keterpurukan lagi.
Tolong tetaplah seperti ini, bahagia secara sederhana.
"Adek kamu dari tadi dikamar terus, samperin gih." ucap dewi
Naya menganggukkan kepalanya, ia langsung berjalan menuju kamar taletha. Naya juga bingung kenapa adeknya ini tidak keluar kamar sama sekali,ada apa dengannya??.
Tok...
Naya mulai mengetuk pintu kamar taletha, tapi tak ada jawaban sama sekali dari dalam. Naya sudah mencoba mengetuk pintu kamar taletha ber kali kali tapi tetap saja hasilnya nihil, apa adeknya sedang tertidur?? kalau pun ia apa ia kecapean?? memangnya habis ngapain?Naya membuka pintu kamar taletha perlahan lahan, untuk saja tidak dikunci.
"Mah..kak shella, Taletha!!" teriak naya
Naya memanggil mama dan kakaknya, ia terkejut saat melihat kondisi adeknya sekarang. Kamarnya yang berantakan dan taletha yang menangis dengan rambut yang acak acakan serta bibirnya yang sudah pucat. Ada apa dengannya??
Dewi dan shella langsung berlari kekamar taletha saat mendengar naya berteriak, mereka semua juga kaget dengan kondisi taletha. Naya langsung menghampiri taletha untuk mengecek apa ada yang terluka?ternyata tidak. Taletha pucat karna belum makan, lihat saja makanan yang ditaruh diatas meja masih utuh dan belum tersentuh.
Naya memeluk taletha erat, bagaimana pun taletha itu adalah adeknya yang harus dijaga dan dilindungi. Bukan taletha yang menangis melainkan naya, ia menangis sambil memeluk taletha. Taletha hanya diam, pandangannya juga kosong. Taletha masih demam, shella langsung mengambil obat untuk diminum taletha.
"Dek kenapa sih? kok gak makan? terus obat juga gak diminum? kamar berantakan? kenapa???" tanya shella bertubi tubi
Shella sangat khawatir dengan kondisi adeknya, karna ia adalah kakak tertua yang harus menjaga sekaligus melindungi adek adeknya.
Taletha tidak menjawab, ia hanya diam dipelukkan naya. Naya mengelus ngelus punggung taletha supaya tenang."Udah kak shel, taletha butuh istirahat." ucap naya
"Bener kata naya, shel keluar kamar dulu." ucap dewi--mama naya--
Shella dan dewi keluar kamar, meninggalkan naya dan taletha. Tugas naya sekarang menenangkan adeknya dan membuat taletha mau makan supaya sembuh.
Naya membawa taletha keatas ranjang, ia menyelimuti taletha dan mencium keningnya dengan penuh kasih sayang. Ia tahu pasti ini ada hubungannya dengan papanya, ini tidak sepenuhnya salah taletha dan disini tidak ada yang salah!.
"Makan dulu dek, terus minum obat. Mau sembuh kan?" ucap naya lemah lembut.
Taletha menggeleng gelengkan kepalanya lemas, naya merasa sedih saat melihat kondisi adeknya seperti ini. Jika bisa tukar posisi, biarkanlah dia saja yang merasakannya. Jangan taletha, ia hanya gadis remaja yang masih butuh banyak perhatian bukan rasa sakit hati yang amat mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH (COMPLETED)
Roman pour Adolescents{SEDANG DIREVISI} -END- Lebih baik follow sebelum membaca- [TYPO BERTEBARAN,MOHON KOREKSI YA] Seorang gadis yang sedang memperjuangkan hidupnya,hidup yang benar benar menyedihkan tidak ada kebahagian sedikitpun dalam hidupnya.Sejak kecil sudah ditin...