Ending??
Naya berlari menghampiri wanita paruh baya tersebut, ia mendorongnya agar selamat dan tidak tertabrak tapi malah dirinya sendiri yang dihantam sebuah mobil berwarna putih.
"Aaaarrrggh....."
Tubuh Naya menghantam sebuah benda keras yang besar dan keras, darah mulai bercucuran dari gaun yang ia pakai. Naya melihat sebentar kearah wanita paruh baya tersebut, ia tersenyum karna berhasil menolong orang meskipun ia yang jadi korbannya.
"Syukurlah nenek itu alamat,Tuhan tolong izinkan aku hidup untuk sebentar," batinnnya
Wanita paruh baya tersebut berlari menghampiri Naya bersama beberapa orang yang menyaksikan kejadian itu secara langsung. Naya menarik nafasnya panjang, ia berusaha untuk bisa menghirup udara segar namun tiba tiba pandangannya menjadi kabur dan akhirnya gelap. Badan Naya tersungkur lemas, ia sudah tidak berdaya lagi dengan darah yang bercucuran ditubuhnya.
Tubuh Naya diangkat oleh beberapa orang dan langsung dibawa masuk kedalam mobil yang menabraknya tadi, ia mau bertanggung jawab karna sudah menabrak seorang gadis untuk menyelamatkan seorang wanita paruh baya.
"Dok dok dok.... " teriak beberapa orang yang menolong naya tadi, akhirnya beberapa suster menghampiri mereka dan langsung membawa Naya masuk kedalam ruangan untuk segera ditangani.
Wanita paruh baya tersebut menunggu Naya diluar ruangan serta menunggu keluarga Naya datang, sedangkan beberapa orang yang mengantarnya tadi langsung pergi pulang.
Keluarga Naya berlari menghampiri wanita paruh baya tersebut, nafasnya tersengal-sengal ada raut wajah ke khawatiran didalamnya.
"Nek, anak saya mana?" tanya Dewi
Dewi sangat khawatir dengan kondisi anaknya sekarang, air matanya turun dan disertai Isak tangis. Hari ini adalah hari ulang tahun Naya tapi malah kejadiannya seperti ini bukan kebahagian yang mereka dapatkan malah justru kabar duka.
"Anak ibu menolong saya, sekarang ia masih didalam sana dan masih di tangani dokter." ucap nenek itu
Semua keluarga Naya diam, tapi mereka cemas dengan kondisi Naya. Tiba tiba datang beberapa teman dekat Naya yang langsung menghampiri keluarga Naya.
"Tante, Naya gimana? Naya baik baik aja kan?" tanya Fanisa bertubi tubi
Dewi hanya bisa diam, ia tak mampu mengucapkan sepatah kalimat. Fanisa semakin khawatir dengan kondisi Naya, ia sejak tadi mondar mandir terus. Bagaimana keadaan Naya sekarang??
"Gam, Naya gam gimana kondisi Naya hikss," ucap fanisa disertai tangis isak nya, ia langsung memeluk gama.
Gama hanya mengelus ngelus lembut punggung sahabatnya sekaligus pacarnya saja. Ia tidak berani ngomong, takut ia salah duga tentang Naya.
"Kita tunggu dokter dulu ya fan, semoga Naya slamat." ucap gama
Fanisa masih dipelukan gama, ia menangis di dada bidang milik gama. Tiba tiba seorang dokter keluar dari balik ruangan dan langsung menghampiri keluarga korban.
"Dengan keluarga Naya?" Tanya dokter tersebut
Seketika semua keluarga Naya dan kedua sahabatnya menghampiri dokter tersebut, mereka semua tampak khawatir. Dokter tersebut menarik nafasnya panjang, ia tak sanggup mengatakan semuanya.
"Gimana kondisi Naya dok?" tanya Fanisa
Semua keluarga Naya tampak semakin khawatir karna dokter belum juga memberi tahu mereka tentang kondisi Naya.
"Silakan masuk saja." Ucap dokter tersebut
Semua keluarga Naya dan kedua sahabatnya langsung berlari masuk kedalam ruangan tersebut. Semua terkejut, ia tak paham maksud semua ini. Wajah Naya ditutup kain putih beberapa alat medis juga sudah dilepas, apa yang terjadi pada Naya??
"Dok ini maksudnya apa?" tanya Dewi
Air matanya kini mengalir deras membasahi pipinya, kedua sahabat Naya juga sama merasakan apa yang dirasakan keluarga Naya. Shella hanya bisa diam, tapi sejujurnya dadanya sesak sekali. Sedangkan taletha sudah menangis deras sejak tadi dipelukan kakaknya--shella--.
"Anak ibu tidak bisa di selamatkan."
Seketika semua orang yang menjenguk Naya langsung berlari menghampiri tubuh Naya. Dewi membuka kain putih yang menutupi wajah Naya, ia menangis histeris saat melihat wajah anaknya yang pucat,dingin dan sudah tidak bernyawa.
Dewi mengguncang guncang tubuh Naya cukup kencang, berharap Naya bangun dan ini hanya prank saja. Tapi nihil Naya tetap tidak bangun, ia sudah tidak bernafas lagi.Kedua sahabatnya menangis sejadi jadinya, kini mata fanisa menjadi sembab. Gama juga ikut menangis, mereka semua tidak menyangka disaat hari bahagia Naya malah pergi meninggalkan mereka semua.
"Naya... bangun nay, jangan tinggalin kita semua. Nay lu harus bangun, ada kak Arga yang harus buat lu bahagia. Tugas lu belum selesai mau, ayo bangun nay!!!" Ucap fanisa panjang lebar, air matanya yang membanjiri pipinya.
Semua orang menangis termaksud papa tiri Naya. "Bangun nak, pestanya belum selesai sayang," ucap Reyhan
"Dek bangun, ayo kita liburan bangun dek." Ucap Shella
"Kak Naya bangun dong, taletha mau novel lagi kak ayo beliin." Ucap taletha
"Nay bangun, lu sayang kita kan? ayo bangun nay." Ucap gama
Semua orang yang menyaksikan saat Naya terbaring lemas tak bernapas langsung menangis histeris, mereka semua tak menyangka kalau Naya cepat meninggalkan dunia ini.
Fanisa slalu ingat ucapan ucapan Naya yang memotivasi dirinya, untuk slalu sabar dan kuat. Ia sangat menyayangi sosok naya, Naya yang kuat,sabar dan tangguh baik fisik ataupun batin. Fanisa tak akan pernah melupakan Naya, sahabat terbaiknya meskipun ia pernah melukai hati Naya tapi Naya slalu saja memaafkannya.
Nay, semoga lu tenang disana. Gue gak bakal lupain apapun tentang lu nay, lu sahabat gwe yang terbaik .batin fanisa
🙃END🙃
"Masalah yang kamu hadapi bukan untuk menjatuhkanmu, tetapi agar kamu bisa berpikir lebih dewasa dari hari ini, kemarin dan sebelumnya."
Jadi hadapi semua masalah dengan ikhlas, jangan gampang berputus asa. Aku yakin kalian bisa!!
Good luck, friend :)
Note: Ambil positifnya dari cerita ini:')
Jangan dendam ya:')
Always Strong!!Sesuai ekspektasi kalian gak??
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH (COMPLETED)
Novela Juvenil{SEDANG DIREVISI} -END- Lebih baik follow sebelum membaca- [TYPO BERTEBARAN,MOHON KOREKSI YA] Seorang gadis yang sedang memperjuangkan hidupnya,hidup yang benar benar menyedihkan tidak ada kebahagian sedikitpun dalam hidupnya.Sejak kecil sudah ditin...