Sekolah Naya hari ini pulang lebih awal dari biasanya, dikarekan banyak guru yang sedang rapat dan sekolah dibebaskan.
Naya memang suka pulang lebih awal karna ia bisa bersantai santai dirumah saja, tapi saat ini anggota keluarganya belum ada yang ingat ulang tahun Naya.
Membosankan sekali, rumah sepi tidak ada satupun orang. Naya sangat kesepian, seandaikan saja keluarga harmonis itu akan tetap ada. Mungkin sekarang ia sedang merayakan ulang tahunnya bersama keluarga yang penuh canda tawa.
Sepi
Naya masuk kedalam kamar, membuka buku diarynya dan menulis semua isi hatinya.
15 tahun
Hari ini adalah ulang tahunku yang ke 15. Aku sudah terbiasa melakukan semuanya dengan mandiri. Jujur aku berharap papa akan datang atau setidaknya menelponku hanya untuk sekedar memberi ucapan kepadaku.
Aku disini masih menunggu, tetapi aku tidak berharap karna itu semuanya tidak mungkin. Aku tidak tahu keadaan papa sekarang,papa dimana?
Aku slalu berdoa semoga papa disana bahagia:)Karaissa Naraya
Naya menutup buku diarynya, sekarang ia sedikit lebih lega karna sudah menumpahkan semua keluh kesahnya kedalam buku diarynya.
Pandangannya tidak fokus, ia slalu memikirkan hal yang tidak seharusnya anak seusianya memikirkannya. Kebanyakan teman temannya slalu berfikir bermain bermain bermain! ,tetapi tidak dengan naya yang slalu memikirkan Kapan Ada Keluarga Harmonis?!
Ahh memikirkan itu sangat membuat kepala rasanya ingin pecah...Tut tut tut
Suara handphone naya berbunyi, handphone milik Naya tidak sebagus dengan milik teman temannya. Tapi percayalah dihandphone tersebut terdapat kenangan kenangan yang tidak bisa ia lupakan.Fanisa menelponnya, dengan cepat naya mengangkat telp.
"Kenapa fan?"
"Lu dirumahkan?"
"Iya fan?"
"Kerumah gwe cepet!, nanti pak udin kerumah lu buat jemput lu."
"Ehh tapi fan...."
Belum sempat Naya melanjutkkan ucapannya, sudah terlebih dahulu telpnnya dimatikan dengan sepihak. Fanisa menyebalkan!Tok tok tok
Suara pintu rumah Naya, Naya yakin itu pasti pak udin yang disuruh Fanisa untuk menjemput dirinya. Naya langsung membukakan pintunya dan dugaannya benar."Maaf ini rumah non Naya kan."
"Iya pak, panggil saya Naya aja."
"Oh iya, mari ikut saya. Saya disuruh non Fanisa menjemput non Naya."
"Hmm baiklah."
Naya mengunci pintu rumahnya dan bergegas masuk kedalam mobil. Naya juga berbincang bincang dengan pak Udin.
"Non naya sahabatnya Fanisa?"
"Iya pak, sebetulnya saya merasa tidak pantas bisa bersahabat dengannya."
"Loh kenapa non?"
"Derajat kita berbeda pak, aku merasa tidak pantas masuk kedalam golongan kelas atas."
"Non naya ini masih SMP sudah berpikiran terlalu jauh."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH (COMPLETED)
Teen Fiction{SEDANG DIREVISI} -END- Lebih baik follow sebelum membaca- [TYPO BERTEBARAN,MOHON KOREKSI YA] Seorang gadis yang sedang memperjuangkan hidupnya,hidup yang benar benar menyedihkan tidak ada kebahagian sedikitpun dalam hidupnya.Sejak kecil sudah ditin...