Setelah beberapa hari naya tidak masuk sekolah, akhirnya ia bisa masuk sekolah kembali dan menghirup udara segar. Sejak kejadian itu naya dilarang keluar rumah, pasti membosankan.
"Nayaaaa...." teriak fanisa
Naya menghampiri fanisa yang bersama gama, ternyata naya hampir telat datang kesekolah. Lihat saja banyak siswa yang sudah berdatangan, sinar matahari sudah mulai terang.
"Udah sembuh lu nay?" tanya gama
Sejak kejadian itu gama menjadi marah, entah karna alasan apa ia marah dengan naya?
Fanisa langsung mencubit pinggang dan menatap tajam kearah gama, gama meringis.
"Eh naya gwe kangen sama lu."
Naya melihat kearah gama,tapi gama memalingkan wajahnya. Naya masih bingung apa sebabnya gama marah padanya?
"Gam gwe mau ngomong sama lu."
"Apa?"
"Berdua aja?"
"Ogah."
Naya mengode kearah fanisa, untung saja fanisa paham. Fanisa langsung pergi meninggalkan mereka berdua,gama yang menyadari langsung pergi meninggalkan naya namun naya menahan lengan gama.
"Gam lu kenapa sih?"
Gama melepas tangan naya dari lengannya secara kasar, hati naya sakit bagaimana tidak sahabat kecilnya marah dengannya. Jangan sampai keulang waktu fanisa marah padanya.
"Gpp."
Gama langsung pergi meninggalkan naya yang masih berdiri mematung. Hati naya nyesek, ia tidak bisa menangis air matanya sudah habis untuk hidupnya.
Lu kenapa sih gam? gwe ada salah sama lu apa? gara gara gwe ngelakuin hal bodoh ya? maafin gwe ,batin naya
##########
Itukan mas arif?
Mama naya--dewi--sedang berbelanja disupermarket tapi tiba tiba ia melihat mantan suaminya juga sedang berbelanja bersama seorang wanita.
Ternyata dia udah bahagia, sedangkan disini tidak bahagia. Lihat anak anakmu menderita
Mama naya hanya melihatnya kejauhan, ia tidak mau luka dihatinya terbuka kembali. Dewi tidak pernah membenci siapapun dalam masalah ini, apalagi ada niatan balas dendam. Tapi ia tidak terima kalau anak anaknya diperlakukan buruk oleh sang ayah.
Dewi langsung menghampiri mantan suaminya itu--arif--dengan gaya yang sedikit diangkuhkan. Penampilan dewi sangat berbeda sejak ia bekerja badan,wajah dan lain sebagainya, ia menjadi wanita yang lebih cantik dan menarik. Walaupun umurnya sudah menginjak kepala empat, ia masih tetap awet muda.
"Hai Mantan."
Arif langsung melihat kearah dewi tidak percaya, bagaimana bisa wanita yang dulu jelek tak terawat menjadi cantik seperti ini?
"Kenapa kaget ya? gak nyesel kan ninggalin."
Wanita yang disamping arif juga tidak percaya, ia pikir slama ini dewi masih tetap jelek.
"Dewi kok..."
Dewi memainkan rambutnya,untuk membuat si pelakor cemburu tentunya. Berniat untuk kembali? big no, tidak akan ada kesempatan kedua!.
"Mas pulang aja yuk, ada wanita penggoda."
Dewi langsung menatap tajam kearah Nur--istri arif--dan menghampirinya. Dewi menggunakan cara halus tenang saja.
"Wanita penggoda? oh berarti sama dong, bukannya anda yang merebut suami orang."
Dewi tersenyum smirk, setelah sekian lama ia terus bersabar akhirnya ia bisa membalasnya. Halus kan ucapan dewi, tapi nusuk sampai ketulang.
"Oh bener ternyata ucapan saya, tenang aja saya tidak akan merebut dia lagi. Si bajingan sampah!"
Dewi langsung pergi meninggalkan arif dan nur,ia masih belum puas. Rasa sakitnya masih belum terbayarkan dengan perbuatannya yang slama ini dideritanya.
Maaf arif karna kamu sudah menyakiti putriku, aku bisa menyakitimu bahkan membuatmu sengsara.
#######
"Fan, lu tau kenapa gama marah sama gwe ya?"
Fanisa masih memakan bakso yang super pedes sampai sampai naya menelan ludahnya sendiri, bagaimana rasanya itu bisa bisa membuat sakit perut.
"Gwe gak tau nay, aneh tau gak tuh bocah marah marah gak jelas."
Naya masih diam memikirkan kenapa gama marah padanya?. Naya berniat pulang sekolah nanti langsung menghampiri gama, ia harus tau alasannya gama marah padanya.
"Makan tuh mie ayam lu dianggurin terus."
Naya baru sadar mie ayam yang dipesannya masih belum disentuh sedikit pun, akhirnya ia langsung memakannya toh perutnya sudah lapar.
Tiba tiba gama berjalan melintas dihadapan naya, naya langsung berhenti makan dan menghampiri gama.
"Gam lu kenapa sih."
Kini mata naya sudah berkaca kaca, ia tidak apa apa jika teman temannya marah padanya bahkan membencinya tapi jangan sahabatnya dan keluarganya yang marah atau membencinya.
Gama langsung menarik lengan naya untuk menjauh dari keramaian, fanisa masih sibuk memakan bakso.
Naya sedang bersama gama, ia masih butuh alasan kenapa gama marah padanya.
"Gam lu marah sama gwe."
Gama melihat kearah naya, ia tahu naya sedang menahan air matanya.
Gwe keterlaluan ya nay? sampai bikin lu nangis? ,batin gama
Gama langsung membawa naya kedalam pelukannya, untung saja tidak ada orang disekitarnya. Ia mengelus ngelus punggung naya lembut dan sesekali mencium pucuk rambutnya. Naya menangis dipelukan gama.
Lu marah sama gwe gam? gwe semakin gak bersemangat buat ngelanjutin hidup gwe
"Gwe marah sama lu."
Naya langsung melepas pelukannya dan menatap manik mata gama serius.
"Karna lu udah ngelakuin hal bodoh."
Naya masih diam senantiasa mendengarkan ucapan gama.
"Terus kenapa jadi lu yang marah?"
Gama memalingkan wajahnya dari naya.
"Karna lu udah nyakitin diri sendiri, gwe gak suka ada sahabat gwe yang nyakitin dirinya sendiri."
Naya masih diam,ternyata segitu peduli dan sayangnya gama dan fanisa padanya.
Kalau kayak gini terus, gwe gak tega buat ninggalin kalian. Tapi gwe udah gak kuat
"Maafin gwe gam," ucap naya sambil menundukkan kepalanya,ia merasa bersalah.Segitu bodohnya ia?
"Iya gwe maafin, tapi janji jangan ngelakuin hal buruk lagi."
Naya menganggukkan kepalanya paham dan tersenyum.
Gwe bakal berusaha buat slalu tegar
"Oh ya gam samperin fanisa kekantin yuk."
Gama dan naya hampir lupa dengan fanisa, ia ditinggal sendirian. Gama menganggukkan kepalanya, akhirnya mereka berdua pergi untuk menghampiri fanisa.
########
GIMANA SAMA PART INI?
JANGAN LUPA VOTMEN:)
IKUTI JUGASENIN 6 APRIL 2020
-YCN
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH (COMPLETED)
Novela Juvenil{SEDANG DIREVISI} -END- Lebih baik follow sebelum membaca- [TYPO BERTEBARAN,MOHON KOREKSI YA] Seorang gadis yang sedang memperjuangkan hidupnya,hidup yang benar benar menyedihkan tidak ada kebahagian sedikitpun dalam hidupnya.Sejak kecil sudah ditin...