Pagi pagi buta naya memang sudah terbiasa bangun terlebih dahulu, dulu setelah sholat naya melakukan pekerjaan rumah dari membersihkan halaman,menyapu lantai dan lain sebagainya. Untuk hari ini naya bangun terlebih dahulu karna harus membantu mamanya untuk bikin kue. Mama naya sudah berjualan sejak beberapa hari yang lalu melalui via online tapi hanya dikotanya saja, bisa dibilang jasa COD.
"Mah dapat pesanan banyak ya?," tanya naya, ia masih sibuk memasukkan bahan bahan untuk membuat kue
"Iya kak, tapi sebagian mama udah bikin adonannya tadi malam sih. Kak tolong ambilin adonannya dikulkas ya."pinta dewi--mama naya--
Naya berjalan kearah kulkas untuk mengambil adonan yang tadi disuruh mamanya, sekarang ia merasa bersyukur karna sudah hidup bersama mama dan adeknya walaupun tanpa papa dan kakaknya.
"Nih ma,terus aku mau ngapain lagi nih? bikin adonan tadi udah."
"Masukkin adonannya kedalam loyang terus masukkin ke oven." ujar dewi
Naya menganggukkan kepala, ia mengikuti perintah mamanya. Baru beberapa menit saja ia sudah cape bisa bayangkan bagaimana lelah dan cape mamanya untuk menafkahinya? sekaligus menjadi ibu baginya.
"Udah mah terus ngapain lagi masa nungguin sampai matang sih, bosen tau."
"Kamu hiasi nih kue, kue bolu aja jangan kue ulang tahun masih belum mahir kamu sesuai rasa yang diinginkan pelanggan loh kak."
"Siap mah."
Naya mulai menghiasi bolu bolu dengan selai dan beberapa makanan yang lainnya. Tak sadar keringetnya mulai bercucuran padahal bukan pekerjaan yang harus membuang tenaga, naya mengelap keringet yang ada didahinya ia kembali berhati hati untuk menghias bolu supaya terlihat cantik dan rapi.
"Selesai."
Naya sudah menghias beberapa kue bolu, menurutnya hasilnya sudah bagus jadi apa yang kurang?.
"Apa yang kurang mah?" tanya naya
Dewi melihat kearah bolu yang tadi dihias oleh anaknya--naya--, ia mengelus pucuk kepala naya lalu tersenyum. Naya bisa merasakan kembali usapan lembut seorang ibu, yang sejak dulu telah lama hilang.
"Udah bagus, cepet sarapan terus mandi udah jam berapa tuh."
Naya menganggukkan kepalanya lalu ia pergi meninggalkan mamanya didapur untuk sarapan, tapi sebelumnya ia harus membangunkan taletha yang masih tertidur.
Naya membuka perlahan lahan pintu kamar Taletha, ia melihat kondisi Taletha yang sedang tidur terlelap. Naya berjalan mendekati Taletha supaya bisa melihat adeknya sedang tertidur pulas, Naya seperti ingin menangis ketika melihat wajah adeknya yang polos saat tidur.
"Kakak takut dek,kamu mengetahui semuanya lalu berbuat hal hal yang buruk," gumam naya pelan
Tes..
Setitik air mata turun dari pelupuk mata naya, pikirannya sudah kemana mana ia takut jika Taletha akan berbuat hal hal yang diluar nalar. Kalau bunuh diri atau menyilet tangan? tidak tidak itu hanya halusinasi saja, semoga saja tidak.Naya mengelus ngelus kepala taletha lembut lalu mengecupnya. Tiba tiba terlintas bayangan Shella--kakaknya--dipikirannya saat kakaknya mengelus dan mengecup dirinya, menyembunyikan semua kesedihan didepannya dan slalu menjadi tempat curhat dikala suka dan duka. Naya tidak mau mengingat terlalu jauh, ia hanya kangen kakaknya.
"Kak naya?"
Taletha terbangun dari tidurnya saat ia merasakan sebuah benda lembut yang menyentuh kepalanya, Naya langsung menghapus airmatanya dan tersenyum seolah olah baik baik saja.
"Iya dek? bangun terus sarapan ya."
Taletha menganggukkan kepala lalu tersenyum, tiba tiba saja taletha memeluk naya erat. Naya masih bingung dengan perilaku adeknya.
"Hei taletha kenapa?" tanya naya
Taletha langsung menangis tersedu sedu dipelukan naya, naya semakin kebingungan ada apa dengan adeknya? ia mengelus ngelus punggung taletha untuk menenangkannya.
"Taletha mimpi papa ninggalin kita demi wanita lain kak hikss terus mama bakal nikah lagi hikss terus terus aaa hiksss Taletha takut itu mimpi bakal terjadi kak. Taletha gak mau kehilangan kalian semua hikss?" ucap taletha sambil menangis tersedu sedu
Naya hanya bisa diam kenapa ucapan taletha itu bisa menusuk hati kecilnya? ia semakin tidak tega untuk memberitahu yang sebenarnya, apa ia harus berbohong terus seperti ini?.
Naya menghapus air mata taletha lalu tersenyum, ia berharap rahasia ini jangan terbongkar dulu sebelum waktunya.
"Itukan mimpi doang dek, udah sekarang sarapan terus mandi dan berangkat sekolah deh kan sekolah baru harus berangkat pagi oke?"
"Oke kak."
Taletha pergi meninggalkan naya yang masih duduk terpaku diranjang taletha, ia sedang memikirkan bagaimana keadaan taletha saat tahu yang sebenarnya semakin buruk darinya atau tidak?
"Kakak harus apa? andai kak shella disini pasti bisa kasih solusi buat naya dan andai papa slalu disini mungkin gak akan kayak gini." gumam naya
Sudahlah pikiran ini nanti saja,sekarang tetap lah tersenyum.Semua kehidupanmu itu palsu naya;)
######
Hallo aku kembali"-"
Maaf baru update
Kalau gaje maap:(
Kalo ceritanya bagus berarti aku pas mood banget:~Jangan lupa votmen:)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH (COMPLETED)
Teen Fiction{SEDANG DIREVISI} -END- Lebih baik follow sebelum membaca- [TYPO BERTEBARAN,MOHON KOREKSI YA] Seorang gadis yang sedang memperjuangkan hidupnya,hidup yang benar benar menyedihkan tidak ada kebahagian sedikitpun dalam hidupnya.Sejak kecil sudah ditin...