32.DEMAM✅

865 51 3
                                    

Aku sudah sering untuk bersabar
Tapi kali ini aku cape jika harus terus bersabar.Kapan hidup ini berakhir bahagia???
-K.N
 
#######

"Kemana aja kamu?," tanya seseorang wanita yang sedang berdiri didepan naya dengan tangan yang disilangkan didada.

Naya hanya bisa diam, ia tidak mungkin bilang yang sejujurnya bisa kena marah nanti.

"Dijawab jangan diem aja." ucap shella

Naya menundukkan kepalanya, sebetulnya ia sudah terbiasa jika pulang telat kakaknya pasti akan marah tapi kali ini berbeda. Semenjak shella habis dari LA, ia menjadi wanita yang disiplin.

"Maaf kak."

"Kekamar taletha, jangan diulangin lagi."

Naya menganggukkan kepalanya,ia langsung masuk kedalam kamar taletha. Naya sedikit terkejut dengan kondisi adeknya sekarang, badannya yang diselimut serta kening yang dikompres. Naya berjalan menghampiri taletha, tapi tiba tiba.....

"Kak, aku kangen papa."

Naya diam....

"Aku udah lama gak ketemu kak, suruh papa kesini." pinta taletha

Naya masih diam, ingin berbicara yang sejujurnya saja tidak bisa. Ia takut luka dihatinya akan terbuka lagi.

"Kak temuin taletha sama papa." ucap taletha

"Sekarang kamu tidur, udah minum obatkan." ucap naya

Naya memilih untuk mengalihkan pembicaraan, ia tidak mungkin memberi tahu yang sebenarnya saat taletha seperti ini kalau semakin drop bagaimana?.

"Kak aku bukan anak kecil lagi, aku tahu semua orang nyembunyiin suatu hal dari aku. Kasih tau kak," ucap taletha

Naya hanya bisa diam sambil membendung air matanya, jujur ia tidak tega saat melihat adeknya seperti ini. Ia ingin mengatakan yang sejujurnya tapi...

"Papa lagi kerja,gak ada yang disembunyiin." ucap naya

"Kenapa sih semua orang gak ada yang mau ngasih tau yang sebenarnya, jahat tau gak." ucap taletha

Naya semakin tidak tega, ia tahu bagaimana perasaan taletha. Tapi apa seorang kakak tega membuat adeknya bersedih? tentu tidak.

"Bukannya gitu dek." ucap naya

Taletha menjadi diam, melihat kearah naya saja tidak. Hati naya sedikit hancur, saat melihat adeknya seperti itu karna ia pernah merasakannya.

"Mendingan kakak keluar dari kamar aku." ucap taletha

Naya tetap diam, ia tidak mungkin meninggalkan taletha dalam kondisi seperti ini.

"Keluar kak," ucap taletha sekali lagi

Naya tetap kekeh untuk tidak pergi, ia dapat melihat cairan bening yang membasahi pipi taletha. Ingin rasanya ia menangis sekarang juga,tapi tidak mungkin ia ikutan menangis disamping taletha. Tetap baik baik saja dan tersenyum.

"KAK AKU BILANG KELUAR YA KELUAR KAK!!"bentak taletha

Naya tercengang, karna seumur umur tidak pernah sekalipun melihat taletha membentaknya. Apa ia salah?tolong beri jawaban.

Naya terpaksa keluar dari kamar taletha, kini setetes air mata turun dari pelupuk matanya. Ia memutuskan untuk masuk kedalam kamar, baginya dibentak oleh keluarganya sendiri adalah hal yang menyakitkan.

Maaf, maaf kakak belum bisa jadi yang terbaik. Kakak cuma gak mau kamu merasakan apa yang kakak rasakan, rasa sakit hati yang amat mendalam. batin naya

Sementara dikamar taletha,ia menangis tersendu sendu. Suhu badannya masih belum turun,bia belum minum obat sama sekali. Kini batin dan pikirannya sedang bertanya tanya.

Apa aku harus mencari tahu yang sebenarnya? Aku takut kalau aku terluka. Maaf ya kak udah bentak kakak, hati taletha juga sakit kak ,batin taletha

Kini hati naya benar benar hancur, ia ingin berbagi cerita dengan yang lain. Gama?mungkin masih sakit hati, fanisa?sudah sering ia merepotkannya dan kak arga? ia tidak mungkin bercerita masalah keluarganya.

"Aku butuh teman yang mau mendengarkan semua isi hatiku. Aku juga butuh saran mereka bukan hanya ucapan 'sabar' karna aku sudah sering untuk terus bersabar."

#########
Hallo:)
Maaf gaje ya
Maklum author amatir:(
Jangan lupa votmen♡

RAPUH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang