8.MEMORI ✅

1.1K 80 1
                                    

Langit yang mulai menjadi lebih gelap,sunyi,sepi. Semua orang sudah beristirahat dirumahnya masing masing, begitu juga dengan naya. Naya tidak seperti biasanya, sekarang ia sering susah tidur. Aktivitas rutin setiap malamnya Menangis, dengan cara ia menangis dapat membuat dirinya lebih tenang. Naya slalu tersenyum dihadapan semua orang.

Karaissa naraya masih belum tertidur, ia melihat foto foto masa kecilnya yang begitu bahagia. Keluarga harmonis, ia sangat menginginkan itu lagi. Mengusap ngusap fotonya dengan lembut, air matanya jatuh tepat difoto. Ia tersenyum palsu sambil tertawa pelan.

"Lucu sekali aku ini bahagia banget ya. Andaikan aku bisa menikmati kebahagian itu sampai saat ini, mengulang ngulang masa masa indah. Aku ingin sekali," gumam naya

Naya menghapus air matanya, melihat jam didindingnya tengah malam. Naya masih belum merasakan kantuk, matanya sembab. Ia berjalan kearah meja didepannya, mengambil sebuah bingkai foto disitu ada foto keluarganya dulu yang begitu bahagia. 11 Maret 2010, naya masih sangat kecil taletha saja kira kira masih berumur 2tahun. Foto itu diambil di Pantai Pangandaran

Naya tersenyum bahagia melihatnya, memori memori ingatan kini muncul didalam fikirannya.

Flasback on
Seorang gadis kecil yang berlari kesini kemari sambil tertawa bahagia, bermain main pasir pantai,bermain air laut dan lainnya. Ia berlari kearah papanya

"Papah... naya mau bikin istana dari pasir dong."

Papanya tersenyum manis, menggandeng tangan mungil anaknya. Mengambil cetakan untuk membuat istana pasir, naya tertawa bahagia. Shella?tidak ada karna ia masih tinggal bersama kakek dan neneknya.

"Ye.... istana pasir jadi makasih papa, naya sayang papa." ucap naya

Ia memeluk erat papanya dan mencium pipi nya. Papahnya tersenyum membalas pelukan gadis kecilnya.

"Pahh,nayaa makan dulu," teriak seorang wanita yang memanggil manggil namanya. Naya langsung melepas pelukannya, ia berlari kearah wanita itu. Wanita itu adalah mamanya.

"Mah, makan pake apa?," tanya naya penasaran

"Makan pake ikan lah sayang, ini kan dipantai." jawab mamanya. Naya mengerucutkan bibirnya lalu membuang nafasnya kasar.

"Hei kenapa gadis kecil papa?" tanya papanya sambil tersenyum.

"Naya gak mau makan pah, gak ada udang naya gak mau," ucap naya. Gadis kecil ini menyilangkan kedua tangannya dan membelakangi orang tuanya.

"Makan dulu sayang, nanti setelah dari pantai baru kita makan udang yang banyak." ucap papanya. Naya membalikkan badannya, wajahnya berseri seri.

"Serius pah? beneran ya, yaudah naya makan dulu. Mah naya mau ikan yang itu ya," Ucap naya antusias sambil menunjukkan ikan yang dibakar. Mamanya langsung mengambilkan makanan untuk naya dan suaminya.

Mereka pun makan bersama sama, dipantai pangandaran.Keluarga naya setiap liburan menyempatkan untuk berlibur disana. Bosen? tidak...

Flasback off

Naya tertawa pelan airmatanya jatuh kembali lebih deras dari yang tadi. Naya berjalan menuju cermin, tersenyum. Senyum palsu tentunya

"Hahahaha," Naya tertawa tetapi dengan wajah yang sangat sangat kacau. Matanya yang sembab, rambutnya yang acak acakan dan pikirannya yang kacau.

"Gwe bukan naya yang dulu hikss, naya yang dulu bahagia. Sekarang kerjaannya nangis teruss hikss. Naya sekarang Lemah, liat keluarga harmonis nangis. Lemah dasar lemah naya lemah!," Ucap naya didepan cerminnya sambil menunjuk nunjuk dirinya sendiri dicermin itu.

Kini mata naya tidak hanya sembab saja, tetapi juga menjadi merah.Ia berjalan menuju tempat tidurnya merebahkan badannya lalu memejamkan matanya. Ia sangat lelah hidup seperti ini, tetapi takdir. Apa boleh buat naya harus membiasakan hidup seperti ini, tanpa kasih sayang orang tua yang utuh,hidup mandiri dan berpikir lebih dewasa. Ingin menjadi anak yang lainnya? tentu saja ia cape harus terus berpikir lebih dewasa.

~~~

Pagi hari ini naya harus berangkat kesekolah dengan pikirannya yang kacau, hatinya yang sakit dan matanya yang sembab. Tetapi ia tidak memperlihatkan itu semua kesemua orang, ia slalu tersenyum dihadapan orang.

"Nayaa," teriak fanisa dari kejauhan, Naya menoleh kearah fanisa sambil memperlihatkan senyum palsunya

"Kenapa?," tanya naya lembut. Fanisa melihat kearah naya.

"Mata lu kok sembab sih nay, lu habis nangis ya? kenapa ayo cerita sama gwe," Crocos fanisa kepada sahabatnya. Naya malah tersenyum kearah fanisa.

"Gwe gak papa kok, kekelas aja yuk." ajak naya

Fanisa menganggukkan kepalanya pelan, ia tau sebenarnya naya itu sedang menutupi kesedihannya.

Mungkin masalah pribadi kali, gwe gak boleh kepo. Intinya harus buat naya tersenyum ,batin fanisa

~~~
Part ini paling gaje
Maklum ya:)

Jangan lupa vote♡

RAPUH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang