Berkunjung

2.5K 81 2
                                    

Leo uring uringan pasalnya pesan yang dikirim hanya di baca oleh Hellen. Ando dan Fatur terkena imbasnya sendari tadi mereka berdua kena semprot, jadi bahan pelampiasan kekesalan Leo.
Kini mereka bertiga berada di kantin mengisi amunisi, banyak anggota Aligator lainnya yang juga mengisi asupan siang hanya saja mereka tidak satu meja dengan sang Leader.

Leo menghabiskan dua gelas es teh setelah menyantap habis satu mangkuk mie ayam. Entah alasan apa yang mendasari kekesalan Leo kali ini, apa karna pesannya hanya di read ?
Bukankah Leo tidak memiliki alasan untuk merasa kesal, Leo sendiri yang bilang dia tidak menyukai Hellen tapi mengapa dirinya uring uringan saat pesannya tidak dibalas bahkan hanya di read.

Leo beranjak dari duduknya, menyambar kunci motor yang tergeletak di meja kantin. Dirinya pergi tanpa berpamitan,
Ando dan Fatur hanya menatap punggung Leo yang semakin menjauh. Mereka tidak menyusul  Leo, mengganggu Leo saat kondisi moodnya buruk hanya akan menambah moodnya rusak. Leo benci pengganggu.
Leo berjalan menuju parkiran sekolah, jam makan siang memberi peluang untuk dirinya melewati gerbang tanpa gangguan dari satpam penjaga gerbang yang menjengkelkan.

Leo melewati gerbang dengan motor ninjanya, satpam penunggu gerbang mungkin sedang makan siang sehingga tidak ada yang menggagalkan aksinya meninggalkan sekolah tanpa izin. Leo memacu gas ketika sudah menjauhi lingkungan sekolah, tatapannya lurus kedepan. Ada hal yang mengganggu pikirannya, mungkin tentang gadis si rambut pink atau hal lainnya.

___________________________________

Hellen berusaha berdiri dengan tangan yang bertumpu pada dinding untuk menahan bobot tubuhnya, tetesan air menetes dari ujung seragam dan ujung rambut. Pipinya terasa perih akibat tamparan, mata Hellen berkaca kaca untuk pertama kalinya seseorang menampar dirinya dan sialnya orang tersebut menampar Hellen bukan karena kesalahan yang Hellen buat.

Hellen membasuh muka perlahan, pantulan dirinya di cermin sangat mengenaskan. Rambut yang lepek, seragamnya basah, dan pipi yang sedikit memerah. Jangan lupakan mata Hellen yang berkaca kaca, ini menyakitkan untuk Hellen. Denyut tamparan masih terasa dipipinya. Manik matanya memandang lekat penampilan dirinya yang terpantul di cermin, tidak mungkin Hellen kembali kekelas dengan keadaan seragam basah sedangkan cuaca hari ini cukup terik. Mengambil baju olahraga di lokernya terlalu memakan jarak dan beresiko Hellen menjadi pusat perhatian yang lain dengan kondisinya saat ini. Hellen mencoba mencari cara untuk keluar dari kamar mandi, tubuhnya mulai merasa dingin ini sudah terlalu lama Hellen berdiam diri dengan seragamnya yang basah.

Ide muncul setelah lama berkutit dengan otaknya sendiri, Hellen meminta Angel pergi keruang BK meminta izin atas nama Hellen untuk pulang lebih awal dengan alasan sakit. Sedangkan Cika dan Vera mengambilkan seragam olahraganya di loker, masalah terpecahkan. Hellen menata rambutnya sembari menunggu kedatangan sahabatnya, sejenak Hellen berhenti dari aktivitas menata rambutnya. Apa dunia pun menentang hubungannya dengan Cakra, seolah hubungan yang mengikat mereka merugikan banyak orang. Haruskah Hellen berhenti membuka hatinya untuk Cakra, haruskah Hellen mengubur perasaan yang sejatinya masih hidup. 

Entahlah, Hellen belum ingin memikirkan hal tersebut. Ada banyak hal yang mengisi pikiranya dan semua hal itu bersangkutan dengan si brengsek. Untuk ketiga kalinya gadis itu membasuh muka dengan air, bunyi air yang keluar dari kran terdengar keras mengisyaratkan mood Hellen berantakan hari ini. Sudah terlalu banyak kejadian yang membuatnya muak sekarang di tambah kelakuan kakak kelasnya yang tidak terpuji, Hellen mengacak rambutnya sendiri nampak frustasi.

Hentakan sepatu Cika dan Vera terdengar memasuki ruangan di mana Hellen berada, Hellen membenarkan diri berusaha menutupi hal yang baru saja menimpanya. Tidak mudah menutupi semua dari sahabat sahabatnya terutama Vera, mereka bukan bocah yang gampang di tipu dengan alasan yang bisa di bilang konyol.

Gertakan MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang