Kecupan

2.6K 94 9
                                    


Hellen pulang sendiri. Ia duduk menunggu bus di halte depan sekolah. Gadis itu duduk menunduk, ia menggoyang dan memiringkan kaki bersepatu putihnya. Anggaplah Hellen bosan. Senja kian larut, banyak siswa yang masih berlalu lalang entah itu menunggu jemputan datang atau hanya sekedar mengulur waktu pulang. Seseorang dengan kendaraan motornya berhenti tepat di depan Hellen. Hellen pikir pengendara tersebut akan bertanya alamat pada dirinya, mungkin. Hellen mengangkat kepalanya, menunggu orang tersebut membuka helm yang menutup wajahnya.

Hellen membulatkan matanya, tidak percaya pada sosok di depannya kini. Hellen rasa dirinya berhalusinasi, mustahil jika memang benar pengendara itu adalah Leo. Tapi Hellen berani bersumpah bahwa ini memang Leo, ini nyata bukan halusinasi atau bahkan mimpi.

Leo mematikan mesin motornya. Ia tersenyum kecut pada Hellen. Hellen tidak membalas dengan senyuman, ia justru melototkan matanya seakan melihat hantu. Leo menahan tawa melihat raut wajah Hellen saat ini, yang menurutnya menggemaskan. Ya, katakanlah sore ini Leo menjemput kekasihnya untuk pulang bersama. Bukankah itu hal yang wajar di lakukan sebagai sepasang kekasih, itu menurut Leo tapi tidak bagi Hellen. Hellen justru risih dengan kehadiran Leo, semua yang ada memandang kearah mereka saling bisik tidak jelas. Hellen tidak nyaman.

" naik. Mau nunggu tua dulu baru naik ? "
Apa Leo tidak tahu cara bersikap manis pada kekasihnya.

Hellen mengendarkan pandangannya, ia takut keberadaan Leo di ketahui anak Meteor. Jangan lupa siapa Leo, Leader Aligator.
" ngapain lo di sini ? "


" jemput pacar, emang salah ? "
Jawab Leo dengan raut wajah yang mengledek.

Hellen memandang Leo sinis. Ia tidak suka dengan sikap Leo yang seenaknya sendiri, mengklaim Hellen sebagai pacarnya. Hellen ingin memukul Leo, membangunkan dari mimpinya tapi Hellen masih sayang pada nyawanya.

" naik, kalo lo mau aman "
Sekarang Leo menggunakan acaman agar Hellen tunduk pada perintahnya.

Hellen memandang sekelilingnya, kehadiran Leo mengundang perhatian banyak. Mau tidak mau Hellen harus mengikuti kemauan Leo, ia tidak ingin menjadi pusat perhatian banyak orang. Mantan kekasih Leader Meteor dijemput Leader Aligator, bukankan itu hal yang sangat menarik.

Hellen naik keatas motor, Mereka melaju meninggalkan banyak pasang mata yang penasaran akan hubungan di antara keduanya. Hellen duduk di jok belakang, jangan berharap ia akan berpegang pada pinggang Leo. Mimpi. Hellen lebih memilih jatuh kebelakang ketimbang memeluk pinggang Leo. Leo mengendarai dengan kecepatan sedang, ada senyum di bibir merah mudanya. Leo hanya senang bisa pulang bersama Hellen dan melihat wajah manis gadis pink'nya.
Entah ada apa dengan diri dan perasaanya, Leo tahu ada yang salah tapi untuk alasan yang tidak jelas ia justru senang akan kesalahan tersebut.

Dari balik kaca mobil hitamnya, Lolyta menyaksikan semua. Ia tersenyum nakal.
" bakal seru kalo Cakra tahu "

__________________________________

Leo memarkirkan motornya di tepi jalan. Hellen turun dari jok motor, ia mengedarkan pandangannya. Taman yang ramai meski hari mulai petang, merupakan tempat yang cocok untuk bersantai dan berfoto.
Hellen tersenyum singkat, sudah lama dirinya tidak datang kemari. Meski dirinya sempat kesal saat tahu Leo tidak langsung mengantarnya pulang, nyatanya rasa kesalnya seakan menghilang setelah ia tiba di sini.




Leo menggandeng tangan Hellen. Hellen sempat terkejut, namun ia tidak menolak perlakuan Leo terhadapnya justru Hellen merasa senang. Ia merasa di hargai. Leo mengajak Hellen duduk di salah satu bangku taman, mereka menikmati es krim yang tadi di beli. Baik Leo maupun Hellen tidak berhenti tersenyum, meski tersenyum singkat seakan mereka menikmati kebersamaan ini. Meskipun keduanya berusaha menyembunyikan rasa bahagianya, tapi raut wajah dan senyumnya tidak bisa berbohong.



Gertakan MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang