Kebimbangan

1.4K 84 11
                                    


Tidak butuh waktu lama untuk menyebar luaskan gosip di SMA Nusantara. Seperti saat ini, berita tentang Cakra dan Hellen sudah menyebar luas. Banyak yang bergosip dan penasaran akan hubungan keduanya. Tidak jarang dari mereka untuk kembali mengaduk masa lalu Cakra dan Hellen.

Berita tersebut berada di tingkat teratas seharian ini. Tidak heran jika berita itu sampai ketelinga Lolyta.
" Kurang ajar ! "
Lolyta mengutuk keras hal ini. Gadis ambisius itu tidak akan tinggal diam.

Udin hanya menatap seniornya. Sama sekali bukan urusannya jika Cakra dan Hellen kembali dekat.
" Lo terlalu terobsesi. Masih banyak lagi cowo di luar sana, kenapa juga lo buang buang waktu buat cowo kaya Cakra ? Yang udah jelas sukanya sama Hellen "
Tukas Udin santai.

Lolyta menatap tajam juniornya. Saat ini mereka berdua berada di rooftop sekolah.
" Jaga mulut lo ! Lo ngga bakal ngerti perasaan gue karna lo ngga pernah jatuh cinta "
Ucap Lolyta. Sampai kapan pun dirinya tidak akan melepas Cakra untuk Hellen. Tidak untuk yang kedua kalinya.

Udin menghela nafas kasar.
" Terserah lo ! "
Ucapnya tidak bersemangat. Masalah perasaan selalu merepotkan.

Lolyta mengetatkan kepalan tangannya. Ia menjatuhkan pandangannya di lapangan basket, dimana Cakra dan yang lain tengah bermain.
" Apapun akan gue lakuin demi Cakra ! "
Tukas Lolyta penuh keyakinan.

" Kalo Leo ngga bisa misahin Hellen dari Cakra, biar gue yang turun tangan ! "
Lanjut gadis itu.

" Leo ngga peduli sama hubungan mereka kali. Lo lupa tujuan awal kita kerja sama ? "
Ucap Udin melenggang pergi. Perkataan Udin membuat Lolyta resah.

Lolyta melipat tangannya di dada. Ia harus mengatasi masalah ini sendiri. Percuma mengandalkan Leo dan Udin. Lolyta tidak pernah kehilangan akal untuk memujudkan keinginannya. Jika belum tergenggam di tanganya maka gadis itu tidak akan berhenti. Lihat saja aksinya nanti.


Hellen tidak berhenti mengutuk kejadian tadi. Berita tentang dirinya sudah diketahui seantero sekolah. Membuatnya malu saja.
" Kenapa juga sih tadi Cakra harus kek gitu ? "
Tanyanya pada dirinya sendiri.

Vera menatap penuh selidik. Sebenarnya ada apa antara Cakra dan Hellen. Pasti ada hal yang tidak Hellen bagi dengannya.
" Makanya cerita sama gue, makan tuh karma buat lo "
Ucap Vera tidal menenangkan Hellen sama sekali.

" Karma ? Emang gue ada salah sama lo ? "
Tanya Hellen heran.

Vera memutar bola matanya. Sahabatnya yang satu ini memang tidak peka.
" Ini karma buat lo karna lo ngga mau cerita sama gue ! Pusing sendiri kan lo jadinya "
Ucap Vera puas.
Hellen memijit pelipisnya. Pusing. ada ada saja sahabatnya ini.

Vera merapatkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Hellen. Mencoba mengorek informasi apa yang tidak di ketahuinya.
" Cerita sama gue, gue jamin aman. Ngga bakal gue sebar deh, nanti gue bantu cari solusinya"
Rayu Vera.

Hellen menatap wajah Vera yang memelas. Apa memang harus ia bagi masalah ini.
" Ngga ! "
Hellen belum yakin untuk bercerita dengan siapapun. Jika ada yang tahu Cakra mengajaknya balikan, pasti semakin ribet.

Refleks Vera menarik tubuhnya menjauh. Menerima penolakan keras dari Hellen.
" Pelit lo ! "
Cetus Vera. Ia mengaduk es jeruk yang sudah terasa tidak nikmat lagi. Es batunya sudah mencair.

Hellen menggeleng melihat tingkah Vera yang seperti anak kecil. Tidak di undang kedatangannya Angel dan Cika menghampiri meja mereka.
" Hellen ,Hellen, Hellen ! "
Suara Cika melengking. Menepuk pundak Hellen berulang kali. Nafasnya tidak teratur seolah dirinya baru saja maraton.

Meja Vera dan Hellen yang tadinya penuh dengan kedamaian kini mendadak heboh.
" Apaan sih, eeeh dodol lo berisik tau ngga ? "
Cetus Vera. Kedatangan Angel dan Cika menggangungnya.

Gertakan MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang