Cerita Leo

1.4K 78 5
                                    

Gadis dengan bando merah muda terus membuntuti Leo membuat lelaki tersebut kesal saja.
" Bisa ngga sih lo berhenti ngikutin gue ? Kurang kerjaan lo, hah ? "
Cetus Leo. Lelaki itu tidak pandang bulu ketika sudah kesal.

Gadis itu hanya tersenyum. Tidak masalah jika Leo membentaknya yang penting dirinya bisa dekat lagi dengan Leo.
" Ngga usah marah, aku cuma pingin jalan bareng kamu "
Ucap Sandra.

Leo menatap gadis ini. Ia mengamati sebentar wajah imut Sandra yang tidak lelah memberinya senyum meski Leo abaikan.
"  Sayangnya gue ngga mau jalan bareng sama lo "
Ucap Leo final. Lelaki dingin itu melenggang lebih dulu. Leo tidak bisa lagi bersikap lembut dengan Sandra. Kesalahan yang Sandra lakukan terlalu fatal untuk ditoleransi.

Sandra menatap sendu punggung Leo. Rindunya sudah memberat. Ia tidak tahan di abaikan seperti ini terus.
" Semarah itu kamu sama aku ? "
Ujar Sandra berbalik arah. Leo belum memaafkan kesalahannya beberapa waktu lalu dan itu membuat hati Sandra resah merasa bersalah.

Leo duduk di pojok belakang sekolah. Ada sofa yang sengaja di letakkan di sana sebagai basecamp Aligator. Wajahnya terlihat murung tidak bersahabat. Bahkan ia tidak menyapa yang lain saat tiba tadi. Leo mulai menghidupkan sebatang rokok dan menyespanya nikmat. Inilah kebiasaan Leo saat hatinya tengah gaduh.

"  Jelek banget muka lo bos "
Tegur Fatur, ia mendaratkan pantatnya di sisi Leo.

Leo tidak menanggapi. Saat ini dirinya sedang tidak ingin berbasa basi.
"  Sandra tadi nyariin lo, katanya minta pulang bareng "
Ucap Fatur menyampaikan pesan yang Sandra titipkan padanya.

Mendengar nama Sandra membuat Leo muak. Kesabarannya sudah dikuras habis oleh gadis itu.
" Bilang aja gue ngga mau ! "
Tolak Leo tanpa menimang ajakan Sandra. Tidak hanya sekedar menolak bahkan Leo sudah memblokir gadis itu dari hidupnya.

"  Sampe kapan lo mau gituin dia ? Lo ngga kasian ? "
Tanya Fatur.

Leo menarik rokok dari mulutnya. Ia menatap nyalang.
"  Rasa kasian gue ngga berlaku lagi buat dia ! "
Perkataan Leo mengandung rasa marah dan kecewa. Bahkan tatapannya kian membara.

Fatur menghela nafasnya. Ia menatap prihatin. Lelaki itu menepuk pundak Leo.
"  Jangan lari dari kenyataan "
Tukas Fatur bangkit dari sofa. Leo memicingkan bola matanya, tidak mengerti maksud ucapan anggotnya ini.

Tidak diambil pusing ucapan Fatur. Leo kembali menikmati rokoknya. Memang benar persoalan perasaan selalu merepotkan. Lelaki berbalut seragam abu abu itu kini sibuk dengan dunianya. Tidak terusik sama sekali dengan suara anggota yang lain. Hatinya dilanda keresahan yang amat mengganggu. Bukan hanya sekedar memikirkan Hellen namun otaknya juga beroperasi memikirkan Sandra. Benar benar mengganggu bukan.

Leo menatap foto Hellen di ponsel mahalnya. Senyum yang sangat manis di mata Leo.
" Kenapa lo terus berkeliaran di pikiran gue tanpa izin dari gue ? Kenapa harus lo ? "
Gumam Leo. Leo bahkan tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Leo tidak mau jatuh hati pada gadis yang sudah menjadi bagian dari saudara tirinya. Orang yang paling dibencinya.

Seandainya Hellen bukan bagian dari Cakra pasti Leo tidak akan menolak perasaanya. Leo dengan senang hati menyambut Hellen. Sayang Hellen adalah bagian yang diangggap berharga oleh Cakra dan Leo tidak bisa menjadikan Hellen sebagai bagian darinya. Tidak mungkin.

"  Anjing ! "
Umpat Leo. Mengapa harus Hellen dan mengapa juga hatinya harus luluh pada senyum gadis itu.

Semua menatap Leo secara bersamaan. Kaget karna Leo tiba tiba mengumpat.
"  Kenapa lagi ? "
Tanya Ando yang sedang bermain game dengan Arga.

Arga menggeleng tidak tahu.
"  Mikirin Sandra kali "
Dugaan yang salah.

"  Woy ! Bucin mulu lo, ngga bosen ? "
Teriak Ando yang duduk sedikit jauh dari Leo.

Gertakan MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang