Teguran Dua Leader

999 82 40
                                    

Pernahkah kamu terluka, namum kamu harus tetap kuat untuk orang di sekitar mu ?

Pernahkah kamu ragu dengan seseorang namun kamu  berusaha tetap di sisinya dan tidak bersembunyi ?

Pernahkah kamu, demi seseorang kamu meredam ego dan menyerahkan kesabaran mu demi dirinya ?

Jika Cakra ingin, Cakra bisa pergi. Jika Cakra mau, Cakra bisa lari. Namun Cakra terus menetap, mendampingi Hellen dalam situasi yang rumit. Cakra bukan pengecut, ia adalah lelaki yang penuh kharisma. Cakra bisa dengan mudah berpaling namun Cakra memilih terus menggenggam erat Hellen.

Sejatinya Cakra hanya manusia biasa yang memiliki ego dan pemikiran bercabang, mungkin Cakra sempat goyah dengan pemberitaan buruk yang menyeret Hellen dan saudara tirinya. Untuk pertama kali Cakra mengetahui gosip itu, hatinya mendadak mati rasa. Sekedar membayangkan hal yang sudah terjadi antara Leo dan Hellen saja Cakra tidak sanggup. Ia terus menekan pemikirannya dan berusaha mengabaikan gosip tersebut, melihat rundungan yang menghujat Hellen membuatnya terdesir sadar bahwa gosip sialan itu sangat menyiksa mental Hellen.

" Cak "
Panggil Hellen di koridor lenggang itu. Cakra terbuyar dari pemikirannya ketika mendengar Hellen memanggilnya lalu lelaki itu menatap Hellen dengan sunggingan senyum merekah. Gadis yang kini berlari kecil kearahnya adalah alasan baginya untuk tetap tegap, harus Cakra akui bertahan di saat seperti ini tidaklah mudah. Menerpa jauh pemberitaan buruk tersebut dan mempercayai Hellen sepenuhnya adalah pilihan lelaki itu.

" kenapa ? "
Tanya Cakra saat Hellen sudah berdiri di hadapannya, lelaki itu membelai rambut halus Hellen yang sedikit berantakan karena larian kecilnya tadi.

" ngga papa, cuma manggil "
Jawab Hellen dengan cengir kudanya, keduanya lalu melangkah menuju parkiran sekolah berniat pulang. Senyum adalah mereka hari ini, perasaan lega menetap untuk mereka.

Hellen tidak perlu merasa cemas lagi, khawatir atau takut. Hellen sudah berani mengangkat dagu saat berpapasan dengan yang lain saat di koridor, ia tidak lagi mengambil pusing bisikan mereka yang termakan akan gosip receh itu. Saat awal berita itu beredar Hellen menundukan kepala meski pada dasarnya ia difitnah, gadis itu tidak sanggup melihat tatapan dengki dari siswa lain. Ia selalu di hantui  makian dan cemoohan yang terus berdengung  di pendengarannya tanpa jeda namun semua itu berhasil ia lewati bersama Cakra.

" mau kemana ? "
Tanya Cakra disela langkah mereka menuju parkiran.

" pulang kan ? "
Jawab Hellen.

" ngga mau kemana gitu ? "

" kemana ? "
Hellen menatap bingung, apa ada tempat yang Cakra maksud.

" terserah "

" jangan terserah "
Ujar Hellen.

" ok "
Jawab Cakra lalu menggandeng Hellen menuju parkiran.

Mungkin banyak dari mereka yang bertanya mengapa Cakra mau bersama Hellen, Cakra sendiri pun tidak mengerti. Ia hanya tau bahwa dirinya sudah terpatri pada Hellen sejak kelas sepuluh. Apapun dan bagaimana pun kondisi Hellen, Cakra tidak bisa lepas karena Cakra adalah orang yang paling mengerti kepribadian Hellen di banding mereka semua yang saat ini memandang Hellen sebelah mata.

____________________________

" Cak itu "
Hellen sangat antusias, ia selalu menunjuk hal hal unik yang ia dapati dengan semangat membuat Cakra menggeleng heran. Kedua anak manusia itu tengah berada di pusat perbelanjaan yang tidak kecil di tengah kota, gadis dengan rambut berombre itu terus merekahkan senyumnya karena sudah lama ia tidak datang kemari.

" mau ? "
Tanya Cakra saat Hellen menunjuk sebuah boneka panda yang terpajang di etalase, boneka berwarna hitam putih itu lumayan besar mungkin seukuran balita.

Gertakan MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang