Hilang Kabar

1.7K 87 13
                                    

Hellen berjalan gontai pagi ini. Ia baru saja tiba. Gadis dengan rambut yang sengaja di gerai itu melangkahkan kakinya di koridor sekolah. Raut wajahnya terlihat lesu, tatapan matanya pun kosong. Setelah kejadian kemarin, Hellen sedikit terlihat kacau. Jika mengingat kemarin dirinya seperti apa, rasanya seperti mimpi. Tidak pernah terbayangkan dirinya akan mengalami hal semacam itu dan parahnya semua itu terjadi hanya karna masalah cowo. Bukankah terlalu konyol jika di pikirkan lagi, seorang siswi melakukan tindakan yang tidak beretika hanya karna asmaranya yang kurang manis. Sungguh miris.

Di tengah koridor Hellen tidak sengaja berpapasan dengan Cakra dan yang lain yang sepertinya baru saja tiba seperti dirinya. Hellen berhenti sejenak begitupun Cakra, mereka sempat saling tatap meski hanya sekilas. Ketujuh lelaki berseragam yang tadinya bersorak riuh kini mendadak diam. Hellen lebih dulu menyudahi kontak matanya dan berlalu meninggalkan ketujuh inti Meteor tanpa menyapa. Gadis itu bergegas pergi dari hadapan ketujuh laki laki yang tengah menatap Hellen heran. Bertanya tanya ada apa dan bagaimana dengan keadaan Hellen. Tidak biasanya Hellen hanya diam seperti ini saat berpapasan. Bukankan Hellen selalu ramah.

Hellen memasuki kelas, sudah banyak yang datang meski hanya sebagian dari jumlah aslinya. Ia mendudukkan diri di bangku dan menyangga dagunya dengan salah satu tangan. Hellen sadar jika tindakannya tadi tidaklah pantas. Seharusnya ia mengucapkan terimakasih, karena kemarin Cakra dan yang lain datang tepat waktu menolongnya. Entahlah, Hellen tidak mengerti. Hellen sedang tidak ingin berurusan dengan Cakra saat ini, ia takut jika Lolyta akan bertindak lebih. Yang jelas Hellen tidak ingin mencari masalah dengan siapa pun. Baginya kemarin sudah lebih dari cukup.

Kantin adalah tempat yang paling ramai di jam makan siang. Banyak yang sudah menempati bangku bangku yang semula kosong. Begitupun dengan Hellen dan ketiga sahabatnya.

" Lo diem mulu Len, kenapa ? Kalo sakit ke UKS aja "
Ujar Cika. Ia mengaduk kuah baksonya.

Hellen hanya diam. Ia menyangga dagunya, melamun. Tatapan terus memandang layar ponselnya penuh harap, menunggu kabar seseorang dari lain tempat.

" Bakso lo keburu dingin. Lo nunggu kabar dari siapa sih ? Gue liat dari tadi pagi lo ngga berhenti natap layar HP lo "
Kata Vera. Heran dengan Hellen, tidak biasanya Hellen bermain ponsel saat makan siang.

Angel sama herannya dengan Vera.
" Kalo kangen di chat aja langsung "
Celetuk Angel.

" Gue rasa dia ngga bakal suka kalo gue chat duluan "
Ujar Hellen. Menerawang wajah seseorang yang akhir akhir ini dekat dengannya.

" Emang lo lagi deket sama siapa, Len ? Curang lo ngga cerita ke kita "
Cika kepo.

Hellen tersenyum masam.
" ngga lah, gue ngga deket sama siapa siapa "
Ucap Hellen. Memasukkan ponsel ke saku seragamnya, mulai menyantap makan siangnya.

" Bohong lo ya "
Vera tidak percaya begitu saja.

" Asal jangan sama Cakra, gue dukung lo sepenuhnya "
Angel mengelap mulutnya dengan tisu setelah selesai makan.

Hellen terkejut dengan ucapan Angel.
" Kenapa ? "
Tanya Hellen.

" Kok kenapa sih Len ? Jangan bilang lo deket lagi sama tuh bocah "
Angel heran dengan respon Hellen atas ucapannya barusan.

Hellen menggeleng kuat.
" Bukan gitu maksud gue, gue bingung aja sama ucapan lo
tadi "
Ucap Hellen meluruskan maksudnya.

" Emang kenapa kalo Hellen deket lagi sama Cakra ? Menurut gue mereka cocok cocok aja "
Celetuk Vera.

" Lo lupa kemarin Hellen di apain sama Lolyta ? "
Tanya Angel. Masih kesal dengan sikap Lolyta kemarin.

" Inget, trus apa hubungannya kalo Hellen deket lagi sama
Cakra ? "
Tanya Cika.

Gertakan MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang