2 hari setelahnya, jadwal BANGTAN di New York selesai dan mereka akan kembali ke Korea dengan penerbangan malam ini.
BANGTAN sedang dalam perjalanan menuju ke bandara. Semua orang tertidur kecuali sang leader. Namjoon masih sibuk membaca laporan terakhir tentang Lisa di emailnya.
Kegiatan gadisnya hanyalah pergi kuliah dan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan bersama dengan Mina, Rosé dan Momo. Interaksinya dengan laki-laki hanya pada saat menyapa beberapa teman sekelasnya dan mengobrol singkat dengan seorang ahjussi penjual corndog. Tak satupun yang perlu dikhawatirkan Namjoon, dan Namjoon sangat lega. Ia memejamkan matanya setelah selesai membaca laporan itu, dan mempersiapkan dirinya melakukan penerbangan yang sangat panjang sebelum ia bertemu Lalisa.
🌝🌝🌝🌝🌝
Jantung Namjoon bedebar semakin kencang ketika ia menginjakkan kakinya di bandara Incheon. Dalam beberapa jam, tidak, dalam beberapa menit ke depan, ia bisa menemui Lisa. Menemui gadisnya, yang akan segera ia bawa kembali dalam hidupnya. Dada Namjoon bergemuruh seakan hendak meledak sekarang.
Namjoon sama sekali tidak mempedulikan jetlag dan rasa lelah pada tubuhnya, padahal ketika BANGTAN sampai di Dorm, keenam membernya langsung jatuh tertidur karena kelelahan setelah menempuh penerbangan selama hampir 15 jam dari New York ke Seoul. Sedangkan Namjoon, tanpa menunggu sedetikpun terbuang sia-sia, langsung memacu mobilnya mendatangi distrik apartemen tempat Lisa tinggal.
Namjoon memakirkan mobilnya di basement dengan akses parking card milik Lisa yang masih dimilikinya. Lagipula Lisa tidak punya mobil disini, jadi dulu ia memberikan parking card khusus untuk penghuni apartemen itu pada Namjoon. Saat ini pukul 8.50 malam, dan Namjoon yakin bahwa Lalisa sudah pulang karena ini adalah hari Senin, hari yang sangat padat dan membuat Lisa akan langsung pulang lebih awal dibanding hari-hari lainnya, setelah menjalani kelasnya yang melelahkan. Namjoon hafal betul dengan kebiasaan gadisnya itu.
Namjoon masuk dengan tergesa ke dalam lift. Hanya dia sendiri yang ada di dalam lift itu, penghuni apartemen ini adalah orang-orang yang workaholic dan pulang larut malam. Bahkan jika Namjoon tidak mengenakan penyamarannya saat ini, ia tak perlu khawatir sama sekali karena tidak akan ada penghuni lain apartemen yang berpapasan dengannya.
Namjoon berjalan menyusuri lorong panjang menuju ke kamar apartemen Lalisa yang berada di paling ujung. Pintu berwarna putih tulang dengan nomor kamar 810 dan sebuah plat kecil berwarna emas bertuliskan L.M. Pintu yang bahkan sangat Namjoon rindukan.
Namjoon dengan ragu menekan beberapa digit angka yang merupakan password apartemen gadisnya, berharap susunan angka-angka yang dimasukannya itu belum diubah oleh si empunya apartemen. Lisa menggunakan susunan tanggal, bulan,dan tahun ketika mereka resmi berpacaran sebagai password apartemen itu.
170617.
Dan tentu saja tidak berhasil, rupanya Lalisa sudah mengganti password apartemennya.
Namjoon menghela nafas kecewa.
Namun ia tidak menyerah semudah itu. Namjoon mencoba memasukkan angka-angka lainnya, kali ini menggunakan tanggal lahir Lisa.
270397.
Masih tidak berhasil.
Namjoon terdiam beberapa saat dan berpikir kombinasi angka apa yang mungkin digunakan gadis polos itu, karena Namjoon tahu Lisa tidak terlalu suka menggunakan angka yang rumit dan sulit untuk diingatnya.
Tiba-tiba beberapa angka melintas di benak Namjoon ketika ia menyadari sesuatu. Namjoon kali ini menekan tombol angkanya dengan penuh semangat dan keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetener | NAMLICE✔️
RomanceCerita keseharian Namlisa yang lebih manis dari gula dan madu✨ Hanya drabbles atau short stories (?) - slice of life tentang Lisa si mahasiswi jurusan tari yang diam-diam pacaran dengan Daddy Namjoon a.k.a RapMonster BTS. Hati-hati kapalmu oleng🤭🙈...