One Last Time

3K 259 8
                                    

Namjoon duduk dengan tenang di bar table yang ada di pantry apartemen Lisa sambil memperhatikan setiap gerakan Lisa yang membelakanginya. Gadis itu tengah membuatkan coklat panas untuknya.

Namjoon menyunggingkan senyum bangga melihat Lisa yang semakin cekatan di dapur. Tidak menjumpai gadis itu selama dua bulan membuat Namjoon menyadari bahwa banyak sekali perubahan yang terjadi dalam diri gadis bayi itu. Gadisnya itu masih tetap cantik seperti biasanya meskipun tubuhnya lebih kurus dari yang terakhir Namjoon ingat. Lisa juga semakin cekatan, dan tidak lagi bersikap manja padanya — padahal Namjoon sangat merindukan sikap manjanya itu.

Lisa meletakkan 2 mug berisi coklat panas di tangannya di meja dan menyorongkan salah satunya pada Namjoon.

"Silahkan, Oppa," ujar Lisa sambil di seberang meja yang berhadapan dengan pemuda itu. Namjoon tersenyum kecil melihat mug yang masih mengepulkan asap tipis putih di hadapannya.

"Thanks, Lilly," ucap Namjoon, membuat Lisa sedikit terkesiap, namun gadis itu buru-buru menetralkan ekspresi wajahnya.

"Bagaimana kabarmu Lice?" tanya Namjoon setelah menyesap sedikit coklatnya. Ia menatap Lisa dengan sorot mata yang teduh, menyebabkan sebuah perasaan hangat muncul di sudut hati Lisa.

"Kabarku baik, Oppa. Bagaimana dengan Oppa?"

"Aku tidak terlalu baik," jawab Namjoon sambil menatap mug di tangannya dengan tatapan sendu.

Jawaban Namjoon membungkam Lisa. Ia tidak tahu harus berkomentar seperti apa. Namjoon pun kembali menyesap coklatnya, menyadari bahwa kalimatnya menyebabkan suasana canggung semakin bertambah di antara mereka.

"Aa, Oppa pasti sangat lelah karena comeback dan promosi album baru, ya?" tanya Lisa kemudian.

"Bisa dibilang begitu. Tapi setidaknya rasa lelahku jauh lebih berkurang sekarang," Namjoon menatap lurus ke dalam manik hazel Lisa, membuat gadis itu sedikit salah tingkah.

Lisa buru-buru menyesap coklat panasnya untuk menutupi semburat kemerahan yang tiba-tiba menjalar di pipinya.

"Sebaiknya kau segera mandi dan berganti pakaian, Lisa. Well, supaya kau tidak sakit.." Namjoon melirik sekilas pada Lisa yang masih mengenakan cardigannya yang agak basah. Lisa yang baru sadar bahwa ia masih setengah basah pun mengangguk dan meletakkan mugnya.

"Uh, a-apa Oppa sudah mau pulang?" tanya Lisa dengan agak ragu.

"Kalau kau ingin Oppa pulang, Oppa akan pulang sekarang.." Namjoon jadi tak enak karena berlama-lama di apartemen Lisa, meskipun masih banyak sekali yang ingin ia bicarakan dengan gadis itu. Bagaimana pun juga, Namjoon bukan lagi kekasih Lalisa sekarang.

"B-bukan. A-anu..uh, aku sedikit lapar. K-kalau Oppa tak keberatan, maukah Oppa makan malam denganku? Err..aku..aku akan memesan pizza.." ucap Lisa terbata-bata. Lisa gugup setengah mati karena sejujurnya, Lisa juga tak ingin Namjoon segera pulang. Entah kenapa, Lisa masih ingin berbicara dengan Namjoon sedikit lebih lama.

"T-tentu saja. Kalau begitu, kau mandilah, aku akan memesan pizzanya.." meski tak kalah gugupnya, Namjoon berusaha menetralkan nada suaranya dan bersikap setenang mungkin. Padahal, jantungnya sudah berdentum-dentum seperti kembang api tahun baru sejak tadi.

"Ah, oh, oke. A-akan kuambil dompetku dulu, sebentar," Lisa memutar tubuhnya dan gelagapan mencari tasnya, padahal ia meletakkan tas itu tepat di atas bar table.

"Tidak perlu, kau pergilah mandi. Aku yang akan membayar pizzanya,"

"T-tapi.."

"Mandilah sekarang, Lisa. Sebelum Oppa berubah pikiran dan pulang,"

Sweetener | NAMLICE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang