Fine, Thank You - Dreamlike

1K 108 55
                                    

Setelah berjalan cukup jauh, mereka berhenti di depan sebuah bebatuan curam yang dihantam ombak dengan keras. Sehun menatap Yuri lekat begitu juga sebaliknya.

"Maafkan aku.", Ucap Sehun sambil melepaskan pegangan tangannya.

Yuri menatap tangannya yang baru saja di lepaskan oleh Sehun sebentar lalu ia mengangkat kepalanya menatap pria itu lagi dan tersenyum simpul.

"Situasi kita memang berbeda dengan dulu, tapi bahkan situasi kini jauh lebih buruk kan?", Tanya Yuri pelan, jika saja Sehun tidak benar-benar memperhatikannya, ia tidak akan tahu apa yang diucapkan Yuri.

"Hm.", Jawab Sehun singkat lalu mengalihkan pandangannya menatap deru ombak di depan sana.

"Maaf, aku akan membujuk Seohyun dan aku harap kebahagiaan menyertai kalian berdua.", Ucap Yuri.

"Kau tidak perlu memperdulikan aku. Kita bisa menjalani hidup kita masing-masing.", Balas Sehun tanpa melihat ke arah Yuri.

Yuri menghela nafasnya pelan lalu pergi meninggalkan Sehun seorang diri. Sebelum benar-benar menjauh Yuri berbalik menatap Sehun sebentar.

"Terima kasih, karena menjadi bagian dalam kehidupanku.", Ucap Yuri lalu berbalik lagi tanpa menunggu reaksi Sehun.

Sedangkan Sehun, ia memejamkan matanya merasakan angin yang menerpa wajahnya dingin. Tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celananya terkepal memahan emosi yang membuncah dalam hatinya.

~

Myungsoo berlari menuju pintu kamarnya saat seseorang mengetuknya di luar. Ia sangat terkejut melihat Yuri, bukan karena keberadaan wanita itu di depan pintunya tapi keadaannya yang terlihat memprihatinkan.

Genangan air mata sudah terlihat di kedua matanya, dengan susah payah ia menahannya agar tidak keluar namun kenyataannya rasa sakitnya jauh lebih besar dari usahanya untuk terlihat kuat.

"Myungsoo-ah, lagi-lagi takdir hanya mempermainkan aku.", Ucap Yuri parau dengan deraian air mata yang menganak sungai di pipinya. Ia menghambur ke dalam pelukan Myungsoo dan menangis sejadinya disana.

Myungsoo membawa Yuri masuk ke dalam kamarnya dan berniat menenangkan wanita itu. Namun, itu sama sekali tidak berpengaruh. Hanya satu solusi yang selama ini Yuri lakukan saat ia terpuruk.

Ia memilih untuk tidur dengan bantuan obat yang selama ini dikonsumsinya. Ia tertidur dengan meletakan kepalanya di atas sofa dengan tangannya sebagai bantal dan tubuhnya yang terduduk di lantai.

Myungsoo memindahkan tubuh Yuri ke atas tempat tidurnya dan juga menyelimutinya. Ia duduk di sebelah kepala Yuri dan mengelusnya pelan.

"Kuharap Tuhan melihat perjuanganmu selama ini, Yuri-ya."

#Flashback#

Yuri menangis sejadinya saat eommanya terbaring lemah dengan bantuan alat-alat medis di atas tempat tidur khas rumah sakit itu. Myungsoo dan eommanya berusaha untuk menenangkan gadis ringkih itu namun semuanya sia-sia. Yuri seakan jatuh ke dalam jurang terdalam keterpurukannya.

"Dia harus segera dioperasi.", Ucap Yuri di tengah isak tangisnya itu. Eommanya itu memang sudah beberapa hari dirawat di rumah sakit itu tapi tak ada sedikitpun perkembangan sampai hari ini tiba-tiba kondisi eommanya menurun dan dokter memberitahu Yuri bahwa eommanya membutuhkan operasi secepatnya.

"Aku tidak punya cukup uang untuk membiayainya, apa yang harus aku lakukan ahjumma?"

"Tenanglah, kami akan membantumu semampu kami.", Eomma Myungsoo memeluk Yuri erat menyalurkan kehangatan berharap gadis itu menjadi lebih tenang.

Fine, Thank You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang