Fine, Thank You - Behind The Page

1.1K 98 57
                                    

Sehun berjalan melintasi lorong sepi nan panjang khas rumah sakit itu. Di sisi kanan dan kirinya banyak terdapat deretan pintu kamar rawat yang dibedakan berdasarkan nomor.

Langkahnya terhenti saat tiba di depan pintu bernomorkan 0512. Ia menghela nafasnya dalam, terjadi pergumulan besar dalam dirinya saat ini. Di satu sisi, otaknya menyuruhnya untuk masuk ke ruangan itu tapi hatinya tidak sepenuhnya yakin, seakan ada serpihan yang hilang disana.

"Yuri-ya, maafkan aku.", gumamnya pelan tangannya memegang kenop pintu kencang. Tenaganya seakan terkuras habis bahkan hanya untuk mendorong pintu itu.

Setelah beberapa menit terdiam di depan pintu itu akhirnya ia membukanya dan masuk ke dalam. Dilihatnya seorang wanita terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit itu.

Ia masih membeku di tempatnya belum berniat mendekat pada wanita yang sudah terlihat pucat dan kurus itu.

Suara pintu terbuka menyadarkannya dari lamunan sesaatnya.

"Sepertinya ia sedang tertidur.", Sehun mengangguk lalu memutuskan untuk mendekat dan duduk di kursi sebelah ranjang yang langsung memperlihatkan keadaan pasien di atas ranjang itu.

Sehun menggenggam tangan yang terkulai lemah itu.

"Seohyun-ah.."

"Aku datang.."

~

Selama berhari-hari Yuri terdiam di dalam apartementnya walaupun sesekali Chanyeol dan Myungsoo datang mengunjunginya tapi tak ada satu pun yang mampu mengubah mood seorang Kwon Yuri belakangan ini.

"Cinta memang sangat mengerikan.", Sindir Myungsoo yang menghampiri Yuri yang duduk di ruang tengah dengan membawa sepiring makanan untuk Yuri.

"Aku tidak mau."

"Kau ingin mati secara perlahan seperti ini?!", marah Myungsoo karena untuk kesekian kalinya wanita itu menolak makan.

"Lebih baik kau pergi daripada menggangguku.", Usir Yuri lalu bangkit berdiri hendak berjalan ke kamarnya.

"Sungguh menakjubkan mengetahui fakta bahwa kau masih terus memikirkannya bahkan disaat dia menghina dan membuangmu begitu saja setelah semua yang telah kau lalui."

"Pergi!", Pekik Yuri marah. Ia lalu masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintunya kencang membuat Myungsoo yang menyaksikannya hanya bisa mendesah pasrah tentang menghadapi wanita keras kepala itu.

Tak lama suara bel berbunyi, dengan cepat Myungsoo membukakan pintunya karena tahu siapa yang datang.

"Bagaimana? Dia sudah mau makan?", Tanya Chanyeol tepat setelah Myungsoo membuka pintunya.

Myungsoo menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"..bahkan meliriknya pun tidak.", Jawab Myungsoo.

"Temani dia ya, ada yang harus aku urus perihal jadwalnya.", Chanyeol mengiyakan permintaan itu, dan Myungsoo langsung pergi dari sana.

Baru saja ia akan mengetuk pintu kamar Yuri, wanita itu keluar dengan pakaian rapihnya.

"Mau kemana? Biar aku mengantarmu.", Tanya Chanyeol saat Yuri melewatinya begitu saja.

"Tidak perlu, aku akan segera kembali.", Jawab Yuri lalu memakai maskernya dan pergi ke luar apartementnya.

Chanyeol melirik sekilas kamar Yuri yang pintunya sedikit terbuka itu, dengan rasa penasaran yang tinggi Chanyeol masuk dan terdiam saat melihat sebuah figura kecil yang sudah terlihat sedikit usang di atas nakas. Ia mengambil figura itu dan memperhatikannya secara seksama.

Fine, Thank You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang