Fine, Thank You - Drawing Our Moments

1K 104 43
                                    

Sang mentari mulai menampakan sinarnya pagi itu dan membangunkan Yuri yang terlelap nyenyak dalam pelukan pria yang selama ini selalu ia rindukan.

Ia tersenyum bahagia melihat wajah Sehun saat membuka matanya pertama kali hari ini.

"Masih ingin terus memandangiku?", Tanya Sehun dengan suara parau khas orang baru bangun tidur.

"Hm.", Jawab Yuri singkat.

Sehun menarik Yuri semakin merapatkan jarak diantara keduanya di tempat tidur yang terbilang kecil itu.

"Sehun-ah..", Panggil Yuri pelan.

"Hm?"

"Anakmu lapar.", Sehun langsung memandangi wajah Yuri yang memohon padanya. Sehun terkekeh pelan lalu bangun dari tidurnya dan mensejajarkan kepalanya pada perut Yuri.

"Aegi-ya, kau lapar? Appa akan kembali setelah membuat makanan untukmu.", Ucap Sehun sambil mengelus perut Yuri lembut.

Yuri mengerutkan keningnya saat melihat Sehun kembali cepat dengan segelas susu di tangannya.

"Boa-ssi sudah menyiapkan semuanya.", Ucap Sehun sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sehun memberikan susu itu pada Yuri yang langsung diminumnya sampai habis, terlihat sisa-sisa di pinggir bibirnya membuat Sehun terlihat gemas.

"Aigoo, bagaimana bisa kau menjadi seorang ibu kalau minum susu saja masih belepotan seperti itu.", Yuri mengalihkan pandangannya dari gelas ke Sehun lalu mulai menjilati bibirnya sendiri.

"Kau berniat menggodaku ya?", Tanya Sehun yang dibalas gelengan kepala oleh Yuri.

Ia mendekat ke arah Yuri lalu menarik tengkuk wanita itu dan menciumnya dengan lembut.

"Yakk!", kesal Yuri saat Sehun sudah melepaskan tautan mereka.

"Morning kiss yang menyenangkan.", Ucap Sehun tanpe mempedulikan tatapan kesal Yuri padanya.

Yuri dan Sehun berjalan keluar dari kamar yang tentunya disambut oleh Boa dan Bomin.

Setelah makan, Bomin mendekat ke arah Yuri dan memeluk tangan Yuri erat.

"Immo, jangan pergi. Bomin ingin melihat aeginya lahir.", Rengek Bomin sambil menarik-narik tangan Yuri.

Yuri berlutut mensejajarkan dirinya dengan anak lelaki itu karena memang tidak memungkinkan baginya untuk berjongkok dengan keadaan perutnya yang sekarang.

"Immo akan berkunjung lagi kemari dan saat aeginya lahir, immo janji akan memberitahu kalian agar kalian bisa melihat aeginya.", Ucap Yuri sedih.

"Eonnie, tidak bisakah kalian ikut saja denganku? aku pasti akan sangat merindukan kalian.", Mohon Yuri dengan wajah memelasnya.

Boa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Disinilah tempatku, kau bisa kemari kapanpun kau mau, Yuri-ya.", Tolak Boa membuat Yuri semakin ingin menangis, biar bagaimana pun waktu yang ia habiskan dalam beberapa bulan bersama keluarga kecil itu sangatlah berarti.

"Aku akan berkunjung lagi.", Ucap Yuri yang dibalas anggukan oleh Boa.

Sehun mendekat ke arah Boa dan membungkukan badannya sembilan puluh derajat.

"Maaf baru mengatakannya sekarang, tapi terima kasih karena menjaganya untukku selama ini.", Ucap Sehun setelah ia berdiri dengan sempurna lagi.

"Hm. Jangan sungkan seperti itu, ia sudah seperti adikku sendiri.", Balas Boa.

Yuri dan Sehun berpamitan pada Boa lalu pergi setelah salam perpisahan yang singkat itu.

Diperjalanan, Yuri meminta Sehun untuk menghentikan mobilnya saat dia melihat Dara yang berjalan seorang diri ke arah perkebunan jeruk yang biasa ia datangi.

Fine, Thank You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang