Fine, Thank You - Late Regret

1.1K 103 50
                                    

Secercah cahaya menyilaukan membangunkan Yuri dari tidurnya pagi itu. Dengan malas ia bangun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamarnya.

Langkah kakinya terhenti seketika saat melihat punggung seorang pria yang sedang berkutat dengan masakannya di pantry.

"Sehun-ah?", panggil Yuri dan air matanya turun begitu saja saat pria itu berbalik dan tersenyum ke arahnya.

"Kau sudah bangun? Bagaimana tidurmu?", Sehun membuka suaranya sambil berjalan menghampiri Yuri setelah mematikan kompor.

Ia berdiri di depan Yuri dan mengarahkan tangannya pada pipi Yuri untuk menghapus jejak air mata yang turun di pipinya.

"Kenapa menangis? air matamu terlalu berharga untuk terbuang sia-sia.", Sehun menarik Yuri ke dalam dekapannya setelah ia selesai membersihkan sisa-sisa air mata di wajah Yuri.

"Sekarang berikan aku morning kiss.", Rajuk Sehun membuat Yuri terkekeh menatapnya.

"Oh ayolah, aku ingin..", Belum sempat Sehun menyelesaikan kalimatnya, Yuri sudah mencium bibirnya membuatnya bungkam seketika dan menerima ciuman Yuri dengan senang hati. Yuri melepaskan tautan mereka karena ia masih membutuhkan banyak pasokan udara.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu.", Sehun pun membawa Yuri untuk duduk di meja makan.

Yuri tersenyum bahagia dan mulai menyantap makanannya.

"Yuri-ya.", panggil Sehun menginterupsi Yuri yang masih asik mengunyah makanannya.

"Hm?", Sahut Yuri dan saat akan menatap Sehun yang ada di seberangnya tiba-tiba pria itu hilang.

"Sehun-ah? kau dimana?", Yuri bangkit dari duduknya dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, kakinya melemas seketika dan akhirnya ia jatuh terduduk dan menangis sambil memanggil-manggil nama Sehun.

"Sehun-ah!", Seru Yuri saat ia membuka matanya dan hari terlihat masih gelap tidak seperti yang dilihatnya barusan dalam mimpinya itu.

Yuri mendesah pasrah saat menyadari ternyata itu hanyalah bunga tidur untuknya yang juga memiliki arti bahwa ia sangat merindukan Sehun. Ia menghapus air mata yang turun di pipinya cepat.

Ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamarnya. Ia mendapati kekosongan dan kehampaan disana. Ia berjalan ke arah ruang tengah dan sedikit terkejut melihat Chanyeol yang tertidur di sofa.

Dengan segera ia mengambil selimut dan menyelimuti Chanyeol. Setelahnya ia melirik ke arah jam yang tergantung sempurna tak jauh dari tempatnya berdiri, jarum jam itu menunjukkan hari itu baru saja jam empat pagi. Yuri berjalan ke arah dapur dan mulai memasak sarapan untuknya dan juga Chanyeol.

~

Setelah menghabiskan sarapanya yang lebih awal Yuri memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar gedung apartementnya walau hari masih gelap. Tak lupa ia juga meninggalkan catatan untuk Chanyeol bahwa ia keluar sebentar.

Ia merentangkan tangannya dan menarik nafasnya dalam-dalam menikmati udara pagi yang terasa dingin tapi sangat menyegarkan itu.

"Chagi-ah, eomma tidak sabar menunggumu bisa berjalan sambil memegang tangan eomma saat berjalan-jalan seperti ini.", Ucap Yuri pelan.

Ia menatap ke sekitarnya dan memang tempat itu terasa sangat sepi, hampir tak ada orang yang membuatnya semakin kesepian.

Yuri berjalan ke arah halte bus dan naik ke salah satu bus yang akan memutari seluruh kota Seoul. Ia benar-benar ingin melakukan segala kegiatan yang bisa menenangkan pikirannya saat ini.

Sampai sang mentari sudah mulai menampakan sinarnya, Yuri masih terus memperhatikan sekitarnya dari dalam bus, bahkan ia membuka jendela bus itu dan membiarkan angin dingin menerpa wajahnya sambil memejamkan matanya.

Fine, Thank You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang