Fine, Thank You - You Don't Know

626 77 41
                                    

Tersadar dari keterkejutannya, Yuri bangkit lalu menarik Seri dari pelukan pria itu dan segera menyuruhnya untuk pergi dari sana menyisakan dirinya dan pria yang terus menatap Seri.

"Apa yang kau inginkan dariku?", Tanya Yuri ketus.

"Tidak ada. Aku hanya ingin melihat putri dan cucuku.", jawab pria itu dengan senyuman hangatnya walaupun seluruh wajahnya dibasahi air hujan.

"Jangan temui kami lagi atau aku bisa saja memasukanmu kembali ke dalam penjara.", ancam Yuri namun pria itu hanya tertawa geli mendengar perkataan Yuri.

"Kau tumbuh menjadi wanita kuat dan pemberani Yuri-ya.", ucapnya membuat Yuri berdecih tidak suka berlama-lama dengannya.

"Tentu saja aku menjadi wanita seperti itu berkat kejahatan seseorang.", sindir Yuri namun appanya hanya tersenyum tidak berniat untuk memanaskan suasana.

"Kau masih sangat membenciku rupanya. Tentu saja, perbuatanku padamu dan eommamu memang sangat tidak termaafkan.", Yuri menggigit bibirnya pelan menahan kebencian yang terus menyeruak dalam dirinya.

"Pergi!", pekik Yuri sambil melangkah maju dan hendak mendorong appanya untuk menjauh.

"Yuri!", dengan keterkejutannya, Yuri berbalik dan mendapati Sehun yang juga bermandikan hujan menatap tajam ke arahnya.

"Abeonim, ayo kita masuk dan berbicara di dalam.", Ucap Sehun setelah memberikan salam pada sosok pria yang merupakan appa Yuri.

"Jangan biarkan pembunuh itu masuk ke dalam rumah.", cegah Yuri dan lagi-lagi Sehun menatap tajam ke arahnya.

"Dia appamu Yuri-ya.."

"Appa? Bagiku dia sudah mati terkubur dengan semua rasa sakit yang ditinggalkannya.", potong Yuri menyela perkataan Sehun, sedangkan appa Yuri hanya tersenyum miris lalu melerai kedua pasangan yang bisa saja bertengkar karena dirinya.

"Cukup, aku sudah melihat putriku, kedua cucuku dan menantuku. Itu semua sudah cukup. Aku pergi.", ucapnya lalu benar-benar pergi menjauh bahkan mengabaikan Sehun yang mencegahnya untuk pergi.

~

Saat masuk ke dalam rumah, Yuri sama sekali tidak mengatakan apapun pada Sehun, bahkan wanita itu tidur membelakangi suaminya dan seperti menganggap pria itu tidak pernah ada.

"Yuri-ya, aku tahu kau sangat membencinya tapi dia tetap appamu.", tegur Sehun walau Yuri membelakanginya, ia tahu bahwa wanita itu sama sekali belum tertidur.

"Mungkin saja ia sudah berubah kan?", Yuri bangun dan beranjak dari tempat tidur lalu berjalan keluar tanpa memperdulikan Sehun.

Ia berjalan menuju dapur dan mengambil segelas air dingin untuk dirinya lalu berpindah ke teras belakang berniat menyendiri disana.

Sehun yang menyusul Yuri ke dapur tidak mendapati wanita itu dimanapun hingga akhirnya ia melihat Yuri yang sedang terduduk dengan memeluk lututnya sendiri sambil sesekali memasukan tangannya ke kolam ikan disana.

Bukannya tidak ingin menghampiri wanita itu, namun Sehun berpikir harus memberikan waktu untuknya dan akhirnya pria itu hanya mengamati Yuri selama beberapa jam berada disana.

~

Saat jam makan siang, Chanyeol mengunjungi kantor Sehun dan mendapati temannya yang berada dalam kebimbangan yang besar.

"Kau akan lebih cepat menua kalau terlalu banyak berpikir.", sindir Chanyeol seraya menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa yang menjadi tempat andalannya setiap mengunjungi ruangan Sehun.

"Omo, sepertinya masalahnya cukup serius kali ini.", gumam Chanyeol karena Sehun tidak menanggapi candaannya dan tetap terdiam sambil mengetuk-ngetukan penanya ke mejanya.

Fine, Thank You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang