Guguran bunga Sakura yang terlepas dari cabangnya berterbangan melewati dua sejoli yang berjalan beriringan melintasi jalan setapak itu. Sehun merangkul bahu Yuri mesra dan memperhatikan jalan wanita yang sedang hamil besar itu.
"Hah, seandainya aku sedang tidak hamil sebesar ini, aku akan memintamu menggendongku sekarang juga.", Keluh Yuri merasa kelelah membawa tubuhnya sendiri padahal ia belum berjalan terlalu jauh.
Yuri berjalan ke arah sebuah penjual kaki lima yang ada di pinggir jalan setapak itu.
"Selamat datang nona.", Sapa penjual itu ramah.
"Annyeonghaseyo.", Sapa Yuri balik dengan senyuman manisnya.
"Hari ini banyak sekali barang bagus, silahkan dilihat-lihat."
"Ada yang ingin kau beli?", Tanya Sehun.
"Couple item.", Jawab Yuri sambil mengambil sepasang gelang kecil.
"Akan kupakaikan pada Dong-ie saat mereka lahir nanti.", Ucap Yuri antusias membuat Sehun ikut tersenyum karenanya. Setelah membayar itu, mereka pun kembali ke rumah karena hari sudah menjelang sore dan Yuri juga sudah terlihat kelelahan.
~
Hari pun berganti dengan cepat, hari itu awalnya Sehun enggan untuk pergi bekerja karena ingin menghabiskan waktu dengan Yuri, namun ia malah mendapatkan omelan dari wanita itu yang akhirnya membuat ia mengurungkan niatnya.
"Apa yang sedang kau lakukan?", Tanya Sehun saat Yuri terlihat menuliskan sesuatu di buku catatan kecilnya saat ia baru saja keluar dari kamar ganti.
"Menuliskan nama untuk mereka.", Jawab Yuri sambil menunjuk perutnya lalu ia beranjak dan membantu Sehun memakai dasinya. Sehun melirik buku catatan yang masih terbuka itu dan terlihat tulisan tangan Yuri disana, "Oh Seri dan Oh Sejin."
Setelah menyelesaikan tugasnya, Yuri tidak kunjung melepaskan tangannya dari dasi Sehun dan terus menatap pria itu dalam.
"Kenapa? Apa ada sesuatu di wajahku?", Tanya Sehun sedikit panik karena tidak biasanya Yuri menatapnya sebegitu lama dan lekat seperti itu.
"Tidak ada. Hanya ingin melihatmu lebih lama karena saat mereka lahir nanti, mungkin aku akan lebih sering memperhatikan mereka.", Jawab Yuri diikuti senyum manis yang muncul di wajah cantiknya.
"Kalau begitu, izinkan aku untuk membolos hari ini.", Ucap Sehun berharap ada kesempatan untuk bersama wanita itu lebih lama.
"Tidak boleh!", Balas Yuri tegas membuat Sehun mengerucutkan bibirnya kesal.
Yuri terlihat sangat gemas akan pria yang ada dihadapannya kini, ia pun mengarahkan tangannya ke pipi Sehun dan mencubitnya gemas.
"Aigoo, jangan marah seperti itu, kau membuatku terlihat seperti istri kejam sekarang.", Ucap Yuri.
"Eoh, aku akan memberikan hukuman padamu sekarang.", Peringat Sehun yang terus diabaikan oleh Yuri karena wanita malah semakin menarik pipi Sehun yang sudah terlihat memerah itu.
Sehun pun memegang kedua tangan Yuri dan mengunci pergerakan wanita itu dengan menyudutkannya ke dinding perlahan.
"Aku akan pergi bekerja asal kau memberikanku vitamin berharga untukku.", Ucap Sehun lalu menghapus jarak antara wajahnya dan Yuri dan akhirnya benda kenyal itu saling tertaut dan saling menyapu satu sama lain hingga sang pemilik merasa cukup dan menarik nafas untuk masing-masing.
"Sehun-ah."
"Hm?"
"Kapan Boa eonnie dan Bomin akan sampai di Seoul?", Tanya Yuri karena kemarin Yuri meminta Sehun untuk menghubungi Boa dan awalnya Yuri yang akan pergi ke desa itu lagi namun Boa melarang dengan alasan tidak baik baginya untuk menempuh perjalanan jauh dan berkata, ia dan Bomin lah yang akan datang ke tempat Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fine, Thank You (Completed)
FanfictionSetiap keluarga tak luput dari permasalahan apalagi tentang keturunan. Seohyun dan Sehun termasuk di dalamnya, namun apa yang akan terjadi jika wanita lain masuk ke dalamnya tapi bukan karena keinginan wanita itu sendiri? Yuri tidak menginginkan itu...