Fine, Thank You - Forgive, Forget

693 77 29
                                    

Jangan lupa kasih vote yaa guyss.

Happy Reading!!!

Sehun dan Yuri duduk berhadapan dengan Yunho yang menangani Appa Yuri.

"Jadi dia appamu?", Yuri menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan itu.

"Tumor ganas yang bersarang di dalam kepalanya, keadaannya saat dilarikan ke rumah sakit beberapa bulan yang lalu memang sudah cukup parah.", Yunho membuka suaranya lagi menyatakan fakta yang baru Yuri ketahui.

"Aku mengerti. Seingatku dia terpidana seumur hidup, melihat ia dikeluarkan, pasti ada sesuatu dibaliknya.", balas Yuri pelan dan Sehun merangkulnya juga sesekali mengelus lengan wanita itu pelan untuk menguatkannya.

"Dia bisa sembuh kan?", Tanya Yuri namun Yunho tidak langsung menjawab, ia justru terlihat berpikir untuk merangkai kata-kata yang harus diucapkannya. 

"Aku akan berusaha sebaik mungkin.", nyatanya tak ada kalimat yang jauh lebih baik dari kata-kata ia akan berusaha dengan baik dari seorang dokter. Yuri mengangguk mengerti lalu menatap ke arah Sehun sesaat setelah kepergian Yunho yang memiliki pekerjaan lain yang harus diurusnya.

"Mau pergi menemuinya?", Tanya Sehun lalu mereka pun pergi ke kamar rawat appa Yuri. Saat masuk ke kamar, pria tua itu ternyata sedang tertidur karena pengaruh obat yang diminumnya, namun walaupun ia tertidur, raut-raut kesakitan terlihat jelas di wajahnya.

Yuri duduk di kursi sebelah ranjang rawat itu sedangkan Sehun berdiri di sebelahnya.

"Sehun-ah, kau tahu, sungguh mencengangkan jika aku membandingkan dia dulu dan sekarang.", ucap Yuri menatap wajah appanya itu.

"Usia benar-benar membuat manusia menjadi lemah dan kecil.", tambahnya dan Sehun mengerti maksud dari perkataan wanita itu. Tangannya bergerak untuk mengelus bahu Yuri.

"Haruskah kita membawa Seri dan Sejin bertemu dengannya?", Tanya Sehun yang disetujui oleh Yuri.

Mereka berdua pun pulang setelah beberapa jam berada disana.

~

Hari ini, Yuri dan Sehun berencana mengajak Seri dan Sejin juga appa Yuri untuk piknik bersama. Saat ini Yuri sedang menyiapkan bekal-bekal makanan yang akan mereka bawa.

Sehun sedang melakukan pekerjaannya memindahkan makanan ke dalam tempatnya namun ia merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangnya.

"Kau menganggu konsentrasiku Oh Yuri.", ucap Sehun yang awalnya terkejut namun masih melakukan aktivitasnya.

"Aku tetap tidak ingin melepaskannya.", balas Yuri yang malah mengeratkan pelukannya. Sehun tersenyum lalu berbalik menatap ke arah wanita itu.

"Mungkin kita tidak akan jadi pergi piknik kalau kau terus menggodaku seperti ini.", ucap Sehun sambil mencubit ujung hidung Yuri gemas.

"Kalau begitu aku harus berhenti.", Yuri menjauh dari Sehun namun baru beberapa langkah ia berbalik lagi dan memberikan kecupan singkat pada pria yang sudah menjadi suaminya itu.

"Eoh?!", Sehun menunjuk ke arah Yuri karena sepertinya Yuri malah menantangnya.

"Apa?", Yuri perlahan mundur dengan senyum menggoda ke arah Sehun.

"Kau..", belum sempat Sehun melanjutkan kalimatnya, Yuri maju lagi dan kembali mengunci bibir keduanya singkat. Untuk yang kali ini, Yuri memberikan beberapa kali kecupan lalu akhirnya ia berlari sebelum Sehun benar-benar menerkamnya.

Sehun hanya menggeleng pelan melihat tingkah menggemaskan seorang Kwon Yuri. Ia pun kembali melakukan tugasnya menata makanan sebelum menyusul Yuri yang sepertinya sedang bermain di taman belakang dengan kedua anak mereka.

Fine, Thank You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang