Fine, Thank You - Lean On Me

1.2K 111 56
                                    

Malam itu, Sehun dengan cepat membawa Yuri ke kamarnya lalu ia membaringkan Yuri di atas tempat tidur dan saat ini ia duduk berhadapan dengan Seohyun. Wanita itu menunduk tak berani menatap Sehun. Ia sadar kesalahannya memang tidak bisa dimaafkan lagi.

Keheningan melanda keduanya, tak ada satu pun dari mereka berniat membuka suaranya. Seohyun melirik Sehun sebentar, dilihat pria itu tertunduk dengan kedua tangannya yang menopang kepalanya.

Seohyun menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya menyiapkan hati untuk memulai pembicaraan.

"Ayo kita berpisah.", Ucap Seohyun mantap sambil memberanikan diri menatap Sehun.

Sehun langsung membenarkan posisi duduknya dan menatap Seohyun kosong, lidahnya kelu, pikirannya entah kemana, semuanya terasa begitu rumit untuknya.

"..lagipula kau tidak pernah mencintaiku.", Lanjut Seohyun pelan.

"Aku akan mengirimkan berkas perceraian secepatnya.", Seohyun bangkit berdiri dan berjalan ke dalam kamarnya untuk mengemasi barang-barangnya, sedangkan Sehun hanya terdiam di tempatnya, ia sangat kalut akan situasi yang harus dihadapinya kini.

Tak lama, Seohyun keluar dengan membawa kopernya, sebelumnya ia menyempatkan diri untuk bertemu Yuri yang masih belum sadarkan diri di kamarnya.

"Eonnie, sekali lagi maafkan aku..", lirihnya pelan sambil duduk di ujung ranjang dan menggenggam tangan Yuri.

"Berbahagialah kalian. Aku tahu ini terdengar munafik, tapi aku menyayangimu eonnie, kuharap akan segera mendengar kabar baik dari kalian.", Seohyun menghela nafasnya pelan lalu bangkit berdiri bersiap pergi dari sana, ia berhenti sebentar sebelum menutup pintu dan berbalik ke arah Yuri.

"Omong-omong aku sudah menerima hukumanku karena memisahkan kalian dan membuatmu seperti ini.", Tambah Seohyun lalu akhirnya menghilang di balik pintu kamar yang sudah tertutup itu.

~

Sejak malam itu, Yuri mengurung diri di kamarnya, ia tidak membiarkan siapapun masuk bahkan eomma Myungsoo sekali pun, semua orang mengkhawatirkan kondisinya.

Sampai suatu malam Sehun mengetuk pintu kamar Yuri dan tak ada jawaban dari dalam sana. Ia sangat kecewa pada Seohyun sekaligus khawatir akan keadaan Yuri saat ini. Berkali-kali ia mencoba untuk berbicara dengan Yuri namun wanita itu memilih untuk diam.

"Yuri-ya..", panggil Sehun pelan. Ia membuka pintu kamar Yuri dengan kunci cadangan lalu ia melangkah masuk ke dalam.

Ia mendekat ke arah tempat tidur dimana wanita itu sedang terduduk menatap jendela sambil membelakanginya.

"Bukankah sudah kukatakan untuk tidak menggangguku.", lirih Yuri pelan.

"Aku tahu itu sangat menyakitkan, tapi jauh lebih menyakitkan melihatmu seperti ini.", Balas Sehun lalu duduk di sisi ranjang kosong dan membalikan tubuh Yuri menghadap ke arahnya.

Manik mata mereka bertemu dan Sehun sangat terkejut melihat seberapa sembabnya mata Yuri saat ini ditambah lagi ia terlihat sangat pucat dan letih.

"Kau akan membunuhku secara perlahan jika terus seperti ini.", ucap Sehun lalu menarik Yuri ke dalam dekapannya dan untuk kesekian kalinya Yuri menangis. Yaa, menangisi segala yang terjadi padanya dan orang-orang yang ia sayangi.

Yuri menangis hingga tanpa sadar ia sudah tertidur karena terlalu lelah. Sehun membaringkan tubuh ringkih wanita itu dan ikut berbaring di sampingnya sambil memeluk Yuri berharap esok hari adalah hari yang jauh lebih baik untuk wanita itu.

~

Yuri akhirnya memutuskan untuk keluar, ia harus melakukan pekerjaannya. Tentunya professionalitas harus diutamakan, tapi setelahnya wanita itu hanya lebih banyak terdiam bahkan saat photographer baru saja memujinya.

Fine, Thank You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang