Bab 15
Tragedi, Perang, dan Pengkhianatan yang Terulang.
Hayam Wuruk, raja Majapahit, dan dengan didasari alasan politik, ingin menjadikan putri Citra Rashmi atau yang biasa kita sapa Pitaloka sebagai istrinya. Ia adalah anak perempuan dari Prabu Maharaja Lingga Buana dari Kerajaan Sunda. Patih Madhu, makcomblang dari Majapahit, datang ke kerajaan Sunda untuk menjodohkan dan melamar tuan putri Sunda dalam suatu pernikahan kerajaan.
Berbesar hati serta melihat perjodohan ini sebagai peluang untuk mengikat persekutuan dengan kerajaan Majapahit yang besar dan jaya, raja Sunda dengan suka cita memberikan restunya dan ikut pergi mengantarkan putrinya ke Majapahit untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk.
Pada tahun 1357 rombongan kerajaan Sunda tiba di Majapahit. Rombongan kerajaan Sunda mendirikan pesanggrahan di Lapangan Bubat di bagian utara Trowulan, Ibu Kota Majapahit. Mereka menantikan jemputan dari pihak Majapahit serta upacara kerajaan yang pantas layaknya pernikahan agung kerajaan.
Akan tetapi Gajah Mada, Mahapatih Majapahit, memandang peristiwa ini sebagai kesempatan untuk menaklukan Sunda dibawah kemaharajaan Majapahit, dan bersikeras bahwa Sang Putri tidak akan diangkat menjadi Ratu Majapahit, tetapi hanya menjadi Selir yang dipersembahkan untuk Raja Majapahit, sebagai tanda takluk Kerajaan Sunda di bawah kekuasaan Majapahit. Raja Sunda amat murka dan merasa dipermalukan oleh tuntutan Gajah Mada yang sungguh keterlaluan ini.
Akibat ketegangan ini terjadi pertempuran antar rombongan kerajaan Sunda melawan tentara Majapahit. Rombongan kerajaan Sunda berniat untuk bela pati melakukan puputan demi membela kehormatan mereka di Lapangan Bubat. Meskipun memberikan perlawanan dengan gagah berani, rombongan kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya gugur dalam kepungan tentara Majapahit. Hampir seluruh rombongan kerajaan Sunda ditumpas dengan kejam dalam tragedi ini. Tradisi dan kisah-kisah lokal menyebutkan bahwa dalam kesedihan dan hati yang remuk redam, Sang Putri melakukan bunuh diri untuk membela kehormatan dan harga diri negaranya.
Menurut tradisi, kematian Dyah Pitaloka diratapi oleh Hayam Wuruk serta segenap rakyat Kerajaan Sunda yang kehilangan sebagian besar keluarga kerajaannya. Oleh masyarakat Sunda kematian Sang Putri dan Raja Sunda dihormati dan dipandang sebagai suatu keberanian dan tindakan mulia untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya.
Tragedi ini sangat merusak hubungan antara kedua kerajaan ini yang berakibat permusuhan hingga bertahun-tahun kemudian. Hubungan kedua negara ini tidak pernah pulih kembali seperti sediakala. Sementara itu di kraton Majapahit, Gajah Mada menghadapi permusuhan dan ketidakpercayaan, karena tindakannya yang ceroboh bertentangan dengan kepentingan keluarga kerajaan Majapahit dan telah melukai perasaan Raja Hayam Wuruk.
Aku terkejut mendapati fakta ini, jadi Kerajaan Sunda bermusuhan dengan Kerajaan Majapahit karena tragedi pengkhianatan ini?
Aku membalik halaman selanjutnya,
Dan karena di dasari peristiwa itu, kedua Kerajaan besar memutuskan untuk tidak memperbolehkan terjadinya pernikahan atau hubungan apapun, mereka dua kerajaan itu menjadi musuh. Dan jika ada yang melanggarnya sesuatu yang buruk akan terjadi. Tapi, beberapa tahun setelah kejadian itu, benar-benar terulang kembali.
Kepala Prajurit yang paling dihormati ja-
Aku membalik lagi lembar selanjutnya tapi hasilnya nihil. Hanya ada lembar-lembar kosong sampai halaman terakhir. Karena, lembar berikutnya sepertinya sudah disobek oleh entah siapa.
Ini semakin membuatku yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan. Buru-buru aku menutup buku ini dan beranjak kembali ke perpustakaan.
....

KAMU SEDANG MEMBACA
Kira's Time Traveller
FantasyAda banyak hal di dunia ini yang Kirana benci. Tapi, posisi nomer satu diambil oleh Pelajaran Sejarah juga Bu Maryam guru sejarahnya, lantaran Kira selalu kena hukum. Pokoknya Kira benci Sejarah. Selain Sejarah, nomor kedua yang dibencinya adalah Ma...