Enambelas

285 16 5
                                    

Harry spontan memukul dinding di sebelahnya setelah mendengar penjelasan Sui. Tentang luka jahit yang sebenarnya tidak terlalu lebar itu, tapi siapa sangka ada kejadian luar biasa keji di baliknya. Ia tidak bisa membayangkan kalau ia menjadi adiknya. Ia pasti memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, tapi adiknya luar biasa, dia kuat. Itu sebabnya, -kata Sui- sekarang adiknya itu sangat takut dengan segala sesuatu yang runcing, bahkan jarum sekalipun. Harry membawa langkahnya ke dapur dan menenggak air dingin di gelasnya hingga tandas. Panas. Otak, mata, dan hatinya panas. Seluruh tubuhnya panas. Ia cepat-cepat melangkahkan kakinya ke kamar, berniat untuk mandi. Ia butuh kucuran air dingin di kepalanya. Setelah bergulat dengan air selama hampir satu jam, akhirnya ia memilih keluar dan menemui adiknya. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar ren, sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara. Ia mengurut batang hidungnya kala panas melanda matanya. Melihat Ren tidur seperti tak ada beban hidup, entah kenapa membuatnya sakit. Ia mendekat dan duduk di kursi samping ranjang ren. Isakannya makin menjadi saat di lihatnya Ren merintih kesakitan dalam tidurnya, saat mengubah posisi tidur. Pasti banyak luka di tubuhnya tertekan dan tergesek.
Tangannya bergetar saat mengelus pelan kepala adiknya. Kenapa semua jadi seperti ini? Ia meninggalkan adiknya, berharap agar ayahnya bisa membuka sedikit pintu hatinya untuk Ren. Ia tidak menyangka, keputusannya itu membuat luka yang semakin parah pada adik kesayangannya. Adik kecil yang sangat dicintainya, yang begitu lucu dan menggemaskan, kenapa sekarang jadi begini?
"Ugh..huh..?"
Ren nyaris melompat saat merasakan sentuhan di kepalanya. Biasanya ayah ya akan datang tengah malam seperti ini, lalu menarik rambut atau bajunya agar dia bangun. Ren menghembuskan nafas lega saat melihat bukan ayahnya yang ada di kamarnya, melainkan kakaknya yang sedang duduk di pinggiran ranjang. Ren mengelus dadanya yang masih berdegup kencang.
"Maaf...kaget ya?"
Ren mengangguk.
"Kakak..kenapa?"
Harry menggeleng. Ia mencium pipi adiknya gemas.
"Kakak ga bisa tidur, temani ya?"
Ren mengangguk cepat tanpa pertimbangan. Pelan-pelan ia menggeser tubuhnya, sedikit meringis saat menggerakkan bahu kanannya yang sepertinya mengalami dislokasi.
"Tidur sini kak"
Harry beringsut memeluk adiknya manja.
"Kakak manja"
"Heh! Enak saja! Kakak ga manja! Dulu kamu yang begini waktu kecil, sekali-sekali gantian lah, kakak yang manja"
"Iya? Aku dulu manja?"
Harry mengangguk.
"Sa-ngat-man-ja"
"Kakak bohong"
"Tidak! Kalau tidak percaya, coba tanya Shizu, kau selalu menunggu kakak pulang sekolah, dan tidak akan mau tidur kalau tidak kakak peluk dan elus seperti ini"
Harry mengelus lembut kepala adiknya, berulang-ulang. Membuat ren merasa nyaman, seolah ia tak mau lepas. Tangannya menggapai tangan Harry yang sudah terlepas, meletakkannya pada kepalanya. Ia tidak mau kehilangan kenikmatan ini.
Harry terkekeh.
"Tuh kan, ternyata masih sama"
Ren tersenyum.
"Ren suka, boleh kan?"
Harry menarik hidung ren gemas.
"Tentu saja toutou"
Ren melesakkan wajahnya lagi.
"Semoga ren cepat ingat, ren ingin ingat semua yang sudah ren lakukan sama kakak"
Harry memejamkan matanya. Tidak akan ada banyak hal yang baik dalam ingatan ren nanti.
"Iya, tapi jangan di paksa. Kita masih bisa membuat kenangan sebanyak yang kamu mau, lebih banyak dan lebih menyenangkan"
Ren mengangguk. Perlahan kantuknya mulai kembali datang dalam belaian kakaknya. Malam itu, mereka tidur dengan nyenyak, tidak mau dan tidak terpikirkan hari-hari yang akan datang. Kehangatan yang tercipta saat ini, lebih dari cukup.


TBC

Holaaa~
Udah lama ya?
Maaf buat temen2 yang nunggu cerita ini, update nya lama...sebenernya kesalahan teknis, grey kira chapter ini udah ke upload, dan grey lagi bikin buat chapter kedepannya, yang kesenday karena kesibukan grey prasidang.. Eh...ternyata belum ke upload...hehehe
Maap ya...

Thanks buat semua yang udah baca 😘
Terutama kalian yang udah pada tinggalin jejak, dan yang selalu dukung grey buat up, kalian itu my everything 😍😘

Saran dan dukungan kalian selalu berarti buat grey 😘

Sekali lagi makasih ya 😊
Jangan lupa tinggalin jejak kalian 😘

Salam manis,
Greydys 😘

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang