"Kami pulang"
"Selamat datang tuan muda-astaga, tuan muda berdua habis berbelanja?"
Shizu sedikit terpekik melihat banyaknya barang yang mereka bawa.
Ren tersenyum lebar.
"Iya! Ren juga bawa sushi buat bibi Shizu dan Sui. Mau? Ini"
Ren menyerahkan bingkisan di tangannya. Shizu tersenyum dan menerima bingkisan itu setelah mendapat anggukan dari Harry.
"Terima kasih tuan muda Ren. Bibi sangat rindu makan sushi.. Oh, apa masih ada barang di mobil?"
Harry mengangguk. "Tolong ambilkan barang-barang di mobil" Ujarnya yang langsung di iyakan oleh para pelayan lain.
"Ayo masuk dulu, nah, tuan muda berdua, bagaimana hari ini? Apa menyenangkan?"
Ren mengangguk antusias. Tangan nya menarik pelan tangan Shizu untuk duduk di sofa sebelah kanan dan Harry di sofa sebelah kiri. Ren melesakkan kepalanya pada bahu Shizu manja. Shizu terkikik gemas.
"Tadi kakak ajak Ren belanja ke mall, mall nya besar sekali, terus kita main di game center bi, dapat boneka lucu"
"Oh ya?"
Shizu mengelus kepala Ren sayang. Betapa ia menyayangi kedua tuan mudanya ini. Ren mengangguk lagi.
"Coba tadi bibi ikut ..pasti seru. Banyak game di sana bi, Ren juga makan sushi banyak sekali tadi, sampai kenyang, hehehe"
"Apa tuan muda senang?"
"Hu'um...sangat" Ren tertawa lebar, membuat Shizu dan Harry ikut tersenyum.
"Tuan muda Harry bagaimana? Apa menyenangkan tadi belanjanya?"
Harry terkekeh, lantas mengangguk.
"Yasudah. Kalau begitu, sekarang tuan muda berdua mandi dulu ya, kalau terlalu malam mandinya nanti dingin. Mau bibi buatkan susu hangat?"
"Mau!! Ups" Ren menutup mulutnya. Shizu terkekeh lagi.
"Baiklah, nanti bibi antar ya, bibi siapkan dulu air mandinya"
"Terima kasih bibi"
Shizu tersenyum saat kedua majikannya mengucapkan terima kasih padanya bersamaan. Mereka benar-benar anak yang manis.
"Sama - sama tuan muda"~°°~
Ren dan Harry turun bersama ke meja makan.
"Shizu- eh, bibi"
Ralat Harry cepat saat tangan ren mencubit lengannya, jangan lupakan matanya yang melotot sangar. Memang ren melarang Harry memanggil para pelayan yang lebih tua darinya langsung dengan nama. Tidak sopan, katanya. Padahal Harry sudah biasa.
"Iya tuan muda, ada apa?" Shizu menyaut, menahan tawa melihat adegan didepannya. Harry merengut.
"Ayo makan" Ajak ren ceria.
"Sui kemana?"
"Sui dibelakang tuan muda, sepertinya sedang di halaman belakang. Mau dipanggilkan?"
Ren mengangguk.
"Tolong panggil semuanya ya bi, kita makan bersama"
"Hah?!"
"A-apa tuan muda?"Raut bingung tertera di wajah ren saat kedua orang di depannya menjawab dengan nada heran dan meninggi.
"Ha-hah? A-apa? A-apa tidak boleh?" Cemas Ren. Wajar saja, dia tidak paham.
Harry menggaruk belakang kepalanya, menahan tawa. Aduh, kadang kepolosan adiknya ini membuatnya kaget sendiri.
"Boleh kok. Yaudah, shi- eh, bibi, minta tolong panggilkan semuanya ya"
Shizune tersenyum, lalu mengundurkan diri. Sesaat kemudian meja makan panjang itu sudah terisi penuh oleh makanan, dan meja makan sudah terisi oleh para pelayan. Sebagian pelayan sampai duduk makan di lantai sambil bersenda gurau. Ren sudah panik sendiri tadi karena kursi di meja makan tidak cukup, tapi pelayan-pelayannya malah sama sekali tidak mempermasalahkannya dan dengan santai duduk di lantai bersandar tembok begitu saja. Ruang makan yang biasanya sepi, menjadi ramai dan hangat. Ren tersenyum senang.
"Kak"
"Hmm?"
"Um... Ka-kalau tiap makan kita makan gini... Boleh?" Tanyanya ragu.
Harry tertawa.
"Boleh dong... Apa sih yang enggak buat toutou nya kakak satu ini?"
Ucapnya sambil mengacak gemas rambut adiknya.
"Makasih kak... Ta-tapi.. Yang lain belum tentu mau... "
"Ish.. Pasti mau! Lihat, semua senang kan?"
Ren hanya menanggapinya dengan semoga, sekadarnya. Ren dan Harry bersama ke kamar Harry. Ren ingin menghabiskan waktunya bersama kakaknya itu, sebanyak mungkin.
Seperti biasa, Harry mengelus kepala ren. Kebiasaan yang sangat disukai ren.
"Toutou"
"Ya? "
"Gimana kalau kamu bolos sekolah sampai ayah pulang?"
"Mati aku"
Ren menjawab spontan tanpa berfikir, membuatnya terkena pukulan spontan dari kakaknya.
"Hus. Ga boleh bilang gitu"
"Hehehe"
Harry mencium gemas pipi kurus adiknya.
"Besok mau ngapain lagi? "
Ren mengedikkan bahunya.
"Terserah kakak. Emang kakak ga kerja?"
"Kerja dong ya... "
"Terus? "
"Ya tinggal selesaikan kerjaan sebelum kamu pulang, beres kan? "
Ren memutar bola matanya.
"Hmmm... Gimana kalau kita.... Ke pantai? Mau? Kan lusa sabtu. Kita menginap semalam di pantai. Mau? Mau?" Harry menaik turunkan alisnya, menggoda ren yang sudah antusias. Mata ren berbinar.
"MAUUUU"
Harry tertawa, lagi. Mengacak surai adiknya.
"Yasudah, besok packing. Kalau ren mau ajak teman-teman ren juga boleh. Mungkin Rudy, atau devan, tyo? Atau mau ajak Shi-bibi, atau Sui juga boleh... Terserah ren mau ajak siapa, bebas"
Ren memeluk kakaknya kegirangan, akhirnya dia bisa merasakan pergi ke pantai, karena jujur saja dia belum pernah merasakannya.
"Oh iya, kalau gitu, telefon dulu sana temen - temen kamu. Supaya mereka bisa siap-siap."
Ren mengangguk, lalu mengirim pesan pada Rudy, Tyo, dan Devan. Ia tersenyum cerah saat teman-temannya itu menyanggupi ajakannya dengan antusias. Rudy memang belum pernah bertemu dengan Tyo dan Devan -begitu juga sebaliknya- namun entah bagaimana Ren yakin mereka akan berteman akrab.
"Kak, mereka mau" Ucap Ren girang.
Harry mengacak rambut Ren gemas.
"Baguslah. Besok, pulang sekolah kita jemput mereka"
Ren mengangguk senang.
"Yasudah, ayo sekarang tidur"
"Hu'um" Ren melesakkan tubuhnya ke dalam dekapan Harry, membuat Harry terkekeh gemas, membalas dekapan Ren. Ren tersenyum senang. Sangat tidak sabar menunggu hari esok. Memang sedikit jahat, tapi nyatanya dengan tidak adanya Frank di rumah, Ren setidaknya bisa beristirahat dan bermanja dalam dekapan kakaknya. Perlahan kantuk mulai menyergapnya, dan membawa ke alam mimpi, mempersiapkannya menyambut esok hari.TBC
Hi guys...makasih banyak udah nungguin cerita ini ya, terus nantikan cerita ini ya, karena perlahan semua akan terbongkar satu2. Saking kompleksnya imajinasi dalam otak, sampek bingung ini ngebongkarnya mulai dari mana hahahahaha
Beberapa chapter ke depan... Biar Ren istirahat sebentar ya, biarkan Ren merasakan kebahagiaan nya, sembari menunggu takdir. Cieelah, puitis banget ya? 😂
Akhir kata, minta tolong like, juga vote dan comment nya, saran2, dan dukungan kalian akan sangat amat membantu :)
Thankyou banget yang udah ikutin cerita ini dari awal sampai sekarang, semoga kedepannya bisa hadirkan karya yang memuaskan kalian, dan semoga juga grey cepet updatenya... Mohon maap ya kalo grey lama update... Mohon maklum...
So, SEE YOU NEXT CHAPTER, JANGAN LUPA JEJAKNYA PLEASE :*
Salam sayang,
Greydys
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY
General FictionMaaf. Maaf sudah lahir ke dunia. Maaf sudah membuat ayah malu Maaf sudah membuat ibu tiada Maaf sudah membuat kakak cacat. Maaf sudah merebut semua kebahagiaan kalian Maaf sudah membawa kesialan Dalam keluarga ini Maaf...Karena aku sudah mencintai k...