4+ Time To Talk

1.3K 227 3
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

"Kak, tunggu!"

Kamu berhenti, bukan karena panggilannya. Tapi karena sebuah cekalan pada pergelangan tanganmu yang akhirnya membuatmu harus terpaksa berhenti.

Jeongin redakan embusan napasnya, kemudian memanggilmu untuk yang kesekian kalinya.

"Kak..." tanganmu dia tarik-tarik pelan, menyuruhmu agar segera berbalik dan menatapnya. Dengusan pelan terembus dari bibirmu, lalu berbalik untuk bertatapan dengannya.

Lelaki, yang masih mendapat ruang spesial di hatimu. Meskipun telah memutuskan segala hubungan dengannya.

Wajahmu terlalu datar. Jeongin menjadi ragu untuk beberapa saat, hanya saja dia gak mau menahannya lebih lama lagi. Dia harus berani. Demi kakak tersayangnya!

"Kak, ayo kita ulang."

Tercekat, namun bisa kamu normalkan kembali. Tatapanmu masih sama, seolah gak minat sama sekali. Tapi kamu masih punya hati untuk menjawab, matamu terpejam sesaat sebelum mulai bersuara.

"Not now, Jeongin. Kamu terlalu muda untuk ini." terlihat enteng ya?

Jeongin mengerutkan dahinya gak mengerti. "Apa maksudnya?"

Lagi-lagi helaanmu keluar lebih dulu, tegarkan badan. Tatap Jeongin di mata. "Maksudnya, kamu ditolak."

Kamu berbalik, hendak melangkah menjauh sebelum cekalan Jeongin dan dirinya yang sudah berada di depanmu dengan tatapan seriusnya menghentikan langkahmu.

"Kenapa? Alasannya?" Jeongin bertanya dengan suara rendahnya. Tapi kamu masih setia dengan raut datarmu. Menatapnya remeh.

"Aku udah bilang di awal. Kamu terlalu muda. Berhenti kejar yang sia-sia Jeongin, ada yang lebih penting dari aku. Maaf."

Tapi cekalannya masih menahanmu. Kamu menggeram, berusaha melepaskan. "Jeong.."

"Kak. Lalu selama ini apa? Kakak cuma main-main?" gerakanmu terhenti, tatapannya tajam tapi kamu tahu dia tengah menahan. Suaranya bergetar, kamu tahu kalau dia kesakitan karena luka yang kamu buat di hatinya.

Tapi sepertinya itu lebih baik.

"Demi kebaikan kamu. Jangan temui kakak lagi." satu hentakan kamu berikan untuk melepaskan cekalan tangannya. Beruntungnya itu berhasil, segera kamu berjalan menjauh sebelum kembali berurusan dengannya.

Sudah cukup juga kamu menahan. Saatnya istirahatkan hati, karena kamu yakin akan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya.

Begitu juga Jeongin.

°°°

"Loh, Mbak? Loyo banget, kenapa?"

Seungmin, adikmu menyapa begitu melihatmu yang tengah berjalan lesu menuju kamar. Kamu pikir sudah gak ada orang di ruang tengah.

"Capek materi." jawabmu singkat tanpa menoleh. Kemudian kembali melanjutkan jalanmu ke kamar.

Seungmin hanya mengangguk, karena sudah biasa dia melihatmu seperti itu. Ya, seenggaknya akhir-akhir ini setelah dia tahu kamu dan teman behelnya itu putus. Iya, Jeongin adalah teman sekolahnya.

Sejak dulu, bahkan kalian memang sempat bertetangga sebelum Jeongin memutuskan untuk pindah rumah. Seungmin menghela napasnya.

"Harusnya kamu nggak putusin dia mbak. Tahu bakal gak siap ngapain sok siap sih." monolognya setelah melihatmu masuk ke dalam kamar gelapmu.

Kembali adikmu itu berkutat dengan buku-buku pelajaran di depannya. Beserta iringan musik dari earphone yang terpasang di telinga. Seungmin berpikir, rasanya dia harus mengembalikan hubungan kalian.

"Kayaknya gue harus nyuruh Jeongin usaha lagi deh."

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Sunday, 8 march 2020

Masih banyak rahasia yang belum terungkap, dan bakal di ungkap satu-satu nantinya. So, have a great day everyone💛

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: 9 april 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang