19+ His Act

623 129 0
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

Si Raja♥ : Kakak nanti kamu jemput Jeongin ya? Pulangmu lebih cepet kan hari ini? Sekalian les. Hati-hati ya? Ayah sayang kamu❣

Kamu menghela napas, pesan ayah beberapa detik lalu membuat kesalmu bertambah.

Decakanmu terdengar, "Terus maksudnya naik bus bareng gitu? Gila."

"Woi! Pulang ayo," Seungyoun dengan motor tingginya, menyuruhmu untuk segera naik di jok belakang.

Kamu mengulum bibirmu, kemudian berucap ragu padanya sebelum menerima helm darinya.

"Em.. Seungyoun, nggak usah anter gue pulang. Tapi anter buat ke SMA Junior bisa?"

Alis temanmu itu menukik, "Ya udah ayo. Naik. Emang mau apa ke sana?" tanyanya setelah dirimu siap di belakang.

"Jemput orang. Makanya nanti lo langsung balik aja, gue bakal naik bus, kayaknya."

Seungyoun hanya mengangguk, lalu kalian pun melaju untuk ke tempat si manis Jeongin bersekolah.

Dalam hati kmu meronta, bagaimana caranya agar kamu bisa menjaga sikap padanya.

'Gila, jangan sampai gue balik luluh ke dia.'

°°°

Kamu embuskan napas lewat mulut, mempersiapkan diri untuk menunggunya di depan gerbang yang mulai ramai karena bel pulang telah berbunyi. Seungyoun juga sudah kamu suruh pulang setelah ucapan terima kasih kamu berikan.

Sekarang tinggal tunggu si gigi berpagar keluar. Lama-lama keadaan mulai sepi, tapi kamu gak mendapati si manis sama sekali.

Dahimu berkerut, "Ke mana sih?" kesalmu.

Helaan napasmu tetdengar, sudah hampir 10 menit kamu menunggu. Tapi dia bahkan gak terlihat, maka dengan mendapat izin dan arahan dari sang satpam, kamu masuk untuk menghampiri ke kelasnya.

Sepanjang perjalanan menuju kelasnya, kamu mendapat banyak perhatian dari setiap murid yang lewat. Mungkin karena pakaian bebas yang kamu kenakan, makanya menjadi sorotan secara tiba-tiba.

"Sebelas IPS du— nah!" kamu berseru senang begitu telah sampai, kamu mengetuk pintu kelas yang terbuka lebar, "Permisi?" ucapmu sambil mengedarkan pandanganmu ke seisi ruangan.

Tapi sial, Jeongin nggak ada.

Kamu berdecak. Tatapanmu beralih ke seorang lelaki yang ada di dalam, tengah menyapu menatapmu bingung.

Kamu tersenyum, "Jeonginnya udah pulang?" tanyamu.

Lelaki itu menggumam sebelum menjawab, "Ikut temannya Beomgyu main basket Kak, di lapangan."

Kamu mengangguk paham, "Kalau gitu makasih ya! Ehm.. siapa nama kamu?"

"Oh! Guanlin, Kak."

Selepas memberi salam perpisahan, kamu kembali berjalan ke arah lapangan. Gak perlu bertanya di mana tempatnya, karena sebelum berbelok ke arah kanan untuk ke kelas ini, matamu sempat melihat adanya lapangan di ujung koridor.

Ckitt!

Srak!


"Yeayy!!! Yes!"

Kamu sudah bisa mendengar suara sepatu yang beradu dan ring basket serta teriakan ramai di sana. Lapangan outdoor untuk basket dengan pagar besi disekelilingnya, serta beberapa bangku penonton di setiap sisi.

Lalu matamu berpendar untuk mencari si lelaki berpagar gigi, kebetulan dia tengah duduk bersandar di pagar besi, membelakangimu.

Kelihatanya dia sudah usai bermain, terbukti dengan semua keringat yang menetes dari dahi ke lehernya.

Kamu berdeham sejenak sebelum menyapa, "Jeongin?"

Badannya sedikit berjengit kemudian menoleh, matanya membulat sempurna sebelum dengan sumringahnya berucap, "Kakak! Kakak sayang kok, di sini?!"

Senyumnya melebar seiring gerakan cepatnya menghampirimu yang berada di luar lapangan. Suara decitan sepatu serta pantulan bola gak lagi kamu dengar, karena semua pemain justru menatapmu serta Jeongin yang saat ini telah berhadapan.

"Kakak kangen sama aku ya?! Udah di terima lagi nih, akunya?"

Kamu mendengus, "Nggak usah berkhayal. Ayo pulang, lesmu mulai hari ini."

Jeongin mengerucutkan bibirnya, "Iya iya, Kakak sayang.. aduh. Sampe niat banget disusulin gini, hehe."

Kamu mendecih, "Terpaksa. Udah buruan." paksamu dengan tatapan kesal dan tangan bersedekap.

Jeongin tertawa renyah, lalu mengusap pucuk kepalamu lembut. "Sabar sayang.. tunggu sini ya?"

Nada rendahnya membuat hatimu berdesir aneh, bisa kamu dengar sorakan memekak dari arah lapangan. Lalu Jeongin malah tertawa dan dengan tiba-tiba genggaman tangannya telah berada ditanganmu, kamu mentapnya terkejut, dia balas tersenyum simpul.

"Ayo!"

Sial. Jantungmu benar-benar di uji.

 Jantungmu benar-benar di uji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Saturday, 2 may 2020

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Wednesday, 17 june 2020

P.s. : seperti cerita sebelah, aku belum tulis ini sampai ending, jadi kalau nanti udah sampai pada batas ketikan terakhirku, bakal slow up banget sih. //meskipun sekarang udah slow banget.

But anyway, mulai minggu besok akan update setiap hari selasa hingga draftku habis.

Beruntung kalau aku bisa selesaikan lebih cepat, tapi berhubung bulan ini sampai 2 bulan ke depan ada something in real life, so kemungkinannya kecil:)

Annyeong~

✨jangan lupa baca punya Hyunjin hehe. Plus ma anothe story. Gomawo!✨

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang