2+ Once Again

2.2K 285 5
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

"Oi Jeong!"

Geplakan pelan Jeongin terima di punggung dari seorang teman sekelasnya yang gak lain adalah Beomgyu.

Lelaki sok ganteng kedua setelah Hyunjin; teman sepergeng-annya.

Jeongin mendengus kesal. "Apasih! Masih pagi juga."

"Wehh santai behel—"

"Gue tampar lo!"

"Eh! Iya-iya! Sensi sih lo pagi-pagi, kenapa?" cemberut Beomgyu menatap temannya itu penuh selidik.

Yang di tatap hanya mengalihkan pandangan, terus berjalan hingga mereka yang sampai di ambang pintu masuk kelas.

"Jawab napa Jeong," sergah Beomgyu, menghentikan langkah Jeongin untuk  memasuki kelas. Dia menghela napas kemudian, menjawab tanpa menoleh pada Beomgyu yang masih saja menatapnya ingin tahu.

"Gue ketemu mantan."

"Apa?!"

Pantas saja garang. Mantan masih berkeliaran di lingkungan Jeongin. Dan kesempatan bertemu jelas ada, meskipun hanya sepersekian persen.

Dan sepersekian persen itu— terjadi hari ini.

°°°

Kamu—yang biasanya menghabiskan waktu bersantai dengan berkeliling di mall, sekarang gak lagi. Setelah putus dari lelaki mudamu— dulu. Hari-hari menjadi gak istimewa, terlalu suram di tambah dengan tugas kuliah yang menumpuk minta di bakar saking banyaknya.

Kamu lelah, tapi gak bisa menolak juga untuk tetap mengerjakan. Kewajiban mahasiswi harus tetap di laksanakan. Seberapa kuat kamu menolaknya.

Jika dulu pada saat-saat seperti ini ada yang menghiburmu dengan tawanya ataupun makanan ringan yang di bawanya, mungkin, mungkin saja akan jadi lebih baik. Setidaknya ada yang bersamamu di saat kamu kacau seperti ini.

Tapi sayangnya itu gak ada. Lagi.

Tepat tiga hari yang lalu, saat kamu bertambah umur, di hari kamu dan juga dia merayakannya— hubungan kalian berakhir. Kamu yang memintanya memang, tapi kamu gak bakal mengira dia akan dengan santainya mengucapkan 'iya' dengan senyuman mengembang di bibirnya selepas kado darinya kamu terima.

Ucapan terakhirnya hanya, "Selamat ulang tahun, semoga tetap bahagia. Aku sayang kamu, Kak. Dadah!"

Seringan itu? Bahkan senyuman yang menampakkan gigi berpagarnya itu masih teringat dengan jelas di memori otakmu. Manis, sangat manis. Sampai-sampai kamu gak rela melepasnya saat itu.

Tapi kamu harus. Alasanmu mungkin klasik, tapi gak ayal beribu kali kamu pikirkan hanya untuk mengatakannya. Dan kamu akui itu berat. Sangat. Hampir goyah bahkan saat dia yang tiba-tiba datang ke rumahmu dan memberikan kejutan dengan kue berhias lilin angka 18 di atasnya waktu itu. Serta senyuman khasnya yang sungguh menjadi candumu kala rindu berat akan dirinya.

Jeongin namanya.

Nama yang masih tersimpan apik di hatimu. Meskipun sudah gak ada hubungan apapun dengannya. Sengaja kamu gak menghubunginya, dan dia juga gak menghubungimu. Lagipula, kalian sudah bukan siapa-siapa lagi, kan? Jadi untuk apa saling berbagi kabar?

Tapi sialnya. Hari ini, pagi ini. Kamu bertemu dengannya. Di sebuah halte bus dekat rumah yang juga menjadi kebiasaan lelaki mudamu itu untuk sampai ke sekolah.

Yang Jeongin, sang mantan kekasih yang tetap saja tertanam indah dalam anganmu.

'Andai kita bisa balik Jeong.'

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Thursday, 9 january 2020

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: 1 april 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang