28+ Another

554 119 2
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙


Kedua matamu terbuka, menatap langit-langit kamar yang gelap untuk beberapa saat sebelum bergerak mengecek jam pada ponsel.

07:45 AM

Cukup siang untuk hari libur, setelah kemarin sibuk akan perihal hati dan perasaanmu yang campur aduk. Helaan pelan berembus, sebelum memilih bangkit dan membuka jendela kamarmu pagi ini.

Suasana cerah langsung masuk ke dalam kamarmu, dan dengan itu kebiasaan pagi pun kamu laksanakan.

°°°

"Kak Yoojung itu suka sama Jeongin dari awal kelas 10. Tapi Jeongin gak mau terima cinta kak Yoojung karena dia bilang udah cinta sama orang lain. Dan Guanlin tahu, itu kakak. Jeongin terlalu jelas kasih hint. Karena itu kak Yoojung merasa tersakiti makanya dia balas dendam ke Jeongin. Kak Seongjun, sahabatnya kak Yoojung yang bantuin aksi balas dendam itu. Dan kalau sampai Jeongin masih gak mau terima kak Yoojung, Jeongin bakal dipukuli."

"Jadi Jeongin selalu diancam?"

"Iya. Kalau aja nggak ada Beomgyu yang selalu gagalin rencana mereka, kayaknya Jeongin bakal selalu pulang sama luka-luka di tubuhnya."

Helaan napasmu terdengar, Jeongin kenapa nggak pernah cerita?

"Kakak," sapaan halus dari arah belakang membuatmu menoleh. Ibu yang tersenyum tipis menjadi objek, kamu menurunkan kedua kakimu dari atas sofa lantas mengikuti pergerakan beliau yang perlahan mendekat dan duduk di samping kirimu.

"Nanti.. ada tamu ke sini. Kamu ikut kumpul ya? Sekalian ada sesuatu yang harus kami bilang ke kamu."

Dahimu mengerut, "Jam berapa?" tanyamu. Ibu tersenyum lebih lebar dan menyempatkan mengelus lembut rambutmu.

"Jam 10, sejam lagi. Kamu siap-siap ya? Nanti ibu panggil kalau mereka udah dateng."

Kamu hanya mengangguk lantas tersenyum simpul sebelum kecupan singkat di dahi menjadi akhir perbincangan kamu dan ibu.

"Aku ke kamar." ucapmu dan beranjak dari sofa ruang tengah. Meninggalkan ibu yang masih menatapmu lantas helaan napasnya mengudara.

"Semoga aja kamu bisa nerima sayang, semoga aja.. kamu bisa baik-baik aja nanti." lirihnya kemudian ikut beranjak untuk menyiapkan semua makanan untuk nanti.









"Sayang ayo keluar,"

Ketukan pada daun pintu kamarmu membuatmu bergegas bangkit dari depan cermin dan membukanya perlahan. Senyuman wanita baik hati itu lagi-lagi menjadi objek pertamamu sebelum lingkaran tangannya pada bahu menggiringmu untuk ikut bersamanya.

Ibu membawamu ke ruang tamu yang penuh akan obrolan ringan di sana, senyuman terbaikmu terpatri, hingga pada saat retinamu menangkap siluet seseorang yang begitu kamu kenal, kerutan di dahi pun muncul.

"Seung—"

Belum sempat terlontar, objek lain kembali tertangkap dalam indra penglihatanmu. Di sana, di samping seseorang yang kamu hendak panggil, terdapat wanita yang dulunya begitu kamu sayangi dan hormati tengah memandangmu dengan sorot mata sendunya.

"Y/n.."

"Mama?"

Atensi lantas beralih padamu yang menatapnya terkejut. Matamu bergulir menatap semua orang di sana, termasuk Seungyoun dan 2 orang lelaki lain yang berbeda umur.

"Tunggu, Seungyoun lo ngapain di sini?" tanyamu. Pikiranmu jelas bercabang saat ini, berharap saja sesuatu yang kamu pikirkan gak akan—

"Dia saudara kamu." sahut ayah. "Mama udah nikah sama papanya Seungyoun setahun yang lalu. Saat kamu SMA kelas 3." imbuhnya.

Mulutmu terbuka terkejut, lantas menutup cepat sebelum meneguk ludah gak percaya. Matamu mengerjap pelan beberapa kali, memandang mereka dengan tanya.

"Ayah.. sengaja gak beri tahu aku? Jadi semuanya bahkan Seungmin udah tahu lebih dulu dari pada aku?"

Anggukan ayah dan diamnya Seungmin membuat semuanya jelas. Kamu tertawa sumbang, menunduk hanya untuk menyembunyikan matamu yang mulai berair.

Ibu yang masih memegangi bahumu memanggil namamu lirih, tapi rangkulan ibu segera kamu lepas lantas menarik dalam napasmu sebelum mendongak dengan pelupuk mata yang berat, kamu memandang ibu biologismu itu dengan mata merahmu karena menahan tangis.

Senyum mirismu terukir, menatap mama yang tengah melihatmu dengan sorot matanya yang pedih. "Aku.. memang nggak pernah buat Mama senang ya?

"Sampai kapanpun, Mama gak pernah anggap aku."

Beserta dengan air matamu yang mengalir, kakimu melangkah keluar. Meninggalkan mama serta semua orang yang menatap kepergianmu tanpa bisa menahan.

Seungyoun menghela napasnya pelan, "Aku akan bawa dia pulang." tuturnya sebelum bergegas bangkit dan berlalu keluar.

" tuturnya sebelum bergegas bangkit dan berlalu keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Monday, 6 july 2020

+ sebentar lagi hadir punya Jisung, lagi nyari tanggal kapan official publishnya hehe

+ oh that's mean, punya si adek rubah ini sebentar lagi selesai ya :>

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Friday, 28 july 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang