3+ Thinking About You

1.6K 249 21
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

"Hayo lo! Mbak mantan lagi nih, haha!"

"Anjing."

"Wess... Santai bos! Sensi bener. Nanti basket yuk, di ajak bang Yeonjun gue."

Jeongin kembali pada posisi semula. Bertumpu pada satu tangannya menatap lurus ke depan papan tulis. Sedangkan Beomgyu, menyeret salah satu kursi terdepan untuk ia duduki di depan meja Jeongin. Menunggu jawaban.

"Males ah. Kan lo yang di ajak, ya udah lo aja."

Beomgyu otomatis mendengus. "Ya maksudnya sama lo juga di ajak. Mau ya? Dari pada mikirin mbak mantan kan? Aduh!"

Geplakan di kepala Beomgyu terima, Jeongin mendengus kesal. "Bahas lagi gue bunuh lo. Gak mau ah, gue mau tidur aja di rumah!"

Dan dengan itu Jeongin berlalu pulang. 10 menit yang lalu bel sudah berbunyi, hanya saja Jeongin malas untuk segera pulang tadi.

Beomgyu mendesah kecewa. Ya sudah kalau temannya itu gak mau. Dia akan bermain sendiri saja bersama Yeonjun dan teman-temannya yang lain.

"Hati-hati ketemu mantan!" teriak Beomgyu yang mendapat balasan kesal dari Jeongin.

"Mati aja lo Gyu!" Beomgyu terkekeh senang. Lucu juga menggoda teman putus cintanya itu. Ah.. untung dia sedang kosong.

Ada yang mau mengisi?

°°°


Sial

Sial

Sial!

Begitu umpat Jeongin dalam hati. Dia harus buat perhitungan dengan Beomgyu karena ucapannya yang menjadi kenyataan hari ini. Dan makin sial karena kamu— sang mantan kesayangan justru berdiri tepat di depannya dalam keadaan bus yang penuh.

Bukan. Jeongin gak tahu ini bisa di sebut sial atau bahkan keberuntungan karena jelas, reaksi tubuhnya berbeda dengan otaknya. Jantungnya memompa darah lebih cepat ke seluruh tubuhnya, debaran kencang jantungnya terdengar jelas.

Sial.

Keadaan bus jadi lebih panas saat kamu datang.

Gak ada sapaan sama sekali, justru kalian saat ini tengah saling mengalihkan pandangan supaya jangan sampai bertatap muka. Pokoknya kalian gak mau, intinya ga mau walaupun bus berkata harus.

Bruk!

Kamu jatuh dalam pelukan Jeongin, dengan satu tangannya yang bebas rengkuh pinggangmu untuk menahan agar kalian gak jatuh ke belakang. Bus tiba-tiba berhenti mendadak, bisa kamu dengar teriakan makian juga decakan jengkel para penumpang.

Sang sopir meminta maaf, karena katanya ada bebek menyeberang jalan, makannya berhenti medadak. Apalagi ada pak polisi yang menuntun jalannya rombongan ibu bebek beserta anak-anaknya itu menyeberang.

Kamu menghela napas, mau bangkit berdiri tegak tapi gak bisa. Belakangmu sudah mepet, gak bisa bergerak. Sial.

"Maaf Jeong—"

"Nggak apa-apa, selama Kakak nyaman aku gak masalah kok."

Kamu meneguk ludahmu gugup. "Tapi... itu tanganmu?" ucapmu ragu, kamu bergerak menatapnya. Dia tengah mendongak, menatap ke arah depan. Sengaja, biar kepala kalian gak terkantuk tadi.

Aduh... Rahang. Kamu serius ketar-ketir. Jeongin-mu ganteng banget kenapa sih? Ups, maaf bukan milikmu lagi.

"Oh, maaf. Tapi aku gak bisa biarin Kakak jatuh lagi kayak tadi gara-gara gak pegangan. Tahan bentar ya, habis ini sampe."

Kamu cuma diam lalu kembali menatap ke depan, makin menggenggam erat kedua tanganmu yang berada di dada sebagai penghalangmu sedari tadi dengan tubuh Jeongin. Sangat gugup, kamu gak bisa menyembunyikan debaran jantung yang menggila sejak tadi.

Sekaligus berusaha abai akan dentuman sama yang kamu dengar dari dada Jeongin ketika telingamu menempel di sana. Begitu keras, bahkan kamu dibuat tuli akan suara kendaraan lain dari luar bus. Hanya suara milikmu serta Jeongin yang memenuhi pendengaranmu.

Kamu gak tahu apa dia juga mendengarnya atau enggak. Yang jelas saat kamu meliriknya kembali, wajahnya memerah seolah menahan sesuatu supaya gak terlihat. Tapi itu kalau orang lain.

Ini kamu loh, yang sudah bersama dengannya selama dua tahun lebih lamanya. Gak mungkin kamu gak paham dengan apa yang Jeongin pendam saat ini.

Tapi kamu gak boleh terus berharap. Pokoknya harus cepat sampai rumah.

'Sial terlalu deket!'

Dan ya, ciuman singkat di dahimu pun gak terelakkan. Karena Jeongin yang tiba-tiba mengalihkan pandangannya padamu saat tatapanmu masih tertuju padanya.

Blush...

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Friday, 6 march 2020

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: 4 april 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang