27+ Let's Make It Clear

562 122 0
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙


"Bunda maaf, aku nggak bisa datang lebih cepat buat Jeongin. Aku nggak tahu kalau Jeongin akan begini," ucapan maafmu pada bunda Jeongin hanya di balas senyuman lembut dari beliau.

Bunda mengelus kepalamu yang menunduk menahan semua rasa bersalahmu. Lantas beliau berucap, "Bunda nggak pernah salahin kamu sayang, ini bukan salah kamu. Harusnya bunda bersyukur kamu akhirnya bisa temuin Jeongin sebelum dia lebih parah. Makasih ya,"

Kamu mendongak, menatap bunda yang masih saja tersenyum meskipun air matanya telah mengalir. "Bunda nggak marah?" tanyamu kelewat polos, bunda terkekeh sejenak sebelum membawamu ke dalam dekapannya.

"Nggak mungkin dong, bunda nggak pernah marah sama kamu kan? Bunda sayang sama kamu selayaknya Jeongin. Kalian berdua itu kesayangan bunda yang harus di jaga. Dan kalaupun kamu melakukan hal yang salah, bukan berarti harus bunda marahin kan? Selama masih bisa dibicarakan baik-baik, kenapa enggak?"

Bunda melonggarkan pelukannya, menangkup kedua sisi wajahmu dan menghapus air matamu yang entah sejak kapan telah mengalir. Bunda tersenyum anggun, "Kamu tahu Jeongin sayang sama kamu, dia selalu cerita gimana harinya kalau tanpa kamu. Rasanya hampa katanya. Dan... Bunda baru tahu kalau kalian putus. Kenapa?"

Kamu tersentak lantas memilih menundukkan kepalamu untuk menghindari tatapan bunda. "M-maaf Bunda, aku.."

Bunda menghela napas pelan, beliau sempatkan mengelus pelan rambutmu sebelum bergerak untuk mendekati Jeongin yang masih belum bangun di ranjang miliknya. Bunda mengusap lembut kepala Jeongin, menyibakkan rambutnya yang menutupi dahi.

"Nggapapa, kalau kamu nggak bisa cerita, bunda nggak maksa." tuturnya.

Kamu berdecak pelan, lalu melirik bunda yang duduk di pinggiran ranjang dengan memerhatikan anaknya itu. Senyuman cantiknya gak pernah lepas dari bibirnya, dan sekali lagi kalimat maaf pun kamu ucapkan.

"Apa itu artinya.. kamu nggak suka lagi sama Jeongin?"

Pertanyaan bunda membuatmu seketika menatapnya, bunda menelengkan kepalanya ke kanan, menanti jawabanmu. Kamu menggigit bibir bawahmu ragu, tapi menggeleng setelahnya.

Bunda terbelalak kemudian, dia menatapmu penuh tanya, lantas kamu kembali berucap, "Aku sayang sama Jeongin Bunda, tapi Bunda tahu aku.. punya pengalaman buruk. Aku takut.. Jeongin bakal mengalami hal yang sama kayak aku. Aku.. nggak mau jadi perusak kebahagiaan orang lain lagi. Aku nggak mau Bunda.. cukup ayah, jangan Jeongin." semakin lama suaramu melirih, diakhiri dengan air matamu yang kembali mengalir.

Kamu menunduk dalam, menutup mulutmu dengan telapak tangan kirimu agar isakanmu teredam. Bunda menutup mulutnya yang terbuka gak percaya, matanya lagi-lagi berkaca.

Cairan bening itu siap akan tumpah kapan pun. Lantas beliau berdiri dan bergerak menghampirimu yang semakin terisak, kedua bahumu bergetar, namun kamu menyempatkan untuk menggumam,

"Maaf Bunda.."

Maka pelukan kembali kamu dapatkan, Bunda mendekapmu erat, mengelus rambutmu lembut dengan kepalanya yang tersandar lemah di bahumu.

"Sayang nggak gitu.. bunda minta maaf. Harusnya bunda nggak pernah cerita soal itu ke kamu, harusnya bunda tahu kamu sesayang itu sama Jeongin. Bunda nggak marah.. bunda nggak salahin kamu. Tapi sayang, kamu tahu sendiri gimana bahagianya Jeongin sama kamu, kalaupun nilai Jeongin turun saat itu, itu bukan salah kamu.

"Bunda nggak akan begitu. Karena kalau tanpa kamu, Jeongin nggak akan sehebat ini. Bunda cukup tahu, kalau kamu adalah motivasinya. Karena itulah bunda nggak pernah larang dia buat ketemu kamu, sekedar bawa makanan ringan? Bunda tahu semuanya."

Bunda melepaskan pelukannya, kembali meraih satu sisi wajahmu dengan telapak tangan lembutnya, sedang yang lain tertumpu pada bahumu.

Senyuman dengan mata berairnya terlihat, menatapmu lembut, perlahan menghapus jejak air matamu yang masih mengalir, lantas berucap,

"Kamu bahagianya sayang, dan bunda gak mungkin jauhkan kebahagiaannya dari Jeongin."

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Friday, 26 june 2020

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Friday, 24 july 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang