13+ Why Not Me?

700 153 0
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

"Kenapa belum pulang?" ulang Jeongin.

Kamu masih memandangnya terkejut, lalu melihat bus yang dia tumpangi telah melaju pergi. Meninggalkan seseorang yang seharusnya dia bawa untuk kembali pulang.

Dengusanmu keluar, "Gak ada urusannya sama kamu."

Pengabaian darimu justru membuat Jeongin duduk di sebelah kananmu yang kosong dan menatapmu yang tengah memandang lurus ke depan.

"Sama Seungyoun itu?" tanyanya. Sayangnya gak ada sahutan darimu. Kamu.. tetap dingin seperti sebelumnya.

"Kak, tahu nggak sih, hari ini aku dapat nilai ujian lumayan bagus?" Jeongin tetap menatapmu, melihat ekspresimu yang sedikit berubah.

Dahimu berkerut, Jeongin senyum senang sesaat. Sebelum ekspresinya menyendu dan ikut mengalihkan pandangannya ke depan. Melihat beberapa kendaraan yang lalu lalang.

"Nilai bahasa aku turun."

Kerutan di dahimu semakin banyak, terkejut akan pernyataan lelaki di sebelahmu ini. Bukannya dia selalu mendapat nilai sempurna?

Setidaknya untuk terakhir kali kamu ketahui dulu.

Jeongin tersenyum tipis, "Kakak nggak mau marahin aku? Suruh belajar lebih giat lagi gitu? Aku kangen Kakak tahu," dia kembali menatapmu dengan bibir yang mengerucut, memelas.

Tapi hanya helaan napas yang terdengar. "Aku nggak suka maksa orang buat ngelakuin sesuatu yang gak mau dia lakuin sendiri."

"Tapi aku mau kok, kalau sama kamu Kak. Serius!"

Kamu berdecak, mengalihkan pandangan padanya. Cukup lama kamu menatap mata rubahnya, hanya  menatap, gak memikirkan apapun hingga satu kalimat membuatmu kembali mendengus, membanting pandanganmu ke arah lain.

"Karena kamu kak, aku nggak bisa mikir apa-apa saat jawab. Aku kepikiran kamu.."

Sial! Nggak lagi!

"Kak, kamu—"

Sentakan pada pergelangan tangannya kamu berikan, menatapnya tajam. Jeongin terpaku dengan balasanmu yang gak pernah dia duga sebelumnya.

"Jangan pikirin lagi kalau begitu! Kamu tahu itu gak berguna! Aku udah bilang, jangan temuin aku lagi! Tapi kenapa kamu masih maksa?!"

Napasmu memburu, Jeongin tetap diam. Matanya bergetar, mulutnya terbuka hendak berbicara. Tapi sayangnya terhenti karena Seungyoun yang telah tiba.

"Hei?" sapanya begitu helm terlepas dari kepalanya. "Kenapa?" sambungnya, karena melihat gurat marah dari wajahmu.

Kamu mengalihkan tatapanmu dari Jeongin ke arah motor Seungyoun yang ternyata parkir di jarak yang cukup jauh dari halte.

Bodoh. Batinmu.

"Ayo, pulang." ajakmu dan Seungyoun  hanya mengikutimu yang menarik lengannya menjauh. Dia sempat melihat ke arah Jeongin yang masih terdiam melihatmu pergi dari tempatnya semula.

Ekspresinya menyesakkan kalau boleh Seungyoun berkomentar.

Lebih memilih mengabaikan dan fokus akan dirimu yang sudah memasang helm di kepala, naik ke motor dengannya yang sudah siap mengendarai.

"Pegangan." ingat Seungyoun. Kamu mulai berpegangan pada setiap sisi tubuhnya dan berangkat.

Jeongin tetap memperhatikanmu yang perlahan hilang dari pelupuk matanya. Matanya terpejam sesaat sebelum tertunduk dalam.

Dia bergumam lirih, "Kenapa bukan aku Kak?" sesalnya, melihatmu justru pulang dengan lelaki lain. Dia berdecak, lalu berjalan pulang tanpa peduli kakinya akan bengkak di pagi hari.

Jeongin cuma mau ikatan kalian kembali, apa sesulit itu?

Jeongin cuma mau ikatan kalian kembali, apa sesulit itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Tuesday, 14 april 2020

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Friday, 8 may 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang