23+ Won't Let You Go

604 118 4
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

Note: aku harap kalian bacanya santai aja sambil meresapi setiap kalimatnya.

Seungyoun gak bisa fokus. Kelasnya saat ini sedang kosong, dosen yang mengajarnya belum datang. Beruntung untuknya, tapi enggak untukmu.

Setelah insiden malam itu, Seungyoun gak bisa untuk gak merasa bersalah. Ini bukan karena dia ikut andil dalam masa lalumu kala itu, tapi karena saat ini, dialah orang yang paling tahu bagaimana masa lalumu itu bermula.

Alasan dan akhirnya pun, Seungyoun udah tahu sejak awal. Sejak sebelum akrabnya kalian saat ini.

Sudut pandang sebagai orang yang selalu mengekang, dia tahu apa penyebabnya bisa jadi seperti dahulu. Dia tahu, karena Ibumu lah yang menceritakan semuanya.

Ibu yang saat ini menjadi ibunya juga.

Iya, ibumu adalah ibu tirinya sejak beberapa tahun yang lalu. Ibu kandungnya sendiri telah meninggal saat beliau tengah melahirkan adiknya. Karena itu selama 5 tahun terakhir, dia hidup tanpa adanya kasih sayang seorang ibu.

Ayahnya adalah seorang Psikiater, dan ibumu adalah pasiennya kala itu. Pertemuan yang telah ditakdirkan seperti itu, membuat bukan hanya orang tua kalian, melainkan dirimu serta Seungyoun yang juga bertemu dan menjadi dekat hingga sekarang.

Seungyoun menghela napas untuk ke sekian kalinya, dia mengacak rambutnya lelah. Menatap lurus ke arah meja di bawahnya,

"Apa gue kasih tahu aja ya?" monolognya dan desahan pasrah pun terdengar sebelum Seungyoun menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangannya di atas meja.

Dia.. takut kamu akan menjauhinya setelah tahu apa yang sebenarnya.

°°°

"Kakak,"

Gak ada sahutan darimu, Jeongin menggaruk pelipisnya dengan pensil yang ada di genggaman. Sekali lagi mencoba mengalihkan atensimu.

"Kak.. dengerin Jeongin," lesunya.

Tapi kamu masih tetap pada pendirian, mengoreksi setiap jawaban Jeongin. Kamu dengar dia mengembuskan napasnya jengah.

"Kak—"

"Ini udah bener. Kamu lanjutin sisanya."

"Kakak!"

"Waktumu 15 menit."

Grep!

"Kakak! Tolong dengerin aku!"

Jeongin memegang pergelangan tanganmu hingga membuatmu tersentak dan otomatis menatapnya yang tengah mengerutkan dahinya serius.

Kamu menelan ludahmu gugup, Jeongin mampu membuatmu jatuh ke dalam mata rubahnya. Lalu dia yang kembali membuka mulutnya untuk berbicara,

"Aku tahu ini sulit buat kamu Kak, tapi tolong, kasih aku kesempatan." tangannya beralih menggenggam erat tanganmu, menyatukan mereka dalam dekapan hangat miliknya.

"Kak, aku tahu semuanya. Aku tahu Kakak nggak baik-baik aja selama ini. Aku tahu, masa lalu Kakak masih menghantui, tapi tolong— jangan jauhin aku. Kamu nggak bisa terus-terusan lari dari masa lalu, kamu nggak bisa buat masa lalu itu terus ngejar kamu sampai mati. Jeongin tahu Kakak kuat. Jeongin tahu, Kakak bisa lampaui itu semua." dia berhenti sejenak untuk mengambil napas sementara matanya masih menatapmu, melihat perubahan raut wajahmu.

Matamu bergetar, di tahu kamu tengah menahan suara isakan keluar dari mulutmu yang tertutup rapat. Karena itu dia tersenyum simpul, mengelus punggung tanganmu yang ada di genggamannya, lantas menyambung kembali kalimatnya.

"Kakak nggak sendiri, selama ini Kakak punya Jeongin. Jeongin bakal selalu ada buat Kakak, kita bisa lalui itu sama-sama. Kakak nggak perlu berjuang sendiri selama masih ada Jeongin yang akan selalu sedia berjalan bersama. Karena itu tolong, jangan buat kita semakin menjauh.." ucapannya melirih di bagian akhir, matanya menatapmu penuh binar permohonan serta khawatirnya yang selalu hadir setiap saat.

Kamu menunduk, menarik tanganmu dari genggamannya dan mengembuskan napas beratmu. Alismu bertaut kencang, kembali menelan ludahmu sebelum menjawab tanpa melihatnya.

"Kamu nggak tahu seberapa nggak inginnya aku Jeongin, tapi aku begini buat kamu. Semuanya, dari awal aku—"

"Aku udah bilang. Aku tahu Kak, semuanya. Dan itu tanpa terkecuali." tepat setelah matamu kembali bersitatap dengannya, saat itulah kamu sadar bahwa kamu— gak pernah bisa pergi darinya.

" tepat setelah matamu kembali bersitatap dengannya, saat itulah kamu sadar bahwa kamu— gak pernah bisa pergi darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Friday, 22 may 2020

+ kayaknya aku kurang ngasih hint ya? Wkwk

+ but, aku punya kabar bagus.

+ cerita ini udah aku tamatin, yeay! Jadi perkiraan habis nanti akhir bulan. Hehe,

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Friday, 10 july 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang