0.1- After The First Kiss

910 128 0
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

Referen: Chap. 5+

Ciuman terlepas, Jeongin tersenyum lucu setelahnya. Sedangkan kamu masih kaku menatapnya.

"Haha, Kakak kenapa sih?" ucapnya sambil alihkan tanganmu yang menutupi bibirmu. Matamu mengerjap, mengulum bibirmu sekilas sebelum menatap Jeongin serius.

"Kamu.. diajarin siapa begitu?"

Jeongin menelengkan kepalanya ke kiri, menatapmu dengan sorotan polosnya. "Emang kenapa? Kakak suka kan?"

"Ya— apa?! Jeong, ini bukan hal yang bisa kamu lakuin sembarangan!" sentakmu dengan jantung yang berdebar.

Jeongin benar-benar sesuatu memang.

"Loh? Kakak kan, bukan orang sembarangan."

Matamu terpejam karena polosnya serius membunuhmu, kamu menarik napasmu dalam lalu mengeluarkannya perlahan.

Senyummu mengembang, menatapnya yang masih melihatmu dengan— terlalu dekat!

"Damn! Jeongin!" reflek tubuhmu mundur hingga menghantam sofa di belakangmu. Napasmu memburu, Jeongin terkekeh melihatmu yang memegangi dada dengan ekspresi terkejut.

"Sumpah ya, Kamu kenapa sih?" ucapnya dengan kekehan ringan sebelumnya.

Kamu menghela napas, bergeser mendekat dengan agak menjaga jarak pastinya. Kamu masih terkejut ya, tolong.

"Begini, Jeongin. Siapa yang ngajarin kamu ngelakuin hal tadi? Lihat siapa kamu, jawab?!"

Lelaki manismu itu memutar bola matanya malas, "Kakak kok marah-marah sih? Aku kan cuma mau buat kamu—"

"I'm not mad. I'm just— hhh, Jeongin, just say it who teach you doing that things? Can you?" ungkapmu lebih lembut, Jeongin berdecak sebelum menjawabmu dengan wajah cemberutnya.

"Tck! Fine. Samuel."

"Okay wait! Apa?! Dia bahkan lebih muda dari kamu!"




Cup




"Berisik."

Tolong ingatkan dirimu untuk membunuh Samuel Kim Arredondo hari ini.

°°°


"Bilang aaa~" kamu menuruti ucapan Jeongin dengan mata yang tetap fokus pada layar lebar di depan.

"Hap! Ih pinter kakak sayangku, hehe." gelaknya setelah berhasil masukkan satu berondong jagung ke dalam mulutmu. Kamu mengunyah tanpa peduli apa yang kekasihmu itu bicarakan. Terlalu fokus, film aksi di depan sedang dalam asyik-asyiknya.

Untungnya sih, Jeongin nggak protes. Karena lelaki itu begitu tahu bagaimana kakak tersayangnya menyukai film dengan genre seperti itu.

Jeongin ikut memasukkan berondong jagung ke dalam mulutnya, lalu kembali padamu. Fokus berbeda tapi makanan yang sama.

Kamu dengan karakter film, Jeongin dengan karakter dalam hidupnya. Senyumnya terus mengembang, dengan kecapan yang silih berganti, kalian saling menikmati waktu di Bioskop malam ini.

"Jeong, minta minum." tangan kirimu mengarah padanya, Jeongin dengan sigap beralih dari jagung ke minuman yang ada di tempat khusus kursinya.

"Nih,"

Kamu mengerutkan dahimu saat jari-jarimu gak dapat merasakan tempat dingin itu. "Mana Jeongin.." keluhmu.

"Lihat dulu makanya."

Kamu berdecak dan mendengus menerbangakan helaian poni tipismu, lalu kamu menoleh dan mendapati Jeongin yang tersenyum simpul di depanmu.

Alismu bertaut, "Kenapa senyum gitu?"

"Mau itu dulu Kak," pintanya dengan bibir yang sedikit maju untuk menunjuk sesuatu yang jadi maksudnya.

Tapi kamu mana paham, lantas kembali bertanya dengan jelas.

"Ih mau cium!" serunya agak keras dengan wajahnya yang kesal.

Kamu segera melotot, melirik ke sekitar yang untungnya tetap fokus pada film. Beruntung tempat di dekatmu kosong, hanya ada beberapa di depan dan samping. Itupun berjarak beberapa bangku.

"Jeong, apaan sih. Nggak ya, kakak udah bilang jangan lakuin itu sembarangan!" omelmu. Tapi Jeongin malah makin memajukan bibirnya dan mulai merajuk.

"Ya udah terserah."

Kamu menghela napasmu lelah. Sepertinya keputusan untuk membunuh Kim Samuel itu memang harus dilakukan.

Helaan kembali, lantas kamu membuat perhitungan, "Di pipi aja ya? Dua kali deh, tapi jangan di sana.. oke?"

Kamu masih harap-harap cemas, nggak mungkin kan kamu harus mencium Jeongin di depan umum tepat di bibir? Itu memalukan.

Lagipula, belum saatnya!

"Hmm.. oke. Tambah jadi empat kali di setiap sisi. Nggak mau tahu."

Oke, itu lebih baik dari pada harus di—argh! Kamu mengangguk dan Jeongin tersenyum senang dan mulai mendekatkan pipi sebelah kirinya terlebih dulu lalu sisi lainnya dan kembali lagi seperti awal.

"Sini minumnya. Kakak jadi ketinggalan film kan, ish." jengkelmu.

"Hehe, iya iya. Nih." kamu bernapas lega karena Jeongin benar-benar memberikan minuman bersoda itu padamu. Fokusmu kembali pada film dengan menyesap minuman lewat sedotan secara berkala.

Sengaja juga untuk menutupi wajah canggungmu selepas mencium kedua pipi Jeongin barusan.

Gi—





Cup




"Bonus ya, hehe."

Makasih untuk Jeongin, karena telah sekali lagi membuat hatimu berdemo dan mengabaikan film yang masih terputar 1 jam lagi karena sebuah kecupan kilat di pipi.

'Habis lo Samuel!!'

[ First of done to rewind chapter unlocked! ]

Sunday, 12 july 2020

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Thursday, 30 july 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang