25+ What I'm Talking About is

542 117 0
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

"Y/n, tunggu!"

Kamu yang tengah keluar dari ruang kelas untuk pindah ke materi selanjutnya tertahan oleh Seungyoun yang memanggil dari arah belakang.

Dia berdiri di depanmu, kamu menatapnya bertanya. "Nanti jalan yuk?"

Dahimu berkerut, "Tumben? Kenapa?"

Seungyoun mengusap tengkuknya pelan, "Ehm.. nggak mau? Ya ud—"

"Ya, okey. Tapi nanti, tunggu gue selesai les."

Wajah cerahnya langsung terpancar, senyuman manis itu terpatri. Kamu menggeleng pelan akan tingkahnya. "Udah ah, gue pergi dulu."

"Siap!"

Dengan itu, Seungyoun menghela napas lega. Ah, mungkin lebih ke gugup. Karena hatinya, masih enggan untuk jujur.

°°°

"Jeongin buruan! Kamu mana?!" sentakmu pada sambungan telepon sang empu suara berisik diseberang. Dahimu mengernyit bingung, melihat kembali layar ponselmu yang memang tersambung oleh Jeongin, tapi entah kenapa gak ada suaranya sama sekali.

"Jeongin? Halo?" sapamu lebih pelan, lagi hanya ada suara gemeresak dari sambungan itu. Kamu berdecak, memilih segera masuk ke area sekolah Jeongin untuk mencarinya.

Kelas, lapangan, belakang sekolah, telah kamu cari semuanya tapi anehnya, Jeongin nggak ada. Bibir bawahmu kamu gigit gelisah, Seharusnya kalau dia sudah pulang pasti menghubungi.

Tapi itu gak mungkin.

Karena Jeongin— nggak akan pernah meninggalkanmu.

Kamu kembali menghubungi nomornya, mengirim berbagai spam pesan yang sialnya gak dia gubris.

"Ah, sial! Ke mana sih?!" umpatmu frustasi.

Kembali bergerak dari halaman belakang sebelum saat akan melewati toilet laki-laki, seorang siswa yang kamu ketahui keluar dari sana. Segera kamu menyerukan namanya,

"Guanlin!"

Sang empu nama berhenti lantas membalikkan tubuhnya ke belakang, matanya membola akan siapa yang ia lihat saat ini.

Kamu berhenti tepat di depannya, mendongak dan langsung menyerbunya dengan pertanyaan akan keberadaan Jeongin di mana.

Guanlin mengusap tengkuknya pelan, mendesis sebelum mejawabnya, "Aku nggak tahu Kak, soalnya jam pulang juga udah dari tadi. Biasanya kalau nggak basket dia langsung pulang sih."

"Ah, gitu ya? Tapi.. harusnya dia hubungin kan." kamu menghela napas pasrah, kemudian mengucapkan terima kasih pada Guanlin sebelum pergi dari hadapannya.

Guanlin melihat punggungmu yang perlahan menjauh dengan langkah lemahnya, sebenarnya Guanlin gak tega, tapi mau bagaimana lagi, dia sendiri juga gak tahu teman behelnya itu berada.

Terakhir dia bilang saat hendak keluar kelas adalah—

Tunggu, sepertinya Guanlin tahu sesuatu. Dan itu bukan sesuatu yang bagus.

"Kak, tunggu!! Kayaknya aku tahu di mana Jeongin! Ayo ikut!" serunya.

Kamu yang mendengar lelaki tinggi itu berteriak nama Jeongin langsung berbalik dan mengikutinya ke arah halaman belakang sekolah.

"Kenapa ke halaman? Kakak udah cari di sini tapi nggak ada."

Di samping langkah cepat kalian Guanlin menoleh sekilas. "Udah periksa gudang?" tanyanya.

Kamu tersentak lantas menggeleng, kenapa di gudang? Pikirmu.

"Harusnya aku tahu kalau Jeongin bilang mau ketemu kakak kelas itu. Harusnya, aku gak biarin dia pergi sendiri Kak, maaf."

Alismu bertaut bingung, "Tunggu, kenapa emang? Kakak kelas siapa?" tanyamu.

Lalu saat kalian hampir tiba di sebuah ruangan terpencil di sudut halaman, gemaan suara dari dalam pun terdengar.

"LEPASIN! ARGH!!"



"JEONGIN!"

Matamu membola, seiring jantungmu yang memompa aliran darah lebih cepat karena langkah cepatmu yang berubah menjadi larian.

Matamu membola, seiring jantungmu yang memompa aliran darah lebih cepat karena langkah cepatmu yang berubah menjadi larian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Monday, 8 june 2020

+ aduh, ngga ikhlas aku bikin scene ini:(

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Friday, 17 july 2020

Done | Y. JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang