Hay Hay Hay.......
Author balikKalau kalian bingung sama sifat Eve dan Daniel yang berubah ubah, tunggu dulu ya...
Author buat karakter Eve yang lebih kuat, enggak mudah untuk di tindas.
Kalau Daniel, dia enggak bisa mengontrol emosi.
Setiap judul adalah teka-teki yg harus di pecahin buat Daniel nih..
Tunggu karakter yg lainnya lagi yang bakal menyapa kalian🤗
*************
"Hanya ini kemampuanmu melarikan diri?” Daniel mengucapkan kata itu dengan suara yang sangat keras
“hanya ini?.... kau salah, aku masih memiliki sesuatu untuk mu” balas Eve yang terbangun dari istirahatnya.
Eve mengeluarkan pisau dibelakang badannya, mengarahkan pisau itu tepat di depan wajah Daniel.
“kau ingin membunuhku?” balas daniel meremehkan gadis mungil di depannya.
Saat Daniel tersenyum meremehkan tingkah gadisnya, Eve dengan tenang tersenyum membalas senyum Daniel dan membuat seketika daniel berhenti tersenyum dan segera merebut pisau pada genggaman Eve.
######
Saat Daniel berusaha akan mengambil pisau tersebut, aksinya terlambat karena Eve sudah menyayat kan pisau itu tepat pada lehernya sendiri dan menyebabkan darah segar keluar dari luka itu.
Membuat Eve langsung terduduk di atas tanah, dan Daniel membeku di tempat saat meyaksikan gadis yang ia cintai ingin mati karena tak ingin bersamanya.
“kau terlalu meremehkan ku” kata terakhir Eve sebelum kegelapan menjemputnya.
Setelah ucapan Eve terakhir membuat Daniel sadar dan segera membopong tubuh mungil itu dan memanggil dokter untuk datang ke mensionya secepatnya.
----------
“ Tak ada masalah yang serius kan?” tanya Daniel langsung saat melihat dokter yang merawat Eve telah selesai menjalankan tugasnya.
“Nona Eve hanya melukai bagian terluar lehernya, pisau itu belum merusak pembuluh darah.
Jadi nona hanya perlu istirahat. Namun mungkin mentalnya akan sedikit terganggu” jelas dokter Nial
“Mantal ?”
“ya... kemungkinan mental nya sedikit terganggu, tapi kita belum tau pasti bagaimana kondisinya sebelum nona sadar, dan jika nona Eve telah sadar segera hubungi aku lagi untuk memastikannya. Dan satu lagi jangan melukainya lagi” ucap dokter Nial dengan berlalu pergi
“melukainya lagi? Aku tak bisa menjamin itu” ucap Daniel lalu pergi dari ruangan Eve tertidur atau bisa dikatakan katakan pingsan
_____
Eve terbangun di hari selanjutnya tepatnya saat menjelang malam, apa yang di katakan dokter Nial tak sepenuhnya terjadi pada gadis yang sedang mengangkat tubuhnya dari tempat ia tertidur tadi.
Pusing, itu yang di alami Eve saat ini, setelah Eve bisa berdiri dengan tegak ia segera menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya, saat ia sampai di depan cermin yang memantulkan bayangan wajahnya yang kusut dan belum lagi perban yang menghiasi leher putihnya membuat ia menggelengkan kepala atas apa yang terjadi padanya saat ini.
Setelah membasuh wajahnya agar sedikit lebih segar, Eve keluar berencana untuk mengambil sedikit makanan yang bisa ia makan untuk cacing di perutnya yang suah berdemo minta di isi.
Namun saat ia sedang membuka kulkas untuk melihat makanan apa yang bisa ia makan, ia di kejutkan dengan suara berat yang sangat ia kenal.
“Ingin makan apa, aku akan membuatkan?” tanya Daniel dari belakang Eve yang sedang membuka kulkas, bukanya jawaban yang di dapat kan Danial untuk pertanyaan yang di lontarkan.
Eve hanya mengambil sebutir telur dan mulai menggorengnya dan mengabaikan sesosok laki-laki yang menatapnya engan tatapan penuh tanya, setelah telur yang di masak eve sudah matang dan Eve akan membawanya ke meja makan, makanan itu sudah berpindah tempat ke tempat sampah.
“Apakah kau akan kenyang jika memakan sebutir telur itu?” tanya Daniel dengan tajam, dan lagi- lagi Eve mengabaikan pertanyaan Daniel saat ini karena tubuh Eve sangat lemah untuk berdebat dengan laki- laki otoriter di depannya.
“duduk di sini dan tunggu” perintah Daniel dan menempatkan tubuh eve pada salah satu kursi di dapur.
Eve hanya bisa melihat laki-laki yang ia ketahui bernama Daniel itu memasak dengan cekatan, setelah beberapa menit masakan pun terhidang di hadapan Eve engan asap yang mengepul.
Daniel menyendokan bubur yang ia masak tadi dan meniupnya setelah itu ia mengarahkan pada bibir Eve, Eve sedikit terdiam akan respon apa yang ia akan munculkan namun, rasa lapar menurunkan kewaspadaannya, sehingga Eve memakan makanan yang di suap kan Daniel pada nya.
“apakah enak?” tanya Daniel dengan suara pelan dan menunggu jawaban dari Eve, cukup lama untuk Eve menjawab pertanyaan itu.
“iya, ini enak” jawaban jujur dan lirih Eve membuat hati Daniel sedikit berbunga, karena gadis yang ia sukai memuji makanan yang ia buat.
Saat daniel terus menyendokan makanan pada Eve, daniel sedikit bercerita untuk menghilangkan keheningan yang terus ber putar di sekitar mereka.“dulu aku sangat sering memasak, untuk diriku sendiri tentunya. Aku selalu hidup sendiri, dan saat ini aku senang karena aku memiliki teman bicara seperti 13 tahun lalu”
“teman?” tanya Eve hati-hati takut menyinggung laki-laki dewasa di depannya
“iya, aku bertemu gadis kecil yang penuh keceriaan menghampiri remaja yang di anggap gila oleh orang-orang, tanpa takut terluka gadis itu mengajak remaja itu bercanda. Bahkan candaan konyolnya tidak membuat remaja itu mengalihkan pandangan mata nya pada tawa gadis kecil itu”
“dan remaja itu adalah dirimu?” tanya Eve memastikan dengan apa yang ada pada ingatan masa lalunya yang tak pernah ingin ia ingat lagi
“iya dan gadis kecil itu sekarang tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan sedang berada didepanku” jelas daniel dengan pandangan mata mengarah pada mata Eve yang sedikit bergetar karena takut
“kenapa kau bisa yakin jika itu aku, dan saat ini aku kenyang, aku akan kembali ke kamar” balas Eve cepat dan pergi menuju kamar yang biasa ia tempati.
______________________________________
👉Jangan lupa👈
👍vote dan komen yaaaaa 👍✌Maafkan typo yang✌ bertebaran dimana mana
Maafkan juga kalau salah penulisanya yaa
Cerita makin garing dan gak jelas!!
Elfa
KAMU SEDANG MEMBACA
Murderous Man
FantasyDaniel Rikzard "Ingin melarikan diri lagi? Tentu kau bisa melakukanya tapi jika tertangkap kau harus menerima hukuman mu, entah kaki atau tanganmu yang aku ambil dan aku pastikan kau tak akan bisa lari lagi" Evelincia Ryanza "Aku harus lari, terus...