32. Dia sudah menentukan pilihan

3.6K 265 91
                                    

25April2021

jangan lupa Vote dan komen yaa..
hehe...😀😀
maaf typo yg bertebaran dimana-mana

*
*
*
*
*
*
*
*

     Eve menggenggam tangan Daniel dengan bergetar dan mulai menumpahkan semua air mata yang telah ia pertahankan.

“aku akan kembali, kita mulai semua dari awal aku mohon” ucap Eve dengan terus memegangi tangan Daniel yang mungkin siap untuk melenyapkan seseorang.

“Pergi dan aku akan terus megejarmu,dan jika tertangkap seseorang akan terbunuh” balas Daniel dingin yang sudah di liputi dengan amarah yang ia pendam saat mencari gadis di depanya itu.

“Aku sangat mencintai mu” suara pelan Eve dan tarikan dari Kenanda membuat Daniel tak mendengarkan ucapan yang sangat ia tunggu sedari awal perjumpaan mereka.

****

“Kemasi semua barang mu, kita segera meninggalkan Negara ini” Kenanda mulai resah dengan memasukan semua barang yang mungkin ia perlukan untuk memulai pelarian kembali.

“Kak hiduplah dengan baik cari gadis yang akan menemani hari mu” Ucap Eve semakin membuat Kenanda merasa pusing.

“Apa yang kau pikirkan, kita hanya perlu pergi?” Kenanda mulai frustasi dengan Eve yang diam dengan pandangan yang semakin kosong.

“sampai kapan?.... aku akan menyelesaikan semuanya, kakak hiduplah dengan baik” Eve mulai melangkahkan kaki untuk menyelesaikan semua dendam yang tak berujung ini.

“jangan bodoh dan mengulangi kesalahan lagi” tegas Kenanda yang muali membentak Eve untuk meyadarkan gadis itu.

“Kesalahan? Memang apa kesalahanku kak?.... Semua orang meninggalkan aku sendiri termasuk kakak”

     Kata-kata Eve mulai menyadarkan ego Kenanda dan membuat pemuda itu terdiam untuk beberapa saat. Benar apa yang dikatakan Eve, ia adalah termasuk orang yang meninggalkan adiknya sendiri.

“aku akan kembali pada Daniel dan kita akan tetap berhubungan, aku mohon….. Daniel tak sekejam itu untuk membunuhku” jelas Eve yang hanya membuat Kenanda semakin berat untuk melepaskan adiknya.

“semua akan baik-baik saja kak” jelas Eve dengan memeluk Kenanda dengan erat.

“aku akan menghubungi mu” ucap Eve mulai pergi meninggalkan Kenanda yang terdiam.

****

“kerahkan semuanya untuk membunuh mereka berdua” perintah Daniel pada semua orang yang berada di ruangan itu.

“Kau ingin membunuh Eve?” Tanya Dokter Nial tak percaya.

     Siapa yang akan percaya jika Daniel akan melenyapkan seseorang yang sangat ia gilai itu dan kemungkinan terbesarnya Daniel akan mengikuti gadis itu, dalam artian ia akan membunuh dirinya sendiri.

     Semua yang berada di dalam ruangan itu terdiam termasuk Axel yang sangat menyukai pembunuhan pun memikirkan ujung yang sudah pasti akan terbentuk jika mereka melakukan itu.

    Ruangan yang hening itu terpecahkan oleh suara gadis penyebab semua masalah yang terjadi, pandangan semua orang langsung tertuju pada suara Eve.

“kau tak perlu memerintahkan banyak orang untuk membunuhku” Ucap lantang Eve dengan dikawal oleh penjaga.

“ah.. ternyata gadis kecil ini takut akan kematian” ucap Daniel berbeda dengan hatinya, Daniel sangat senang dengan kedatangan Eve namun ia tak lagi mempercayai ucapan gadis itu.

    Eve yang di remehkan sedikit kesal namun mengesampingkan rasa kesalnya dengan memerintahkan semua orang untuk meninggalkan ruangan dengan ia berdua dengan Daniel, namun tidak ada yang beranjak dari posisi mereka.

“kalian bias meninggalakan ku dengan gadis nakal ini” ucap Daniel santai pada semuanya
Setelah kepergian semua orang.

    Eve mulai mendekati Daniel yang duduk menyaksikan ia mendekat.
“apa yang sebenarnya kau inginkan?” bingung Eve yang sudah berdiri tepat di depan Daniel.

   Dengan senyum angkuh Daniel menegakan tubuhnya dan mendekatkan tubuhnya pada Eve yang menunggu jawaban dari nya.

“dirimu yang selalu di sisiku” bisik Daniel tepat di depan wajah Eve.

“bukankah aku menawarkan seperti yang kau inginkan? Lalu apa yang membuatmu tak senang” bingung Eve semakin melebarkan senyum menyeramkan Daniel.

“aku tak bodoh untuk kembali mempercayai ucapan mu”

“jadi bagaimana membuat ku tetap di sisimu?” balas bodoh Eve.

“mungkin dengan kematianmu” jawab santai Daniel membuat Eve menegang dan hening beberapa saat.

    Eve yang telah menguasai dirinya sendiri mulai menghembuskan nafas lelah dengan semua kegilaan pria didepanya ini.

“kau tak akan menyesal?” Tanya Eve memastikan tindakan yang akan ia lakukan.

“tentu tidak mungkin aku menyesal, aku akan mengawetkan mayatmu atau aku akan ikut mati. Itu akan menjadi pilihan yang sangat indah” jawab Daniel belum menyadari Eve yang mundur beberapa langkah.

“jangan membuat mereka menjadi penjahat dan jangan membunuh dirimu sendiri, kau bias mengawetkan mayatku” jawaban Eve mulai menyadarkan Daniel dengan tingkah Eve yang mulai mengambil senjata api yang berada di balik rok yang Eve kenakan.

“jangan berbuat gila” bentak Daniel yang mulai mendekat dan memegang senjata yang mengarah pada Eve, dan Eve tak melepaskan senjata itu sehingga menjadi ajang tarik menarik di antara mereka.

“lepaskan atau aku akan menembak diriku” ancam Eve yang mengingatkan jika jarinya tepat berada di depan pengait senjata itu.

“itu tidak akan pernah” ucap Daniel dengan menarik senjata itu dan Eve yang tanpa sengaja menekan pengait senjata api itu.

DORR….

    Suara tembakan yang menyebabkan keterkejutan semua orang yang beraa di luar, dan membuat mereka semua memasuki ruangan penyebab suara itu.

   Mereka semakin terkejut melihat atasan mereka banyak megeluarkan darah dengan Eve yang menangis memegangi luka tembakan pada bahu Daniel dengan tangan yang sangat bergetar.

“Tolong… aku mohon tolong” bingung Eve melihat banyak darah yang terus keluar melewati tangan mungilnya.

“apa kau senang?” Tanya Daniel yang tak merasa kesakitan sama sekali.

“apa yang kau katakana?... jangan berbuat bodoh lagi……” tangisan Eve membuat mereka semua semakin mendekat dan Daniel yang malah terkekeh.

“ah…. Kau selalu memainkan trik bodoh itu” suara Daniel mulai melemah dan saat Eve ingin membalas Daniel sudah tak sadarkan diri lagi.

“apa yang kalian lihat cepat bawa ke rumah sakit” marah Eve pada anak buah Daniel yang hanya melihat mereka, setelah mereka semua tersadar mereka mulai membantu mengagkat tubuh besar itu.

“bawa kekamar aku akan mengobatinya” ucap  Dokter Nial membuat semua orang menoleh dan mengingat jika mereka memiliki dokter.

“Dokter Nial aku mohon sembuhkan Daniel”mohon Eve pada Dokter Nial.

    Eve menunggu di  depan kamar dengan beberapa orang yang menemani termasuk Lia dan Axel, sedangkan Arin sudah di bawa Axel pada kamarnya.

     Eve terus menangis  didekapan Lia dengan Lia yang terus menenangkan gadis yang lebih muda darinya itu.

    Dokter Nial keluar dengan santai den membuat semua orang mengerubungi dirinya.

“bagaiman keadaanya?” Tanya Eve pertama setelah dokter Nial keluar.

D.ElfaNabila

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Murderous ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang