30

3.3K 243 23
                                    

2Januari2021

Jangan lupa Vote dan Komen
Typo bertebaran, komen jika menemukan typo

:
:
:
:
:
:
:

       Jika Eve memilih kakaknya, salah satu wanita di depannya akan merenggang nyawa karena menggantikan posisinya dan ia akan membangunkan jiwa monster itu. Tapi ia belum siap menerima pernikahan ini.

“ikut kakak Eve, kita sudah lama tak beretemu dan menghabiskan waktu sebagai saudara. kakak ingin menebus semua kesalahan kakak” ucap Ken yang berada dibandara dengan telephone yang sudah terhubung dengan Eve.

     Eve yang mendengar suara lemah kakaknya membulatkan tekat untuk menemui kakaknya terlebih dahulu dan mencari penjelasan lebih. Dan tentu saja ia tak bodoh untuk mengorbankan nyawa orang lain lagi.

“ berikan pakaian itu” Eve segera menuju kamar mandi dan segera mengganti baju yang ia kenakan.

     Eve menuliskan sesuatu pada tisu yang ia temukan dan menaruhnya di dalam sepatu hak yang akan ia kenakan di pernikahan, berharap pria itu memeriksa dan tak membuat keributan.

     Setelahnya, apa yang di pikirkan Eve benar. Salah seorang perias akan menggantikan tempatnya. Dan baru mengetahui jika mereka benar-benar perias yang sangat handal terbukti dengan wajah Eve yang sangat berubah dari sebelumnya.

    Eve dan salah satu perias mulai melangkah pergi tanpa adanya kecurigaan karena penampilan Eve yang sangat berubah dan beruntungnya kamar yang di gunakan tidak di lengkapi cctv.

     Tapi memang jika di perhatikan banyak sekali pria bertubuh besar yang berjaga di manapun mata Eve mamandang, sungguh pengawasan yang ketat pikir Eve.

    Eve sudah meninggalkan area hotel dan menuju kebandara, ia sedikit  takut atas apa yang ia pilih. Ia terus berdoa agar pria itu memeriksa sepatu yang berada di kamar mandi.

    Waktu terus berjalan, saat Eve mamasuki area bandara, Daniel sedang murka karena mendapati mempelai wanitanya pergi dan semua pengawasan yang sangat ketat tak membuahkan hasil.

     Daniel mulai hilang kendali dan memerintah semua penjaga untuk mencari Eve sampai besok, dan jika tidak menemukan Eve mereka akan sama dengan penjaga di depan pintu yang sudah meregang nyawa.

    Nasib perias yang menggantikan Eve tentu saja  tak luput dari amukan Daniel, perias itu sudah di seret dan dibawa untuk di siksa dan di korek informasi yang di perlukan.

   Seorang pria yang mendorong kursi roda hanya tersenyum semangat melihat kekacauan di depan matanya, walau ia baru menginjakan kaki namun ia sudah dapat menebak jika Daniel tertipu untuk kesekiankalinya.

“kau senang?” tanya dokter Nial mendekati Axel yang hanya melihat sekeliling

“ah... terlalu kentara bukan kah bigitu dokter?” senyum mengembang diwajah Axel membuat ia menjadi menyeramkan.

“berikan dia pada ku, dan urus masalah ini” perintah dokter Nial yang akan merebut seseorang yang berada di kursi roda.

“tentu tidak, tuanku hanya Daniel bukan dirimu” balas Axel yang sedikit marah.

    Axel melangkah mendekati telinga dokter Nial dan membisikan kata yang hanya bisa di dengar oleh dokter Nial dan Lia yang berada tak jauh dari mereka karena dapat melihat pergerakan bibir Axel dengan jelas.

“bukan kah tak nyaman berpura-pura menjadi normal” bisik Axel dan setelahnya ia mnyeringah pada Lia.

     Axel melangkah pergi dengan Arin di kursi rodanya, entah apa yang terjadi pada gadis itu yang membuatnya tak bisa mengucapkan satu patah kata.

    Axel memerintah yang lain untuk membawa Arin menuju ruangan kususnya dan ia harus menyelesaikan masalah yang mungkin sangat mengasikan itu.

****

“kakak...”lirih Eve yang melihat kakaknya tak bisa berdiri tanpa bantuan tongkat.

“aku akan jelaskan nanti, sekarang kita harus pergi” Ken segera menggandeng tangan adiknya dan membawa Eve menuju pesawat yang telah di siapkan.

“kita kan kemana kak, kakak salah paham” Eve mulai ingin menangis dengan semua masalah yang sangat rumit ini, dan setelah ucapan Eve, Ken segera mempercepat langkahnya untuk pergi ia merasa adiknya sudah diperdaya.

   Eve hanya diam menerima tarikan dari kakaknya dan mengikuti langkah kakaknya.Mereka meninggalkan Negara New York dan menuju entah tak di ketahui Eve.

    Ken hanya terdiam dalam perjalanan yang menurut Eve sangat mengerikan, seperti penjahat yang kabur pikir Eve.

    Mereka mendarat dan Eve mulai tahu  jika mereka menuju korea, tempat kelahiarn mama mereka.

“kenapa korea?”

“tidak ada hanya  merindukan mamah” jelas Ken membuat Eve manggangguk.

    Eve merasa nyaman berada di tanah kelahiran mamahnya, ia merasa  banyak memiliki teman. Eve melihat banyak orang berlalu lalang dan merasa tidak sendiri.

    Kadang Eve merasa kesepian dan risih dengan pandangan orang tentangnya, karena ia berbeda ia mewarisi hampir seluruh gen dari mamahnya kecuali mata, dan itu membuatnya terlihat sedkit berbeda.

    Ken mengantar Eve menuju rumah yang terlihat minimalis didekat pantai dan membuat Eve tersenyum akan keindahan pemandangan yang di  suguhkan.

“ini adalah rumah yang pernaah di gunakan saat keluarga kita berlibur dulu, kau bisa menggunakan uang di lemari untuk kebutuhan mu. Dan aku sudah menyiapkan berkas baru untuk mu” jelas Ken menghentikan kegaguman Eve dan membuat Eve harus mencerna kata-kata yang sangat mengerika itu.

“maksud kakak?... kakak memintaku menjalani kehidupan dengan melarikan diri?” tanya Eve tak percaya.

“hanya ini yang kakak bisa lakukan untuk melindungimu. Kakak tak bisa melawanya” sesal Ken mulai terduduk lemah, Eve yang melihat sisi lemah kakaknya hanya dapat menyalurkan kehangatan melalui pelukannya.

“ini semua kesalah pahaman kak, Daniel tak melakukan semua yang kakak tuduhkan” lirih Eve dengan pelukan yang terus mengerat untuk keduanya.

“aku tahu Eve, tapi keluarga merekalah penyebab kehancuran kita. Merka melenyapkan mamah papah.. membuat kita menjadi anak yatim piatu” Eve baru pertama kali melihat kakaknya menjadi sangat lemah di depanya.

“ jadi apa yang kakak inginkan?”

“ hiduplah dengan tenang, kakak akan membereskan semuanya” jawab Ken yang mulai bangkit.

“apa maksud kakak?”

“kakak akan meg...” belum sempat Ken menyelesaikan ucapanya Eve sudah menyela dengan suara yang keras.

“tidak, jika kakak ingin aku hidup dalam pelarian kakak harus menemani ku. Aku tak mau sendiri kita mulai dari awal” ucap capat Eve menghentikan ucapan kakaknya yang kemungkinan terbesar akan menjadi penyesalan yang paling besar dalam hidupnya.

“tak bisa, itu terlalu beresiko”

“jika kakak bersikeras, aku akan menyusul mama”marah Eve.

“baiklah,aku akan menuruti ucapanmu. Kita mulai dari awal hanya kita berdua” mereka membereskan masalah apapun yang akan menimpa mereka baik masa lalu maupun masa yang akan datang.

    Eve sendirian di lantai atas rumah mungilnya dan melihat laut dengan pandangan sendu, “maaf aku tak bisa menepati ucapanku” lirih Eve mulai melangkah masuk ke dalam rumah.

D.ElfaNabila

Murderous ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang