28. 2 Sahabat

3.3K 260 15
                                    

08November2020

ig : D.ElfaNabila
Youtube :HanElfaBil

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

"Aku ingin menangis tapi bibir ini tersenyum"

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Jangan lupa tekan tombol Bintang dan Komen Typo yang bertebaran agar author bisa koreksi...

sampai jumpa di part berikutnya...

.
.
.
.
.


     Setelahnya Axel memisahkan mereka dan mulai menyayat lengan dan kaki Arin namun dengan sisa kekuatan yang di miliki oleh Lia, ia mendorong tubuh Axel dengan tubuhnya dan membuat mereka terguling.

“ahh... ternyata kau ingin duluan, seharusnya bilang tak perlu membuat bajuku kotor” lirih Axel membuat kedua gadis itu semakin ketakutan.

“kumohon jangan lakukan” ucap Arin dengan sisa kesadaranya ingin melindungi Lia yang sudah tak sadarkan diri menghantam kursi di sekitar mereka.

    Axel tak mengindahkan apa yang dikatakan Arin, ia menyeret tubuh Lia yang tak sadarkan diri menjauhi Arin yang berusaha menggapai tubuh Lia.

“sebenarnya tak asik bermain dengan yang diam, tapi ia membuatku kesal” ucap Axel yang terus menyeret  tubuh Lia.

    Saat sudah mendapatkan tempat yang tak diganggua Axel mulai mencari sesuatu yang memungkinkan untuknya bermain, ia menemukan cambuk yang terpajang di dinding dan mulai mengarahkan pada tubuh Lia.

Ctarr..

“satu tak ada teriakan... dua tak ada reaksi... tiga membosankan” setelah menghitung tiga kali cambukan dan melihat darah pada tubuh Lia yang hanya terdiam membuat Axel semakin keras mencambuki tubuh itu.

“Axel hentikan” ucap Dokter Nial yang entah darimana sudah berdiri di belakang Axel.

“apa yang dilakukan seorang dokter di ruangan ku”ucap Axel tanpa menoleh dan merasa acara nya yang membosankan akan dihentikan.

“bukankah tidak ada perintah untuk membunuh mereka, kenapa kau lakukan”

“apa mereka terbunuh?.. mereka masih hidup bukan” kesal Axel

“ya.. hampir terbunuh” sindir dokter Nial melihat keadaan dua gadis yang ikut terseret masalah Daniel dan Eve.

“apa yang sebernya kau inginkan dokter” kali ini Axel mengucapkan kata dengan melihat lawan bicaranya.

“aku akan membawa mereka”

“tidak untuk keduanya, setelah kedatangan gadis bodoh itu aku jarang bermain karena Daniel tak pernah memberiku maianan lagi, jadi biarkan aku bermain” ucap Axel membuat dokter Nial menggelengkan kepala bahwa kegilaan Axel melebihi Daniel.

    Jika Daniel sudah mendapatkan obatnya dan lebih mudah di kendalikan untuk saat ini berbeda dengan Axel yang tak pernah memiliki kenangan.

“ingat tidak ada kata membunuh” ucap dokter Nial mulai menilai keadaan yang terjadi, ia tak bisa melawan Axel jadi ia harus sedikit mengalah. Situasi yang rumit pikir dokter Nial.

“bawa Lia kumohon” lirih Arin mulai menyuarakan suaranya yang hampir di telan kesunyian.

    Dengan pandangan iba ia melihat keadaan gadis yang bersuara tadi dan melihat gadis yang tak sadarkan diri di dekat Axel.

“kau yakin, tak akan menyesal?” tanya dokter Nial memastikan pilihan gadis yang di ujung kematian itu.

“kumohon selamatkan Lia” lirih Arin kembali. Dokter Nial sedikit bingung ia melihat keadaan Arin yang  sangat mengenaskan dimana tubuhnya banyak  mengeluarkan darah dan banyak luka di tubuhnya namun ia juga bingung dengan tubuh diam Lia.

     Mungkin yang dikatakan gadis kecil ini benar, gadis yang bernama Lia mungkin lebih parah keadaanya sampai tak sadarkan diri.

“waktumu tak banyak dokter” ucap Axel memperingati.

    Dengan langkah besar dokter Nial mulai menggendong tubuh Lia dan membawanya pergi.

“jadi kau memilih mati” ucap axel pada Arin yang didengar Lia saat tubuhnya di gendong oleh dokter Nial, Lia sadar namun hanya sesaat dan setelahnya kegelapan mulai menjemputnya kembali

###

    Setelah menceritakan perpisahanya dengan Arin pada Eve, membuat kedua gadis itu meneteskan airmata dengan spontan.

“maaf aku tak bisa menyelamatkan Arin maaf...maaf...” ucap Lia dengan rasa bersalah yang menyelimuti dirinya.

“aku akan menyelamatnkan nya apapun yang terjadi” kukuh Eve

“apa lukamu sudah membaik?” tanya lagi Eve memastikan bahwa sahabat pertamanya ini sudah sehat.

“dokter  Nial merawatku dengan baik” balas Lia yang tak menghentikan tangisanya.

“kita akan menyelamatkan Arin” semangat Eve dengan memeluk tubuh Lia yang bergetar karana tangisan.

“bagaimana?.... aku sudah sering bertanya dengan dokter Nial dimana Arin, tapi ia menjawab tidak tahu. Dan keluarga Arin..... terus memerintah seseorang untuk mencarinya. Jujur aku takut Eve” jelas Lia membuat Eve sedikit tertegun, sahabatnya yang sangat ceria dan selalu menebar senyum itu berubah180 derajat.

“aku janji akan menemukan Arin, aku akan menanyakan pada Daniel dia pasti tahu” jelas Eve membuat setitik harapan untuk  nya dan Lia.

*****

    Setelah pertemuannya dengan Lia, Eve menjai sedikit resah dan bagaimana ia akan menanyakan keadaan Arin pada Daniel, ia sedikit takut jika Daniel akan menjadi monster kembali.

    Namun ia tak bisa menundanya terlalu lama, bisa jadi saat ia akan menyelamatan Arin ia sudah kehilangan sahabat untuk selamanya.

    Eve menggelengkan kepala mengenyahkan pikiran terburuk yang kemungkinan terjadi, Daniel yang ada disebelahnya merasa sedikit aneh dan merasa jika Eve sangat ingin berbicaara banyak hal.

    Dengan mengelus puncuk kepala Eve Danial memulai pembicaraan

“apa yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja?”

Pandangan Eve menjadi terarah pada  Daniel dan merasa heran bagaimana pria itu tau isi pikiranya

“jangan memandangku seperti itu, kau sangat menggemaskan aku bisa tak kuat” canda Daniel membuat pikiran Eve menjadi ambigu

“tidak seperti itu” malu Eve

“boleh aku bertanya?” ulang lagi Eve dengan suara yang lirih

“tentu apapun, bukankah aku suah mengatakanya” pandangan Daniel benar-benar membuat Eve menjadi sangat berbunga dan mulai berani menanyakan apa yang berada dalam pikiranya.

“emm...Daniel bagaimana keadaan Arin?.. aku sudah bertemu dengan Lia lalu bagaimana dengan Arin?” tanya berulang Eve dan Daniel hanya diam membuat Eve menjadi sangat gugup
Beberapa detik terdiam akhirnya Daniel membuka suara dan jawabanya membuat eve bingung dengan sedikit terkejut.

“kau akan sangat terkejut jika melihatnya, jadi sembuhkan dulu kakimu lalu kita akan menemui mereka” apa yang akan membuat Eve terkejut, apa pikiran terburuk yang terus menghantui Eve benar adanya.

    Daniel tak membahas lagi dan mulai memejamkan mata menuju alam mimpi dengan menarik Eve ke dalam pelukanya.

    Eve yang berada pada pelukan Daniel hanya dapat menerka-nerka apa ia akan mendapat berita yang sangat mengejutkan.

“jangan tidur dulu, aku belum selesai bertanya” cegah Eve yang melihat Daniel akan terlelap.

“besok, akan aku jelaskan semua kesalah pahaman yang terjadi. Saat ini aku benar-benar merindukanmu” Eve yang mendapat jawaban frontal Daniel menjadi malu karena mendapat cinta yang tak pernah ia dapatkan.

D.ElfaNabila

Murderous ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang